fbpx

Santapan Harian Keluarga, 9 – 15 Desember 2018

AMBON, jemaatgpmsilo.org

Minggu, 09 Desember 2018                         

bacaan : Matius 24 : 3 – 14

3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” 4 Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. 8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. 9 Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, 10 dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. 11 Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. 12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. 13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Gempa bumi, tanda kiamatkah ?

Dalam salah satu media online diberitakan bahwa gempa yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia seperti Lombok, Donggala dan Palu disebut sebagai satu peringatan datangnya kiamat. Apakah sebagai orang percaya, kita juga memiliki pemahaman yang sama? Nas bacaan kita lahir dari alam pikiran Yahudi yang membagikan waktu ke dalam dua masa yakni masa sekarang dan masa depan. Masa sekarang merupakan masa yang buruk dan tidak ada lagi harapan untuk diperbaiki oleh manusia. Masa ini hanya dapat diperbaiki jika Allah campur tangan secara langsung. Karena itu, diantara kedua masa ini akan datang Hari Tuhan, dimana Allah melakukan transformasi terhadap masa sekarang. Hari Tuhan dikaitkan dengan kedatangan Yesus kedua, yang ditandai dengan terjadinya peristiwa-peristiwa yang mengerikan, misalnya perang, kelaparan termasuk gempa bumi. Terkait dengan peristiwa-peristiwa tersebut, penulis injil mengarahkan pikiran kita sebagai pembaca untuk tidak menafsirkannya secara harafiah. Sebab semua itu hanyalah gambaran untuk menegaskan bahwa Allah tidak meninggalkan dunia, sekalipun kejahatan merajalela. Sebaliknya Allah tetap terlibat untuk membawa dunia pada suatu masa depan dengan keadaan yang baru. Masa dimaksud harus diawali dengan kehancuran total semua standart moral dan disintegrasi dunia sebagai awal dari penciptaan kembali. Allah bermaksud agar dunia mengalami keadilan dan kemurahan, sebab rancangan Allah adalah penciptaan suatu dunia baru yang lebih dekat dengan Allah. Tanggung jawab untuk berubah dan mentransformasi hidup haruslah menjadi perhatian utama kita dalam menanti kedatangan Tuhan.

Doa : Dengan ketaatan kami menanti kedatanganMu, Tuhan. Amin

 

Senin, 10 Desember 2018                               

bacaan : Ibrani 11 : 32 – 40

32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, 33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, 34 memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. 35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. 36 Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. 37 Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. 38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. 39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. 40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. 

Beriman dengan Belajar dari Tokoh

Menemukan nama Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dalam nas bacaan ini, mengingatkan kita pada masa kecil saat bersekolah minggu. Pada waktu dulu, nama-nama mereka sering disebutkan oleh guru sekolah minggu bukan hanya supaya kita mengetahui dan mengenal tokoh dalam Alkitab, namun supaya kita meneladani kehidupan mereka sebagai orang-orang yang taat dan setia pada perintah Tuhan Allah. Aspek meneladani juga diharapkan terjadi bagi kita yang sementara membaca nats Alkitab tersebut sekarang ini. Penulis surat Ibrani berusaha membangkitkan keberanian dan rasa tanggungjawab yang baru dengan mengenang kembali masa lalu. Supaya kita tetap mengingat juga bahwa campur tangan dan pertolongan Allah tidak akan berkurang. Apa yang telah Allah lakukan pada masa lalu, akan Ia lakukan juga pada masa kini. Iman merupakan hal utama dan penting yang menjadi pembelajaran kita dari masa lalu. Iman yang dimiliki oleh orang-orang masa lalu telah membuat agama Yahudi tidak dapat dimusnahkan, yang mana dari agama dimaksud Yesus dapat dilahirkan di dunia. Hal ini berarti dengan iman orang-orang yang mati sahid, Tuhan Allah menggenapi janji keselamatan kepada manusia melalui kelahiran Yesus Kristus. Jadi marilah dengan iman yang teguh di minggu-minggu advent ini, kita dapat membuka jalan bagi kedatangan Yesus untuk menyatakan keselamatanNya bagi kita bahkan seluruh dunia ini.

Doa : Ya Tuhan, tolonglah kami supaya iman kami tetap teguh dalam masa-masa penantian ini. Amin

 

Selasa, 11 Desember 2018                              

bacaan : Ibrani 10 : 32 – 39

32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, 33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37 “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” 39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Menanti Dalam Ketekunan

Pagi itu terlihat lagi seorang karyawan berpakaian rapi memasuki kantor tempat ia bekerja. Seperti biasa ia masuk pagi-pagi dan melakukan pekerjaannya, termasuk membersihkan kantor. Sudah dua minggu tidak ada lagi office boy untuk membersihkan kantor tersebut. Bahkan, sebagian besar karyawan ternyata tidak masuk kantor, sebab mereka menunggu pembayaran gaji yang sudah dua minggu mengalami keterlambatan.Pihak pimpinan sebenarnya sudah menginformasikan keterlambatan pembayaran gaji dan meminta maaf dari para karyawan, namun mereka tidak menerima alasan tersebut. Menariknya, sikap seperti ini tidak dimiliki oleh Anton yang setia masuk kantor pagi itu. Menurut Anton, sudah ada penjelasan pimpinan dan dia bertanggung jawab untuk tetap melakukan pekerjaannya. Suatu ketika, Anton mendapat panggilan dari atasannya dan kepadanya diberikan jabatan baru yang lebih tinggi. Menurut atasannya, Anton memiliki rasa tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi terhadap lembaga. Ia berani menghadapi tantangan dan tetap tekun melakukan tugasnya. Sikap seperti ini dalam nas bacaan kita dijelaskan sebagai sikap bertahan sampai akhir atau ketekunan. Sikap bertahan membutuhkan cara pandang untuk menjalani hidup dalam pengharapan serta bersikap teguh atau tabah, agar memperoleh kemenangan iman, sebagai wujud kemenangan kita pada saat Kristus datang. Untuk itu, setia dan bertahan dengan hidup berpengharapan haruslah menjadi cara beriman kita dalam menanti kedatangan Tuhan.

Doa : Kami menanti kedatanganMu, ya Tuhan dengan tabah dan tekun. Amin

 

Rabu, 12 Desember 2018                            

bacaan : Lukas 21 : 25 – 28

Kedatangan Anak Manusia Perumpamaan tentang pohon ara

25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Bangkitlah, Nantikan Kedatangan Tuhan!

Ketika berbicara tentang kedatangan Tuhan pada kali kedua, ada banyak argument dan spekulasi yang muncul terkait dengan hal tersebut. Tak sedikit yang mengaitkannya dengan peristiwa-peristiwa alam atau kejadian-kejadian yang sulit dipahami dalam logika manusia, termasuk juga kejahatan yang semakin meningkat. Namun dengan membaca nas bacaan kita hari ini, kita menemukan bahwa kapan dan bagaimana itu terjadi bukanlah urusan kita. Kita tidak perlu menyusahkan diri dengan hal-hal yang ada di luar logika kita untuk menganalisanya. Namun satu kebenaran besar yang ada dalam bacaan kita bahwa sejarah tetap berlangsung dan menuju pada tujuan yakni Yesus Kristus akan menjadi Tuhan yang senantiasa menyatakan keselamatan bagi semuanya. Kata “bangkitlah dan angkatlah mukamu” dapatlah diartikan sebagai kata yang menuntut cara kita menyikapi seluruh keadaan yang sulit dengan mata yang tertuju kepada Tuhan Allah, karena itu kita tidak akan kecewa, sedih bahkan putus asa, melainkan tetap tegar, berani dan percaya menatap ke depan bahkan masa depan. Dalam minggu-minggu advent ini, mungkin ada diantara kita yang memiliki banyak persoalan dan beban-beban hidup yang tidak mampu lagi ditanggung. Bahkan ketidakberdayaan diri bisa saja semakin menjerumuskan kita pada keadaan yang lebih sulit. Namun firman Tuhan mengajak kita untuk menemukan masa depan yang lebih baik dengan kesediaan memberlakukan firman itu dalam kehidupan kita dan Tuhan akan menyelamatkan kita. Iman kita pasti tidak akan sia-sia.

Doa : Ya Tuhan dengan kekuatanMu, kami bangkit untuk melihat karya selamatMu. Amin

 

Kamis, 13 Desember 2018                             

bacaan : Lukas 21 : 29 – 33

29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. 30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. 31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. 32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”

Jangan Hidup Mapan, Nantikanlah Dia!

Di Palestina pohon Ara adalah pohon pertama yang memperlihatkan daunnya dan menjadi pertanda datangnya musim semi. Yesus memberi perumpamaan pohon Ara untuk menegaskan tentang adanya tanda-tanda yang mendahului kedatangan Kerajaan Allah. Penggenapan tanda-tanda tersebut mengingatkan manusia bahwa kedatangan kerajaan Allah sudah dekat. Ketika Firman Tuhan ini diberitakan pada masanya, tanda-tanda tersebut erat kaitannya dengan peristiwa kejatuhan Yerusalem, namun ternyata setelah kejatuhan Yerusalem, kedatangan Yesus yang kedua belum terjadi. Hal ini berarti bahwa pesan Firman Tuhan bagi kita yang membacanya sekarang, agar selalu sadar dan siuman menanti kedatangan Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak bisa hidup dalam situasi yang mapan, sebaliknya kita harus hidup dalam situasi penantian terus menerus. Supaya saat Tuhan datang, kita dapat bersama-sama dengan-Nya. Ketika Yesus mengatakan bahwa “tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu”, tidak hanya berarti bahwa nubuat Yesus benar atau Yesus tidak berbohong, namun lebih daripada itu Yesus membutuhkan juga iman dan ketaatan kita terhadap apa yang dikatakan-Nya. Sebab dengan iman dan ketaatan, kita akan bisa mengetahui tanda-tanda kedatanganNya dengan tepat dan kita tahu apa yang mesti kita lakukan sebagai orang yang percaya kepadaNya

Doa : Ajarkan kami untuk menanti kedatanganMu dalam ketaatan kepadaMu ya Tuhan.

 

Jumat, 14 Desember 2018                             

bacaan : Wahyu 6 : 12 – 17

12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. 13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. 14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. 15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. 16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” 17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Hari Penghakiman

Bencana-bencana hebat dan berbagai kejadian alam yang mengerikan selalu dipakai oleh nabi untuk menggambarkan hari Tuhan atau hari penghukuman. Peristiwa-peristiwa tersebut pun dianggap sebagai lambang dari murka Allah yang berkecamuk. Menariknya pada nas bacaan kita diceritakan bahwa ketika peristiwa-peristiwa tersebut terjadi semua orang bersembunyi dalam gua-gua. Orang-orang tersebut dicirikan sebagai kelompok sosial yang berbeda, yaitu : orang kaya, orang berkuasa, orang merdeka dan budak, dan penulis lebih menekankan kelompok yang memiliki kekuasaan. Dalam pandangan manusia, orang-orang ini biasanya dilihat sebagai orang-orang yang hidup jauh dari penderitaan dan kesusahan. Mereka memiliki berbagai fasilitas dan kekuasaan yang dapat mereka pakai untuk memberi rasa aman dan nyaman pada diri mereka. Tapi dalam bacaan ini, kita bisa menemukan cara Tuhan memposisikan semua orang sama di dalam penghukumanNya. Bahkan siapapun dia, termasuk orang yang memiliki kekuasaan tidak dapat bertahan menghadapi murka Tuhan Allah. Begitu mengerikan dan menakutkan hukuman Tuhan menuntut kita untuk senantiasa hidup dalam pertobatan dan pembaharuan hidup. Perbedaan-perbedaan yang selalu kita buat, dengan menempatkan posisi kita lebih benar, lebih baik, lebih kuat, lebih kaya dll, sehingga menciptakan kesenjangan, ketimpangan dan ketidakadilan hidup sudah harus kita hentikan. Sebab di mata Tuhan, semua manusia sama dan Ia akan memperlakukan semua orang sama dengan caraNya.

Doa :  Jauhkanlah kami dari murkaMu, ya Tuhan. Kasihani dan baharuilah kami. Amin

 

Sabtu, 15 Desember 2018                               

bacaan : Amsal 3 : 27 – 35

Anjuran untuk berbuat baik

27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. 28 Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: “Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu. 29 Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. 30 Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. 31 Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, 32 karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. 33 Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. 34 Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya. 35 Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.

Berbuat Baik menghadirkan Sukacita

(Renungan Keluarga Persiapan Adventus III)

Minggu Adventus ketiga adalah minggu sukacita (gaudete) yang ditandai dengan penyalaan lilin berwarna merah muda, sebagai tanda umat bersukacita menyambut kedatangan Tuhan. Sukacita yang dimaksud bukanlah sekedar bersenang atau bergembira tetapi suasana yang dihadirkan oleh orang – orang kristen yang menyambut kedatangan Tuhan dan mendatangkan sukacita bagi orang lain. Dalam kitab Amsal 3 : 27 – 35, penulis kitab Amsal menganjurkan umat Tuhan untuk menghadirkan sukacita lewat perbuatan – perbuatan baik. Perbuatan baik yang dianjurkan adalah : berbagi dengan sesama yang membutuhkan, hidup berdamai dengan orang lain, hidup penuh kasih, setia dan jujur. Orang kristen wajib berbuat baik, walaupun ia berhadapan dengan banyak godaan kejahatan, misalnya : godaan terhadap kesetiaan kepada keluarga,  godaan uang, godaan kedudukan/jabatan. Banyak orang yang jatuh dalam godaan itu karena tidak mampu menjalani hidup yang berkenan kepada Allah. Jadi, orang kristen disebut berdosa bukan saja ketika ia melakukan kejahatan tetapi juga ketika ia tidak melakukan kebaikan.  Dalam kehidupan keluarga, akan ada sukacita ketika semua anggota keluarga merasakan perbuatan baik yang dilakukan satu terhadap yang lain. Setiap suami dapat menghadirkan sukacita ketika ia selalu setia mengasihi isteri dan anak-anaknya dan ia bekerja dengan jujur bagi kehidupan keluarganya. Setiap isteri dapat menghadirkan sukacita ketika ia melayani suami dan anak-anaknya dengan penuh cinta kasih. Setiap anak dapat menghadirkan sukacita ketika hidupnya dengar-dengaran, dan menghargai orangtua. Setiap orang dapat menghadirkan sukacita dimanapun ia berada, dalam pekerjaan dan pelayanan di gereja dan masyarakat, ketika ia bekerja dan melayani dengan setia dan jujur. Marilah kita merayakan Adventus ketiga dengan menghadirkan sukacita, lewat tutur kata dan perbuatan – perbuatan kita yang baik dan berkenan kepada Allah. Selamat memasuki perayaan Adventus yang ketiga…! (MRT)

Doa : Tuhan, jadikanlah kami pembawa sukacita, dengan selalu berbuat baik

 

*sumber : SHK Bulan Desember 2018, Penerbit LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *