fbpx

SANTAPAN HARIAN KELUARGA, 22-28 November 2020

jemaatgpmsilo.org

Tema Mingguan : ” HIDUP DALAM KEMURAHAN HATI”

Minggu, 22 November 2020         

bacaan : Matius 20 : 1 – 15

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur
"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

HIDUP DALAM KEMURAHAN HATI TUHAN

Tanpa terasa kita sudah berada di minggu ke-4 bulan November 2020, walaupun ada banyak persoalan maupun tantangan yang kita hadapi, namun cinta kasih dan anugerah Tuhan yang ajaib dan luar biasa selalu menuntun, menyertai dan memberkati kehidupan kita semua. Kita mesti bersyukur bahwa Tuhan tetap memakai kita dan memberi kesempatan untuk bekerja, belajar, mengabdi dan melayani bersama dengan Tuhan demi kehidupan yang diberkati Tuhan. Memang terkadang dalam sifat kemanusiaan, kita merasa tidak adil dengan berbagai kenyataan hidup soal keberhasilan, keberuntungan dan kesuksesan orang lain dibandingkan dengan diri kita. Hal tersebut dapat membuat kita bersungut-sungut, seumpama pekerja yang kerja lebih awal dan bersungut ketika tahu bahwa upahnya sama dengan pekerja yang baru masuk kerja. Padahal ia dengan tuan yang punya kebun anggur telah sepakat soal upah yang diterima 1 dinar sehari. Soal pembayaran upah adalah hak tuannya, dan tidak perlu sebagai pekerja bersungut-sungut dan menilai seakan tuan bersikap tidak adil. Jangan kita persoalkan besar dan kecil hasil atau jumlah yang kita dapat atau peroleh. Sekalipun kecil namun dengan bersyukur pasti akan mencukupi bahkan berkelimpahan. Sekalipun besar namun jika kita tidak tahu mengucap syukur pasti akan kurang dan terus kurang. Marilah sebagai keluarga Allah, kita mengucap syukur atas kemurahan hati Tuhan yang selalu memberkati kehidupan kita. Untuk itu gunakanlah kesempatan yang Tuhan berikan untuk bekerja, belajar, mengabdi dan melayani dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita tanpa perlu menghitung besar kecil apa yang kita dapat, sebab Tuhan yang punya hidup ini akan tetap setia mengenapi janji dalam kesepakatannya dengan kita.

Doa: Tuhan terima kasih atas kemurahan hati-Mu yang nyata dalam kehidupan kami, ajarlah kami untuk selalu bersyukur pada-Mu. Amin.

Senin, 23 November 2020         

bacaan : Roma 9 :  15 – 16

15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." 16 Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

HIDUP KARENA KEMURAHAN ALLAH

Tuhan Allah bermurah hati kepada bangsa pilihan-Nya Israel. Allah memilih Israel bukan karena mereka bangsa yang baik dan benar. Namun keterpilihan mereka merupakan wujud kehendak bebas Allah yang selalu bermurah hati kepada siapapun yang telah Ia pilih dan kehendaki. Hal ini ditegaskan dalam bagian firman Tuhan melalui surat pastoral Paulus kepada jemaat di Roma, dengan mengutip firman Tuhan kepada Musa ketika mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian Kanaan (bd.Kel.33:19). Hal ini mau menegaskan tentang cinta kasih Allah dalam Kristus yang tidak pernah berubah. Cinta kasih Allah sebagai gambaran sosok Allah yang selalu bermurah hati kepada Israel serta kehidupan kita sekeluarga. Walaupun kehidupan Israel dan juga kita, sering mendukakan hati Allah dengan sikap dan perilaku hidup yang tidak setia dan tidak taat kepada Allah. Apakah sikap dan perilaku hidup Israel termasuk kita yang demikian lalu merubah karakter Allah yang bermurah hati itu? TIDAK, Allah tetap setia kepada janji-Nya, Allah setia untuk selalu menuntun, menyertai dan memberkati bangsa yang dipilih-Nya, termasuk kita sekeluarga. Apakah juga Allah membiarkan umat pilihan-Nya serta keluarga kita hidup dalam kedegilan hati terhadap Allah? TIDAK, karena Allah begitu mengasihi umat pilihan-Nya. Allah sangat mengasihi kita umat-Nya, sehingga IA juga menghajar, mendidik dengan keras demi pemulihan dan keselamatan umat pilihan-Nya, ibarat anak yang dididik dengan rotan demi kehidupan dan masa depannya (bd. Amsal 23:13). Untuk itu kita patut bersyukur atas kemurahan hati dari Sang Pemilik Hidup, Allah dalam Kristus yang selalu menuntun, menyertai dan memberkati kehidupan kita yang diwujudkan melalui sikap dan perilaku hidup setia dan taat kepada perintah dan kehendak-Nya. 

Doa: Tuhan kami bersyukur untuk kemurahan hati-Mu yang telah memilih dan menyelamatakan hidup kami, amin

Selasa, 24 November 2020        

bacaan : Mazmur 37 : 21 – 26

21 Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. 22 Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan. 23 TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; 24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. 25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 26 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.

DOKTER “SERIBU RUPIAH”

Saya tertarik dengan sebuah artikel tentang kemurahan hati seorang dokter dengan sebutan “dokter seribu rupiah”. Artikel ini mengkisahkan bahwa Klinik dokter F.X. Soedanto terletak di Jayapura. Sudah 33 tahun ia mengabdi di sana. Masyarakat mengenalnya sebagai “Dokter Seribu Rupiah” sebab ia hanya mengenakan biaya Rp1.000,- bagi tiap pasien yang berobat. Dr. Soedanto bahkan rela tidak dibayar jika pasien benar-benar tak mampu. Semua ini ia lakukan untuk menolong orang miskin. Pertanyaannya, apakah dokter lima anak ini bisa hidup nyaman dengan penghasilan sekecil itu? Untuk hidup mewah memang tidak bisa. Ia hidup bersahaja. Kendaraannya hanya sebuah mobil tua. Namun, kepada seorang wartawan ia berkata, “Semuanya cukup bagi kami.” Yah, kepuasan hidup tidak ditentukan dari banyak sedikitnya harta. Dalam Mazmur 37, pemazmur membandingkan antara hidup orang fasik dan orang benar. Orang fasik bisa saja punya harta berlimpah yang diperoleh dengan cara menipu, menindas orang miskin, dan mengalahkan orang jujur. Namun, semua harta itu tak akan mampu membahagiakan hidupnya. Tanpa penyertaan Tuhan, semua yang ia kumpulkan bisa habis dalam sekejap. Sebaliknya, orang benar itu disertai Tuhan. Harta bendanya mungkin sedikit, tetapi berkat dan pertolongan Tuhan menjaga tiap langkahnya. Dengan demikian, ia bisa mengalami kecukupan. Kenyang pada hari-hari kelaparan, bahkan masih bisa berbagi dengan sesama. Belajarlah untuk hidup dalam kemurahan hati walau mungkin tidak sesuai dengan maunya dunia ini. Ingatlah hidup orang benar itu selalu identik dengan kemurahan hati. Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan Allah.  

Doa: Tuhan, bentuklah hati kami supaya selalu dipenuhi kemurahan. Amin.

Rabu, 25 November 2020            

bacaan : Amsal 25 : 21

21 Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air.

TETAP BERMURAH HATI KEPADA MUSUH

Menjadi orang yang murah hati di tengah situasi yang betul-betul sulit, membutuhkan tantangan tersendiri. Apalagi jika bermurah hati untuk menolong seorang musuh, bisa dibayangkan bagaimana mungkin itu terjadi. Kita bisa belajar dari sebuah artikel cerita yang menginspirasi keluarga kita di hari ini tentang seorang Sersan Kirkland, yang adalah seorang anggota Pasukan Konfederasi pada Perang Saudara Amerika Serikat (1861-1865). Setelah mengumpulkan ransum, Kirkland  melompat tembok yang memisahkan mereka dengan tentara musuh dan menolong seorang prajurit yang memerlukan bantuannya. Dengan mempertaruhkan nyawanya, Kirkland yang disebut “Malaikat dari Dataran Tinggi Marye” itu menjadi saluran belas kasihan Kristus bagi musuhnya yang terluka. Mungkin kita juga pernah disakiti oleh seseorang, bahkan dibenci. Namun ketika dia membutuhkan pertolongan kita karena musibah atau bencana yang menimpanya, bagaimana reaksi kita? Apakah kekecewaan kita dan sakit hati  atas perbuatannya akan mengalahkan kemurahan hati kita untuk memberi pertolongan? “Kasihilah musuhmu” (Mat 5: 44), dan juga  bacaan kita hari ini berkata, “Jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum” (bd. Rm 12: 20). “Jangan kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” Tantangan ini mendorong keluarga kita untuk meniru sikap hidup Kirkland, seperti juga Kristus yang tetap mengasihi orang-orang yang telah menyalibkan-Nya, bahkan mengampuni segala perbuatan mereka. Hari ini, marilah “melompati tembok” kenyamanan kita untuk memberikan penghiburan dari Allah bagi mereka yang membutuhkannya. Kemurahan hati kita menghadirkan Kristus dalam hidup saudara-saudara kita yang membutuhkannya, termasuk mereka yang membenci kita.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk selalu bermurah hati. Amin.

Kamis, 26 November 2020     

bacaan : Amsal 11 : 17

17 Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.

KEMURAHAN HATI MENDATANGKAN KETENTRAMAN

Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri”. Bill Hybels mengatakan bahwa ini bukan hanya sebagai motivasi berbuat baik melainkan sebuah keuntungan yang tak terelakkan. Suatu malam saya sedang menebus resep obat di Apotik Gidion Farma dan ada seorang pengemis yang duduk di depan pintu masuk Apotik. Pengemis itu tidak meminta kepada saya, tetapi hati saya tergerak untuk memberikannya uang. Dan setelah saya memberi, hati saya diliputi perasaan bahagia, perasaan senang karena sudah melakukan kebaikan dan ini selalu saya rasakan setiap kali melakukan kebaikan. Jadi rupanya melakukan kebaikan itu berdampak kepada diri kita. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh bacaan kita hari ini, bahwa orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri. Berbuat baik itu adalah suatu keuntungan yang tak terelakkan. Dengan kata lain, saat kita berbuat baik, kita merasa senang. Hal ini bukan berarti kita merasa hebat, puas diri atau membenarkan diri. Namun kita seperti mengalami kelembutan, ketenangan dan merendahkan diri dalam kesadaran bahwa kita menjadi penyalur kasih Allah. Mengapa kita merasa senang ketika melakukan kebaikan? Karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah yang memiliki sifat yang baik. Pada saat kita melakukan kebaikan, maka kita sedang berfungsi seperti keinginan Allah. Apakah tujuan Tuhan menciptakan kita didalam Kristus? Tak lain untuk melakukan pekerjaan baik, pekerjaan kemurahan hati. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Jadi jelas kita diciptakan untuk berbuat baik. Saat kita melakukannya, maka kita memenuhi tujuan hidup. Pada Waktu kita melakukan kebaikan, maka hal itu bukan hanya menjadi berkat bagi orang lain melainkan juga mendatangkan sukacita bagi hidup kita.

Doa: Tuhan, terima kasih telah menciptakan kami demi kebaikan. Amin.

Jumat, 27 November 2020    

bacaan : Yeremia 3 : 12 – 13

12 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya. 13 Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada orang-orang asing di bawah setiap pohon yang rimbun, dan tidak mendengarkan suara-Ku, demikianlah firman TUHAN."

KEMURAHAN HATI TUHAN MENYELAMATKAN KEHIDUPAN

Saya pernah menyaksikan sebuah film drama seri “The Tudor” yang mengkisahkan tentang kehidupan Raja Inggris yaitu Henry VIII. Setiap kali ada bangsawan atau pejabat yang berkhianat, maka mereka diberikan kesempatan untuk memohon pengampunan kepada Raja Henry VIII. Namun, pengampunan ini hanya supaya mereka tidak disiksa. Meskipun Raja Henry memberikan pengampunan, namun mereka tetap harus dihukum mati dengan cara dipacung. Hal ini dikarenakan hukum di Inggris begitu ketat terhadap pengkhianat yaitu harus dihukum mati. Apakah hukum Tuhan seperti hukum yang ada di Inggris? Tidak saudaraku! Saat kita melakukan kesalahan, saat kita meninggalkan Tuhan, sesungguhnya Tuhan tidak pernah memperhitungkan kesalahan kita, sesungguhnya Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita. Dalam ayat bacaan hari ini, Tuhan begitu membenci dosa pengkhianatan yang dilakukan umat-Nya. Dia bahkan menyebut umat-Nya seperti seorang wanita sundal murahan yang berhubungan dengan siapapun. Walau demikian, Dia tidak pernah membuang umat-Nya sama sekali. Sebaliknya Dia mengundang mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya (13, 22). Dia pun berjanji akan memulihkan keadaan umat-Nya bila mereka sungguh-sungguh berbalik kepada-Nya dari segala dosa mereka. Apakah saat ini kita sudah lama jauh bergelut dengan dosa dan kesalahan? Apakah kita sudah jauh melarikan diri dari Tuhan? Dengarkan panggilan-Nya bagimu dan bagiku untuk bertobat. Terimalah kasih karunia, kemurahan, pengampunan dan pemulihan-Nya!

Doa: Tuhan terima kasih buat kemurahan-Mu bagi hidupku. Amin.

Sabtu, 28 November 2020        

bacaan : Amsal 19 : 17

17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

BERBELAS KASIH KEPADA ORANG LEMAH

Allah tidak pernah berhutang kepada kita, karena memang Dia adalah Allah yang memiliki segala sesuatu. Namun nas kita mengatakan bahwa : “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang lemah, memiutangi Tuhan yang akan membalas perbuatannya” (ay.17). Allah bisa berhutang bukan karena kita meminjamkan sesuatu kepada Dia, tetapi karena perbuatan kita kepada orang lemah. Apakah itu? Ketika kita menaruh belas kasihan kepada orang lemah. Tuhan senang dengan orang yang perduli terhadap sesamanya. Dia menghargai perbuatan orang yang melakukan sesuatu terhadap orang lain, karena didorong belas kasihan. Belas kasihan menunjuk pada sikap yang turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dan orang yang mendapatkan belas kasihan itu adalah orang yang lemah atau tersisihkan yaitu orang yang sering tidak memiliki jalan untuk mendapatkan pertolongan dari orang lain. Memberi didasari oleh belas kasihan merupakan sebuah cara untuk melayani Tuhan dan Dia akan memberi upah kepada orang yang berbuat demikian. Allah merasa berhutang kalau ada orang yang melakukan perbuatan baik bukan karena dia mampu tetapi karena didasari oleh sikap belas kasih. Sebab ada banyak orang mau menolong karena mereka mampu melakukannya atau karena tujuan-tujuan tertentu. Dan Allah tidak harus membalas perbuatan mereka, karena mereka sudah mendapatkan upahnya, yaitu kebanggaan diri sendiri dan pujian dari orang lain. Jadi, keperdulian kita pada sesama harus didasari oleh belas kasihan, dan Allah akan membalas perbuatan kita itu dengan berkat-berkat-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ajarilah kami untuk berbelas kasih bagi orang lemah, Amin.

*sumber : SHK bulan November 2020, terbitan LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *