fbpx

Santapan Harian Keluarga, 15 – 21 Desember 2019

AMBON, jemaatgpmsilo.org

Minggu, 15 Desember 2019 (Adv. III)

bacaan : Filipi 4 : 2 – 9

Nasihat-nasihat terakhir

2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. 3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. 4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Menyambut Kedatangan Tuhan dengan Sukacita

Perayaan Minggu Adventus yang ketiga ini ditandai sebagai minggu sukacita. Warna liturgisnya adalah merah muda (pink). Kata kunci yang terdapat pada bagian Alkitab kita (Filipi 4:2-9) adalah “bersukacitalah senantiasa”. Mengapa kita diajak untuk bersukacita? Sementara mungkin saja hidup kita sedang dirundung oleh beban-beban gumul yang berat, penderitaan, penyakit yang menahun, dan juga ancaman-ancaman lainnya. Tetapi kalau kita diajak untuk bersukacita, itu juga tidak berarti bahwa kita melupakan keseharian hidup kita yang penuh beban. Bersukacitalah senantiasa memiliki beberapa hal mendasar: 1). Dengan bersukacita kita diajak untuk sehati-sepikir di dalam Tuhan, dengan sehati-sepikir itu kita bisa saling memaafkan satu dengan yang lain. 2). Dengan bersukacita, selalu tersedia pertolongan/bantuan dari teman-teman sekerja untuk saling mendamaikan. 3). Dengan bersukacita berbagai perbuatan baik yang kita lakukan kepada sesama saudara dan teman mendapatkan hasil yang optimal, dan kebaikan-kebaikan tersebut harus disaksikan keluar untuk diketahui banyak orang sebab Tuhan sudah hampir datang. Kalau Tuhan datang, yang Ia kehendaki adalah hidup orang Kristen menjadi hidup yang bebas dari kekuatiran, kekecewaan, dan keputusasaan, dan hidup yang selalu berpengharapan di dalam Tuhan, saling mengasihi, saling menolong, dan saling berbagi dalam kelemahlembutan untuk kepentingan bersama. Sukacita bukan sekedar upaya menghibur diri, tetapi bersedia berbagi, serta menyatu rasa dengan penderitaan yang dialami dunia di sekitar kita. Karena itu, kita diajak untuk bersukacita bukan hanya di balik tembok-tembok keagamaan, melainkan bersama Yesus Kristus Putera Natal, membagi sukacita kepada semua orang yang membutuhkannya.

Doa: Tuhan, biarlah sukacita terus mewarnai kehidupan kami menyambut kedatangan-Mu. Amin.

Senin, 16 Desember 2019                      

bacaan : Mazmur 69 : 31 – 37

30 (69-31) Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; 31 (69-32) pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah. 32 (69-33) Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali! 33 (69-34) Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan. 34 (69-35) Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya. 35 (69-36) Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; 36 (69-37) anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Tetaplah tenang dan bersukacita..

Sonya sedang galau dan hatinya teramat sakit karena Gabriel suaminya melakukan tindakan kekerasan terhadapnya. Sebagai seorang isteri, Sonya sangat mencintai Gabriel dan karena itu dia ingin agar suaminya itu berubah. Sonya membawa rasa sakitnya itu kepada Tuhan dalam doa dan pergumulan dengan harapan Tuhan akan mengubah hidup suaminya….”

Saudaraku, Pemazmur juga punya banyak musuh yang selalu melakukan ketidakadilan terhadapnya. Mazmur 69 merupakan doa dan pergumulan pemazmur agar Tuhan  membela yang benar dan menghukum yang bersalah. Namun pergumulan pemazmur tidak keluar dari hati yang membenci. Pemazmur sadar bahwa Allah punya kehendak bebas untuk melakukan apa yang IA mau, termasuk memberikan hukuman yang setimpal bagi mereka yang bersalah. Karena itu setelah bergumul dalam doa (ayat 1 – 30), ratapan pemazmur berangsur berubah menjadi pujian dan sukacita (ayat 31 – 37: bacaan kita).

Saudaraku, kini kita telah tiba di minggu Advent ke-3. Dalam persiapan kita untuk merayakan Natal Kristus dan menyongsong kedatangan-Nya kembali, mungkin kita juga sedang galau dan sakit hati karena tindak ketidakadilan dan beban-beban hidup lainnya yang kita alami. Namun belajar dari pemazmur, mari kita serahkan semua itu kepada Allah dalam doa dan pergumulan. Serahkan semuanya, tetapi jangan dengan hati yang membenci. Biarkan Allah bertindak sesuai kehendak-Nya, karena Allah kita paling tahu apa yang mesti IA lakukan. Ganti ratapan, marilah kita naikkan puji-pujian dan syukur kepada Allah kita dengan sukacita, karena dengannya kita akan merasa tenang.

Doa: Tuhan, tolonglah kami agar tetap tenang dan bersukacita sekalipun sedang berbeban berat. Amin!  

 Selasa, 17 Desember 2019                     

bacaan : Yesaya 61 : 10 – 11

10 Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. 11 Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.

Dukacita Diganti Sukacita

Menjelang perayaan Natal, banyak narapidana Kristen menantikan kabar baik dari pemerintah yaitu adanya remisi (pemotongan masa tahanan), agar mereka bisa segera bebas dari penjara. Sandro adalah salah satu di antara mereka. Karena Sandro menunjukan sikap baik selama dalam tahanan maka dia menerima remisi, yang jika dihitung dengan masa tahanan yang sudah dijalani, maka ia akan bebas sebelum Natal. Hal ini sungguh membawa sukacita dalam hatinya. Ya, kebebasan adalah dambaan setiap manusia.”

Umat Tuhan juga sedang menerima berita suka cita, mereka yang sementara berada dalam penindasan akan dibebaskan. Yesaya 61 memberitakan bahwa musuh yang tadinya menindas akan berbalik menjadi agen Allah untuk membebaskan mereka dan semua yang pernah dirampas dari mereka akan dikembalikan berlipat ganda. Kabar baik ini membuat baik umat maupun hamba Tuhan yang menyampaikan berita ini sangat bergembira. Kegembiraan mereka digambarkan seperti pengantin wanita yang disambut pengantin laki-laki (ay.10) dan kebun yang dipenuhi tanaman yang subur (ay.11).

Saudaraku, kita juga adalah orang-orang yang tertindas oleh dosa kita sendiri. Namun oleh Allah, kita diundang untuk menyambut keselamatan yang disediakan-Nya di dalam Yesus Kristus. Yesus yang lahir, berkarya, mati, bangkit dan naik ke surga, tetapi yang akan datang kembali untuk menyelamatkan setiap mereka yang percaya dan berkenan kepada-Nya. Mari kita menerima undangan Tuhan ini dan menyongsong kedatangan-Nya kembali dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Selamat merayakan adventus. 

Doa: Terima kasih Tuhan untuk berkat keselamatan yang disediakan bagi kami. Ajar kami menyambutnya dengan syukur dan sukacita. Amin.!

Rabu, 18 Desember 2019                     

bacaan : Mazmur 149 : 1 – 9

Nyanyian kemenangan bagi orang Israel
Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. 2 Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! 3 Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! 4 Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. 5 Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! 6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, 7 untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, 8 untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi, 9 untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!

Bersukacita dan Bergembiralah Dengan Sepenuh Hati..

Seusai pertandingan sepak bola antara tim nasional Croasia dan Perancis di final piala dunia 2018 lalu, para pendukung tim Perancis langsung megungkapkan rasa gembira dan sukacita mereka dengan berbagai cara. Ada yang berjoget sambil hura-hura, ada yang konvoi keliling kota dan masih banyak hal yang dilakukan sebagai ungkapan kegembiraan mereka. Alasannya adalah karena tim kesayangan mereka menjadi juara dunia.” Namun sayang, kegembiraan ini hanya bersifat sementara.

Saudaraku,dalam bacaan kita hari ini, Pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan dengan sepenuh hati… Seperti sebuah perayaan besar yang meriah, puji-pujiannya harus disemarakkan dengan bunyi-bunyian dan tari-tarian. Hal ini dilakukan umat karena : 1) Allah adalah Pencipta mereka; 2) Allah berkenan atas mereka dan menyelamatkan mereka; 3) Allah juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengalahkan musuh-musuh Allah di bumi yang juga adalah musuh-musuh mereka.

Nah saudaraku, dalam perayaan minggu-minggu adven dan Natal, sebagai persekutuan umat, kita juga menyiapkan tarian, puisi, drama, spontanitas, pujian dan sebagainya sebagai ungkapan sukacita kita atas kasih setia Tuhan yang telah menciptakan kita dan berkenan menyelamatkan kita serta memberi kesempatan kepada kita untuk mengalahkan musuh-musuh Allah dalam hidup kita, yaitu dosa dan kecemaran kita. Tapi ungkapkan sukacita dengan perayaan meriah tidaklah cukup. Apalagi kalau selepas perayaan, ada yang salah paham, kurang hati dan minder karena suatu alasan. Yang Allah inginkan adalah perayaan yang lahir dari hati yang tulus dan sepenuh hati bukan sekedar kebiasaan dan rutinitas belaka. Selamat merayakan adventus dan Natal. Tyb..!!

Doa: Tuhan, biarlah perayaan kami lahir dari hati yang tulus. Amin!

Kamis, 19 Desember 2019                  

bacaan : Yesaya  35 : 1 – 10

Keselamatan bagi umat TUHAN
Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; 2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. 3 Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. 4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” 5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. 6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. 9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, 10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Pertolongan Tuhan Indah Pada Waktunya

Ketika hari baru kita mulai lagi dengan menikmati nafas hidup sebagai anugerah Tuhan, maka kita mesti bersyukur serta memuji dan mengagungkan kebesaran kuasa kasih Allah dalam Kristus yang selalu menuntun, menyertai dan memberkati kehidupan kita. Kita bersyukur walaupun masih ada beban persoalan pribadi, keluarga rumah tangga yang belum terselesaikan, kita masih bergumul dengan penderitaan sakit, kita masih menunggu jawaban atas doa-doa kita. Sebab kita yakin dan percaya, bahwa cinta dan kasih Allah dalam Kristus tidak pernah berubah. Seperti itulah pengalaman hidup umat Israel ketika mereka ada dalam pembuangan di Babel yang menggambarkan kondisi hidup dalam penderitaan, penindasan yang berat. Namun cinta kasih Allah tetap nyata bagi kehidupan umat pilihanNya. Melalui nabi Yesaya, Tuhan Allah menyatakan janji keselamatanNya kepada umat Israel. Ibarat padng gurun, padang belantara, juga orang buta, tuli dan bisu sebagai gambaran penderitaan, kesulitan dan kesusahan akan berubah menjadi kegirangan, pemulihan dan keselamatan. Tidak mudah untuk umat meyakininya. Sebab beratnya tantangan hidup yang mereka alami. Namun yang berjanji adalah yang empunya hidup ini, Allah Sang pemberi hidup. Itu berarti  dibutuhkan keyakinan iman dari umat dan juga kita semua sebagai keluarga Allah untuk tetap yakin akan pertolongan Tuhan indah dan tepat waktunya buat kita semua. Kita percaya akan janji Tuhan Yesus yang kita nantikan kedatanganNya senantiasa menolong, menyertai dan memberkati kita.

Doa: Tolonglah kami Tuhan agar selalu berpengharapan akan janji keselamatanMu bagi kehidupan kami ditengah tantangan dan pergumulan hidup. Amin.

Jumat, 20 Desember 2019                  

bacaan : Mazmur  106 : 4 – 5

4 Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu, 5 supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri.

Jadilah Anak Tuhan Yang Taat dan Setia

Sebelas hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2019, dan penting bagi kita semua sebagai keluarga Allah untuk  mengingat betapa kasih setia Tuhan yang ajaib selalu nyata dalam perjalanan di tahun 2019. Tidak sedikit pelanggaran dan dosa yang kita lakukan mendukakan hati Tuhan dan sesama, maka ada saat diminta kita mesti intropeksi diri, tunduk dihadapan Tuhan memohon pengampunan dan pengasihanNya agar kita layak menerima anugerah pengampunan dan keselamatan bagi kita semua. Intropeksi diri dihadapan Tuhan dengan mengingat akan kasih setia Tuhan adalah hal yang penting untuk kita lakukan agar kita tidak menjadi orang yang keras kepala, tidak tahu berterima kasih dan menganggap biasa saja apa yang Tuhan telah buat dan lakukan dalam kehidupan kita. Sebagaimana kesaksian pemazmur yang menggambarkan ketegaran hati umat Israel yang selalu mendukakan hati Tuhan. Mereka lupa dan tidak ingat akan kasih setia Tuhan yang telah menuntun, menyertai dan memberkati kehidupan mereka sepanjang perjalanan dari tanah perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian Kanaan. Itulah sebabnya pemazmur mengingatkan kita sebagai keluarga Allah, papa, mama dan anak-anak bahwa di minggu adventus ini, kita tidak lagi mengulangi apa yang dilakukan oleh umat Israel masa lalu. Namun kita mesti menjadi anak-anak Tuhan yang taat dan setia kepada perintahNya. Menjadi anak-anak Tuhan yang selalu bersyukur untuk semua yang kita alami dalam hari-hari hidup sepanjang tahun 2019. Suka duka silih berganti telah kita alami sebagai bagian yang utuh akan cinta kasih Tuhan yang selalu nyata dalam kehidupan kita semua.

Doa:  Ajarilah kami  ya Tuhan agar selalu taat dan setia kepadaMu dan bersyukur akan cinta kasihMu bagi kami semua. Amin.

Sabtu, 21 Desember 2019                  

bacaan : 3 Yohanes 1 : 2 – 4

2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. 3 Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. 4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.

Orang Tua Yang Mengajarkan Kebenaran Kepada Anak-Anak

Linda, kalau ada orang dari Koperasi datang cari mama, bilang saja mama lagi keluar yaa…! Kalau kamu bilang mama ada di rumah, kamu tidak akan diberi uang jajan…..” Berulangkali Linda, seorang anak kelas 5 SD diingatkan seperti itu. Linda sangat gelisah dengan perilaku mamanya yang mengajaknya untuk berbohong. Suatu waktu, saat ibadah sekolah minggu, pengasuh Linda membawakan materi yang mengajak anak-anak sekolah minggu untuk hidup dalam kebenaran. Tidak boleh berbohong, mencuri, mengganggu teman dll. Anak-anak diajar untuk selalu mentaati isi firman Tuhan sehingga anak-anak mesti rajin baca Alkitab, berdoa, belajar, dengar-dengaran orang tua, guru di sekolah dan pengasuh di SMTPI. Linda yang mendengar dengan seksama materi itu menjadi bingung. Bagaimana ia mesti hidup dalam kebenaran sedangkan ia harus dengar-dengaran mamanya yang berpesan untuk ia berbohong kepada orang lain. Dalam kebingungan itu, Linda malu untuk bertanya kepada pengasuhnya. Diam-diam ia berdoa kepada Tuhan dan bertekad untuk memperbaiki sikap hidupnya sehingga tidak bersalahan dengan apa yang diajarkan pengasuhnya. Sepulang dari ibadah, Linda langsung menyapa mamanya dan berkata bahwa mulai hari ini, ia tidak akan menuruti permintaan mamanya yang membuat hidupnya harus berbohong sehingga jauh dari kebenaran. Di HUT SMTPI ini, sebagai orang tua, mestinya kita mengajarkan anak-anak kita untuk hidup dalam kebenaran. Berpikir benar, berkata benar dan juga bersikap benar sehingga anak-anak kita akan selamanya hidup dan berjalan dalam kebenaran. Marilah kita belajar dari Gayus untuk menjadikan hidup anak-anak kita selaras dengan kebenaran. Kebenaran bukan lagi sesuatu yang hanya kita pelajari dan jadikan sebagai pengetahuan. Namun kebenaran mesti mewujudnyata dan merupakan sikap hidup kita.

Doa: Tuhan, tuntunlah anak-anak kami di jalan yang benar. Amin.

*sumber : SHK bulan Desember 2019 oleh LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *