fbpx

Santapan Harian Keluarga, 17 – 23 Maret 2019

AMBON, jemaatgpmsilo.org

Minggu, 17 Maret 2019                                

bacaan : Yohanes 3 : 1 – 21 (T)

Percakapan dengan Nikodemus
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. 2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” 3 Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” 4 Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” 5 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” 9 Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” 10 Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? 11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. 12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? 13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; 21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Dilahirkan Kembali = Perubahan Hidup

Perubahan besar di kehidupanku, Sejak Yesus di hatiku

Di jiwaku bersinar terang yang cerlang, Sejak Yesus di hatiku

Sejak Yesus di hatiku (2x), Jiwaku bergemar bagai ombak besar

Sejak Yesus dihatiku

Lagu yang terdapat dalam buku pujian Pelengkap Kidung Jemaat nomor 239 ini, selalu dipakai sebagai nyanyian liturgis merespon pengakuan dosa dan anugrah pengampunan dosa. Judulnya “Perubahan Besar” tidak hanya menggambarkan keadaan yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya telah terjadi dalam kehidupan seseorang yang percaya pada Yesus, namun hendak menegaskan pula komitmennya untuk berubah sejak ia sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Perubahan hidup ini dapatlah dikatakan sebagai hasil akhir dari proses dilahirkan kembali. Yesus beberapa kali menegaskan pentingnya dilahirkan kembali kepada Nikodemus ketika ia tidak mengerti tanda-tanda yang Yesus lakukan. Ketidakmengertian Nikodemus yang mengartikan bahwa ia belum sepenuhnya percaya kepada Yesus, telah mendorong Yesus untuk menegaskan pentingnya pertobatan dan hidup baru kepada Nikodemus. Air dan roh mengartikan kelahiran baru yang terjadi dengan campur tangan Allah, sehingga membuat seseorang akan semakin beriman kepada Yesus Kristus dan menaruh pengharapannya hanya kepadaNya. Dilahirkan kembali atau mengalami kelahiran baru menjadi langkah penting bagi kita selaku orang percaya, supaya Yesus Kristus pun menjadi pusat dari iman kita yang kokoh.

Doa: Kami mau mengimani-Mu saja ya Kristus. Baharuilah kami. Amin

 

Senin, 18 Maret 2019                                 

bacaan :  Yohanes 4 : 46 – 54 (T)

Yesus menyembuhkan anak pegawai istana

46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” 50 Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Iman Yang Hidup

Orang-orang yang beriman, lihatlah – beranilah. Malaikat jauh lebih dekat dari yang kau pikirkan”, merupakan salah satu quotes dari seorang pendeta yang bernama Billly Graham. Dalam quotes ini, Graham memulainya dengan menekankan tentang hal beriman, yang mesti berwujud dalam tindakan melihat dan sikap berani. Hal ini terlihat, ketika Yesus berbicara kepada seorang pegawai istana yang anaknya sedang sakit. Yesus menghendaki iman pegawai istana tersebut menjadi iman yang hidup atau iman yang aktif dan nyata, bukan iman yang pasif dan tertutup dalam dirinya saja. Karena itu, pegawai istana pun menjawab perkataan Yesus dengan tindakan imannya yakni “pergi”. Ia pergi dan berjalan menuju rumahnya untuk melihat anaknya dan berharap mendapatkan keadaannya seperti yang dikatakan oleh Yesus. Keyakinannya yang besar terhadap perkataan Yesus menjadikan perjalanan pegawai istana tersebut sebuah perjalanan iman. Perjalanan itu pun tidak sia-sia, sebab belum sampai di rumahnya, pegawai istana tersebut telah mendengar kabar bahwa anaknya hidup pada waktu yang sama dengan waktu Tuhan Yesus mengatakan kepadanya: “Anakmu hidup”. Semakin besarlah iman pegawai istana tersebut mendapatkan mujizat yang besar terjadi dalam kehidupannya. Ia lalu membawa seluruh keluarganya untuk percaya kepada Kristus. Marilah kita belajar bertumbuh dalam iman kepada Kristus, sama seperti pegawai istana dimaksud. Iman yang bertumbuh tersebut tentunya harus teraplikasi dalam kata dan perbuatan kita. Supaya dengan demikian, seluruh keluarga kita pun mengalami keselamatan dari Tuhan.

Doa:  Ya Kristus, Tuhan kami, ajarlah kami senantiasa menyatakan iman kami yang hidup. Amin.

 

Selasa, 19 Maret 2019                                      

bacaan : Kisah 9 : 1 – 19a (T)

Saulus bertobat
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” 5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!” 11 Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” 13 Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” 18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. 19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.

Berubah Untuk Menjadi Alat Kesaksian

Seorang laki-laki yang tanpa disengaja membunuh tetangganya, mengatakan kepada istrinya: “Saya mau bertobat dan setelah bebas dari tempat ini, saya ingin melayani Tuhan”. Mendengar pernyataan suaminya ini, istrinya pun menangis tersedu-sedu. Ia menemukan kembali suaminya yang dulu, setelah beberapa tahun yang lalu pergi meninggalkannya dengan anak-anak dan mengikuti wanita lain yang menjadi selingkuhannya. Kata wanita tersebut dalam sebuah percakapan singkat: “Saya bukan istri Lot yang melihat ke belakang. Saya ingin menatap hidup ke depan bersamanya. Kami adalah suami-istri. Benar, bahwa kami pernah hidup terpisah beberapa waktu lamanya, namun kami tidak pernah bercerai. Dia pernah melakukan kesalahan di masa lalu, namun sekarang dia telah menyadari kesalahannya dan mau berubah. Sebagai istri, saya harus menerima dia apa adanya, mengasihinya dan memberi dia kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kehidupannya ke depan pasti akan lebih baik, bahkan hidup keluarga kami pun tentunya menjadi lebih baik pula.” Cerita ini menegaskan tentang pentingnya pertobatan dan pembaharuan hidup, dan Tuhan telah menjadi pelaku utama terjadinya hal dimaksud. Sama seperti yang terjadi dan dialami oleh Paulus. Kebutaannya menjadi titik awal penentu perubahan hidupnya dan Tuhan yang telah berprakarsa melakukan hal tersebut. Hal ini berarti bahwa ketika Tuhan berkehendak untuk memakai seseorang menjadi alat kesaksian bagi kemuliaan namaNya, maka Ia dapat mengubah orang yang paling berdosa menurut dunia menjadi seorang yang benar. Sebuah proses kelahiran baru pun terjadi dan dialami oleh orang tersebut.  Marilah sebagai orang percaya, kita juga terbuka untuk mengalami campur tangan Allah untuk mengubah kita. 

Doa: Pakailah kami sebagai alatMu ya Tuhan! Untuk itu, baharuilah kami dengan cinta kasihMu yang sejati. Amin.

 

Rabu, 20 Maret 2019                                

bacaan : Yohanes 4 : 1 – 26 ( T )

Percakapan dengan perempuan Samaria
Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes 2 –meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, — 3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. 4 Ia harus melintasi daerah Samaria. 5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” 8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” 11 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 13 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” 15 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” 16 Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” 17 Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” 19 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 21 Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” 25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 26 Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” 

Mengenal Tuhan, Menjadikan Keluarga Hidup Benar

Ada ungkapan yang bilang “tak kenal maka tak sayang”. Karena itu dalam relasi, baik dengan Tuhan maupun dengan sesame dibutuhkan proses saling mengenal dengan baik. Supaya dengan demikian, kita bisa mengenal seseorang dengan lebih baik melalui tutur katanya, sikap dan perilakunya. Tetapi untuk Tuhan, Dia sendiri yang lebih dulu memperkenalkan diriNya kepada kita. Itu juga yang terjadi dalam percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria ditepi sumur Yakub. Dari percakapan yang dibangun maka Yesus lalu mengatahui dan mengenal Perempuan Tersebut secara utuh dengan segala problematika hidupnya. Tidak ada yang dapat disembunyikan satu iota pun dari Yesus. Semuanya terbuka dan telanjang. Dan yang menarik adalah bahwa perempuan itu pun mengaku dengan jujur kepada Yesus tentang seluruh hal ikhwal kehidupannya. Dan dari situlah dia pun menarik kesimpulan bahwa yang berbicara dengannya adalah Messias (Yesus) yang sedang dinanti-nantikan oleh orang-orang Samaria juga, ketika Yesus katakan, Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau. Lahirlah sebuah pengakuan iman  yang tercetus dari ketulusan hati  sebagai tanda dimulainya sebuah hidup baru. Hidup yang tidak lagi dikuasai oleh roh-roh kedagingan melainkan oleh Roh Kudus. Hidup yang telah diselamatkan oleh Yesus. Begitu juga dengan hidup kita sebagai keluarga-keluarga Kristen. Dibutuhkan keterbukaan hidup dihadapan Tuhan, apa adanya kita dengan segala problematika hidup yang kita alami dan jalani.. Hanya oleh pengenalan yang benar terhadap Yesus dan kuasaNya, maka hidup kita menjadi berubah, hidup dalam persekutuan yang benar dengan Yesus, hidup sebagai anak-anak Allah.

Doa:  Terima kasih Tuhan, sebab oleh pengenalan yang benar tentang Engkau, hidup kami menjadi baru. Amin.

 

Kamis, 21 Maret 2019                                    

bacaan : Kisah 8 : 9 – 19 ( T )

9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. 10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: “Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.” 11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. 12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. 13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. 14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. 18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, 19 serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.” 

Jadikan Hidup Keluarga Yang Berkenaan Bagi Tuhan

Untuk berubah menjadi baru dalam hidup (hidup baru dalam Kristus), tidak semudah orang membalik telapak tangan. Dibutuhkan sebuah proses panjang yang terkadang berliku-liku sebelum seseorang mengambil keputusan percaya. Hal ini seperti yang disaksikan  dalam ayat-ayat bacaan kita (Kis. 8:9-19), tentang seseorang yang bernama Simon yang cukup lama menakjubkan rakyat Samaria dengan sihir-sihirnya. Tetapi ketika Filipus salah seorang rasul Tuhan Yesus memberitakan injil Kerajaan Allah, mereka semua lalu berbalik (Perempuan dan laki-laki) untuk percaya kepada Yesus dan memberi diri dibaptis. Hal ini diperkuat dengan kehadiran Petrus dan Yohanes yang membaptiskan mereka dengan Roh Kudus sehingga mereka kepenuhan Roh Kudus. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang dahsyat yang dilakukan para rasul disertai tanda-tanda dan mujizat sehingga banyak orang berbalik dari hidup lama mereka dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus dan menerima karunia Roh Kudus melalui akta baptisan kiudus. Perlu sebuah penghayatan yang sungguh dan benar yang terus-menerus berproses dalam hidup kita sebagai keluarga anak-anak Tuhan, kalau kita mau membuka hati dan hidup kita terhadap karya Kristus oleh kekuatan Roh Kudus, sebab hanya Tuhan yang sanggup membolak-balik hati kita dan mengerjakan dalam kita, perilaku hidup yang benar (hidup baru) yang dikehendaki Tuhan. Hidup yang tidak lagi dikuasai oleh roh-roh kedagingan yang membawa kepada kematian, tetapi Roh Kudus yang membawa kepada hidup yang kekal.

Doa: Ya Tuhan, baruilah seluruh hidup kami agar tetap berkenan kepadaMu. Amin.

 

Jumat, 22 Maret 2019                                     

bacaan : Kis. 8 : 26 – 40 ( T )

Sida-sida dari tanah Etiopia

26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. 27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. 28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. 29 Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” 30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” 31 Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. 33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. 34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” 35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. 36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” 37 (Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”) 38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. 39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. 40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Semakin Dihambat, Berita Injil Semakin Merambat

Berita injil, semakin dihambat semakin merambat melewati tembok-tembok kegerejaan ke dunia luar, dunia sekuler. Bagi manusia, mungkin mustahil kedengarannya, tetapi tidak bagi Allah dalam yesus Kristus. Sebab ternyata pemberitaan injil tidak hanya menjadi kebutuhan  percaya orang-orang Kristen saja tetapi bagi seluruh isi dunia (bd Mat. 24:14). Karena itu rasul-rasul dipersiapkan; setiap orang percaya dipersiapkan untuk melakukan hal itu melalui ruang-ruang kehidupan dan ruang-ruang kerja yang Tuhan sediakan, supaya di sana setiap orang Kristen menjadi bukan saja pemberita-pemberita injil tetapi juga penderita-penderita injil yang setia dan rendah hati. Seperti yang nyata dalam pembacaan kita dihari ini, ketika seorang Sida-sida (Pembesar dari Etiopia) menerima Kristus dan percaya dan memberi dirinya dibaptis oleh Filipus rasul Kristus. hal ini mau dibilang bahwa berita injil tak bisa dibendung oleh kekuatan apapun dan siapapun. Sebagai keluarga-keluarga Kristen, kita semua terpanggil untuk melalukan tugas suruhan Tuhan ini, mulai dari diri kita sendiri (mama dan papa dan anak-anak) saling diperlengkapi menjadi orang-orang yang bertanggung jawab atas panggilan memberitakan injil yang kemjdian berjenjang naik dalam gereja dan dalam masyarakat. Semuanya bertujuan utnuk menjadikan hidup kita baru dihadapan Allah; hidup dalam relasi yang benar; hidup yang terus memberi buah yang berkenan bagi kemuliaan nama Tuhan. Dengan begitu akan semakin banyak orang menjadi percaya dan memiliki persekutuan dengan Tuhan. Pakailah setiap kesempatan yang disediakan bagi kita dan yakinlah dalam persekutuan dan dalam tugas-tugas bersaksi dan melayani tentang injil Kristus, jerih juang kita tidak sia-sia. Tuhan menolong kita semua.

Doa: Pakailah hidup kami Tuhan menjadi alat kesaksian dan pelayanan bagi kemuliaan namaMu. Amin.

 

Sabtu, 23 Maret 2019                               

bacaan :  1 Yohanes 5 : 1 – 5 (T)

Iman mengalahkan dunia
Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. 3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, 4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. 5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? 

Hadapilah Setiap Masalah Dengan Tenang dan Percaya

Setiap keluarga ada salibnya masing-masing, ungkapan ini hendak menjelaskan bahwa setiap keluarga menghadapi permasalahan yang berbeda. Bahkan setiap orang sering menghadapi berbagai permasalahan yang sulit dan mendatangkan penderitaan. Apakah itu kecelakaan, musibah, penyakit atapun masalah keuangan, hubungan suami istri, orangtua dan anak, dan berbagai masalah lainnya. Soalnya adalah bagaimana orang percaya menghadapi dan menyelesaikan permasalahannya. Apakah dia tetap kuat untuk bertahan ataukah hilang harapan dan putus asa? Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 5:1-5, mengatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus adalah orang-orang yang dilahirkan menjadi anak-anak Allah, artinya bahwa setiap orang yang beriman dan percaya pada Yesus, akan diberi status baru sebagai anak-anak Allah yang ditebus dan dibaharui oleh Allah sendiri. Iman yang dimaksud ibarat ranting dan pohon, ketika ranting itu melekat pada pohon, pasti akan tumbuh subur dan berbuah lebat. Iman dan percaya kepada Tuhan Yesus adalah kekuatan untuk menghadapi berbagai persoalan. Yesaya 30:15b katakan: “….dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”. Orang yang percaya kepada Yesus akan tetap tenang menghadapi persoalan sebesar apapun. Bersikap tenang dan percaya bukan berarti tidak melakukan apa-apa, tetapi membiarkan Yesus dan Roh Kudus-Nya bekerja menyelesaikan persoalan kita, yang harus kita lakukan sebagai orang percaya adalah terus menebar perbuatan-perbuatan baik kepada sesama kita. Bagaimana dengan kehidupan keluarga Kristen saat ini? Firman Tuhan mengingatkan kita agar selalu bersikap tenang dan percaya menghadapi setiap permasalahan, yakinlah bahwa Allah dalam yesus Kristus akan bertindak untuk menyelesaikannya bagi kita.

Doa: Tuhan ajarlah kami untuk tenang dan percaya hanya pada-Mu. Amin.

 

*sumber : SHK terbitan Maret 2019 LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *