fbpx

Santapan Harian Keluarga, 26 April – 2 Mei 2020

jemaatgpmsilo.org

TEMA : ” Iman Kebangkitan Menguatkan Pengakuan “

Minggu, 26 April 2020                         

bacaan : Yohanes 20 : 24 – 29

Yesus menampakkan diri kepada Tomas
24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Belajar Percaya Walau Tidak Melihat

Saya tidak pernah melihat Tuhan Yesus, saya juga tidak menyaksikan peristiwa kubur kosongNya. Tetapi saya percaya akan kuasa-Nya dan mengalami cinta kasihNya di dalam hidup saya dan keluarga. Semua itu karena saya percaya kepada-Nya walaupun tidak melihat-Nya. Bertahun-tahun saya mengalami kuasa-Nya yang menakjubkan dan membuat saya semakin meyakini bahwa kuasa kebangkitan Yesuslah yang membuat saya kuat menjalani pergumulan hidup saya dan menjadi pemenang disetiap pergumulan tersebut dan akhirnya menjadi sebuah pengakuan saya, bahwa saya percaya kuasa-Nya nyata di dalam hidup saya dan saya bersyukur.

“Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya”. Inilah iman sejati, iman yang mampu merasakan kehadiran dan kuasa Tuhan sekalipun tidak melihat Tuhan namun mampu mempercayai Kristus yang bangkit walaupun tidak pernah berjumpa dengan tubuh kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus memang bukan hal yang mudah untuk dipahami. Karena itu Thomas pun sulit mempercayainya. Banyak orang sekarang ini pun menolak kepercayaan itu. Karena itu ada yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak mati, Dia cuma mati suri, jadi Dia tidak bangkit. Tetapi Alkitab menyaksikan bahwa Tuhan Yesus mati dan bangkit. Sungguh-sungguh bangkit. Karena itu kita diajak untuk percaya. Amatilah kisah hidup Mother Theresa yang juga tidak pernah melihat peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus. Tetapi Theresa percaya kepada Yesus. Dan ia menyerahkan hidupnya untuk digunakan oleh Yesus. Lihatlah betapa banyak perbuatan-perbuatan yang dilakukannya bersama Yesus yang bangkit itu. perbuatan yang berjuang untuk membela kehidupan dan mengisi kehidupan itu dengan kuasa kebangkitan Yesus. Bagaimana dengan kita? Kristus bangkit! Percayalah dan berjuanglah untuk membela kehidupan.

Doa:  Tuhan, ajarlah kami untuk percaya walau tidak melihat Mu. Amin.

Senin, 27 April 2020                               

bacaan : Roma 10 : 4 – 9

Kebenaran karena iman
4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. 5 Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya." 6 Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun, 7 atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. 8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. 9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Beritakanlah Injil Sepanjang Perjalanan Hidupmu

Suatu hari Fransiskus dari Asisi mengajak beberapa pengikutnya pergi ke desa untuk berkhotbah. Saat mereka berjalan mereka bertemu dengan pejalan kaki yang berbeban berat. Fransiskus memperlambat jalannya dan mendengar keluhan pejalan kaki itu dengan sabar dan memberikan motivasi yang menguatkan kembali si pejalan kaki tersebut. Ketika mereka sampai di desa, Fransiskus berbicara dengan penjaga toko, mengobrol dengan  penjual sayuran serta bermain dengan anak-anak. Ketika mereka kembali ke biara mereka bertemu dengan seorang petani yang memikul jerami. Fransiskus menyempatkan diri mengobrol dengan orang itu sambil berjalan sehingga petani itu tidak merasakan berat jerami yang ia bawa. Setelah mereka sampai di biara, pengikutnya pun sangat kecewa dan berkata: “Katanya engkau mau ke desa untuk berkhotbah karena itu kami ikut, tapi ternyata tidak satu khotbahpun yang dilakukan di sana.” Mendengar itu Fransiskuspun berkata: “Lho, kitakan sudah berkhotbah sepanjang jalan tadi.” Kata Paulus: Firman itu  ada dalam mulut kita dan hati kita dan itulah yang harus kita teruskan kepada orang lain. Sebagai keluarga Kristen kita memiliki tanggung jawab  untuk  meneruskan karya penyelamatan  Allah yang telah kita terima melalui Tuhan Yesus kepada dunia ini. Kesaksian itu harus nampak melalui apa yang kita dilakukan dan apa  yang kita katakan, yang  mencerminkan iman kita kepada  Tuhan Yesus sehingga semakin menguatkan pengakuan percaya kita akan kuasa kebangkitanNya.

Doa: Ya Tuhan berilah kami kekuatan untuk meneruskan misiMu  di mana saja kami berada. Amin.

Selasa, 28 April 2020                              

bacaan :  Roma 10 : 10 – 11

10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. 11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Antara Hati dan Mulut

Gambaran tentang judul “antara” hati dan mulut merupakan penghubung yang darinya setiap keluarga Kristen belajar memaknai dua organ tubuh penting ini dalam hidup kekristenan. Dan bacaan hari ini, Roma 10:10-11 menegaskan bahwa agar diselamatkan, seseorang harus mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatinya maka ia akan dibenarkan. Untuk membawa seseorang mengaku dan percaya dengan mulut dan hati yang sungguh, maka terlebih dahulu orang tersebut mesti bertobat dari perilaku-perilaku hidupnya yang menggambarkan ketiada-an Tuhan dalam hidupnya.

Secara praktis, seseorang tidak mungkin menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan sementara tangannya masih ringan melayang terhadap pasangannya. Hatinya masih menduakan pasangannya, bahkan ia tidak memberikan hak yang semestinya diterima pasangannya. Seseorang juga yang menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan, tidak akan membohongi orang tuanya, ia akan selalu belajar dengan tekun bahkan menjadi anak yang manis dan sopan. Seseorang juga yang menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan, akan menahan mulutnya dari ucapan-ucapan yang melukai hati sesamanya dll.

Tidak mungkin Yesus adalah Tuhan dalam hidupnya sementara papa, mama dan anak-anak masih suka menggunakan hati untuk menyimpan berbagai sampah kehidupan dan masih menggunakan mulut untuk saling mendustai.  

Pengakuan kita bahwa Yesus adalah Tuhan membawa pertobatan yang benar-benar berdampak dalam keseluruhan hidup kita. Seseorang tidak mungkin menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan, sementara masih ada tuhan-tuhan lainnya dalam hatinya. Segeralah perbarui hati dan mulut kita agar selalu menyatu dalam iman percaya kita.

Doa: Tuhan Yesus, kami mengaku dan percaya dengan mulut dan hati kami bahwa Engkaulah Tuhan dan Jurus’lamat hidup keluarga kami. Amin.

Rabu, 29 April 2020                             

bacaan : Ibrani 4 : 14 – 16

Yesus sebagai Imam Besar
14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Solidaritas

Suatu kali Alexander Agung, pemimpin tertinggi Negara Makedonia bersama sejumlah pasukannya melakukan perjalanan ekspedisi ke India. Pulangnya, mereka harus melewati padang gurun, di bawah teriknya panas matahari, sedangkan persediaan air minum sangat terbatas. Akibatnya, banyak pasukan yang mati kehausan. Sebagai pemimpin tertinggi, segala kebutuhan Alexander Agung selalu tersedia, termasuk air. Jadi ia tidak kehausan seperti para prajuritnya. Tetapi apakah Alexander Agung senang menikmati hak istimewanya itu? Ternyata tidak! Di hadapan para prajuritnya, ia menumpahkan air minumnya ke tanah. Dengan berbuat begitu, ia turut merasakan kehausan bersama para prajuritnya. Itulah solidaritas. Yaitu ketika bersedia menjadi sama dan senasib dengan mereka yang kurang beruntung, menderita dan tertindas. Kesediaan yang tidak hanya diteriakan tetapi yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan yang konkrit. Ini yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam seluruh pengorbananNya. Ia menunjukkan solidaritas-Nya; rasa senasib-sepenanggungan dengan kita; Ia turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Ia rela menderita dan mati mati di kayu salib demi menyelamatkan kita. Karena itu Ia disebut Imam Besar Agung. Papa, mama dan anak-anak, marilah kita belajar meneladani apa yang telah dibuat oleh Tuhan Yesus, yaitu mengembangkan rasa solidaritas di antara hidup persekutuan keluarga kita bersama dengan teman, sahabat, tetangga dan mereka yang menderita. Rasa solidaritas itu kita wujudkan melalui perbuatan-perbuatan nyata yang baik.

Doa: Terima kasih Tuhan Yesus atas karya pengorbanan-Mu sebagai rasa solidaritas-Mu yang telah memungkinkan kami hidup oleh kasih karunia-Mu, Amin

Kamis, 30 April 2020                          

bacaan : 1 Yohanes 5 : 10 – 12

10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

Terimalah Yesus Dalam Hidupmu

Pada suatu musim dingin, seorang laki-laki yang tengah menghangatkan dirinya dalam rumah, tiba-tiba mendengar tiga ketukan seperti benturan di jendela rumahnya. Ketika ia melihat keluar jendela, nampaklah tiga ekor burung kecil, yang terjebak di udara dingin di luar, dan berusaha untuk masuk mencari kehangatan. Bila tidak begitu,  burung-burung itu akan mati kedinginan. Merasa kasihan, iapun keluar dan berusaha menangkap burung-burung itu untuk menyelamatkan mereka. Tapi, tiap kali ia hendak menjangkau, burung-burung itu terbang menjauh. Apapun usaha yang ia lakukan menjadi percuma. Kelelahan berusaha, laki-laki itu diam terduduk dan menghayal: seandainya saya bisa berbicara kepada burung-burung itu, tentunya mereka tidak akan mati.

Dalam kenyataannya sebagai manusia, kitapun tak bisa menyelamatkan diri sendiri. Sebab itu, Allah mengutus Yesus anak-Nya, untuk datang ke dunia. Menjadi manusia, berbicara dalam bahasa manusia, hidup di tengah-tengah manusia. Supaya lewat dia, manusia mengenal Allah, datang pada-Nya, dan diselamatkan. Kehadiran Allah dalam sejarah kehidupan manusia mengartikan kasih Allah, yang rindu menjangkau manusia. Allah menjangkau manusia lewat Yesus. Karya Yesus di dunia, menunjukkan betapa luar biasa kasih Allah bagi manusia. Respons yang wajar atas kasih yang ajaib ini adalah menerima Yesus di hati, mempercayai janji-janjiNya dan hidup sesuai kehendak-Nya. Hari ini jangan tolak kasih-Nya. Terimalah Yesus menjadi juruselamatmu.

Doa: Terima kasih atas kasih karunia-Mu. Keselamatan yang aku miliki, bukan karena aku layak mendapatkannya, tetapi semata-mata, karena kemurahan-Mu. Amin.

Jumat, 01 Mei 2020                             

bacaan : Kisah 16 : 19 – 34

Kepala penjara Filipi
19 Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. 20 Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, 21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya." 22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" 29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" 31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." 32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.

KELUARGA KRISTEN MENJADI TELADAN IMAN

“Ibuku menjadi Kristen sejak ia berusia 20 tahun. Pada waktu sama-sama di SMA, ibu berteman akrab dengan ibu Dian dan mereka selalu bermain dan belajar bersama di rumah ibu Dian. Ibu diterima dan disayangi oleh keluarga ibu Dian, bahkan telah dianggap sebagai anak sendiri. Setiap malam keluarga ibu Dian berkumpul di ruang keluarga, berbagi cerita bersama, setelah itu mereka membaca Alkitab dan berdoa dengan tetap mendoakan ibu saya dan keluarganya yang beragama lain. Diam-diam ibu saya mulai tertarik untuk membaca Alkitab dan mengikuti ibadah-ibadah keluarga dan juga ibadah yang lain. Dari situlah ibu saya mengaku percaya kepada Yesus dan memberi dirinya dibaptis” bahkan sampai saat ini, tradisi berkumpul, berbagai cerita dan berdoa, menjadi agenda tetap keluarga kami”, demikian cerita Lina, anak ibu Dian.

Dalam bacaan kita, Paulus dan Silas mengalami tantangan berat dalam melaksanakan tugas Pekabaran Injil, ketika mereka mengusir roh tenung dari seorang perempuan, hal ini sangat mengganggu pendapatan dari tuan perempuan itu. Akhirnya Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara tanpa diadili. Paulus dan Silas tidak putus asa, tetapi mereka tetap berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan, mereka meyakini bahwa Yesus yang bangkit itu akan menyelamatkan mereka. Dan benar Tuhan menyelamatkan mereka dengan melepaskan segala belenggu penjara lewat gempa bumi yang hebat. Iman mereka kepada Yesus yang bangkit menjadi kesaksian Kepala Penjara yang akhirnya percaya kepada Yesus dan menyerahkan diri bersama keluarganya untuk dibaptis. Sebagai keluarga Kristen, kita terpanggil untuk menampakkan cara hidup yang baik dan benar teristimewa merawat persekutuan keluarga yang beribadah kepada Tuhan Yesus sebagai wujud iman dan percaya kita.

Doa: Tuhan, jadikan keluarga kami teladan iman bagi orang lain. Amin.

Sabtu, 02 Mei 2020                               

bacaan : Yohanes 20 : 30 – 31

Maksudnya Injil ini dicatat
30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

AKU MENYERTAI KAMU

“Hendaklah kau iring Yesus pikul salib, jangan takut dan belisah ikut tabib. Pikullah salibmu serta pandang tetap…” kata-kata lagu itu memberi kekuatan bagi Ibu Ivon yang melangkah dalam barisan pelayan yang akan ditahbiskan sebagai Majelis Jemaat. Bagaimana tidak, ketika ibu Ivon terpilih untuk menjadi Diaken Jemaat, saat itulah ia seperti diijinkan untuk memikul salibnya  bersama Yesus. Beberapa minggu sebelum ia ditahbiskan, suaminya tiba-tiba jatuh sakit dan membutuhkan perawatan serius dalam waktu yang cukup lama. Ia bertanya dalam doanya kepada Tuhan: “Mengapa Tuhan memberi cobaan seberat ini bagiku, justru ketika panggilan sebagai seorang pelayan jemaat baru hendak dimulai?”. Ibu Ivon bahkan harus meninggalkan suaminya di rumah sakit, untuk mengikuti ibadah penahbisannya sebagai Majelis Jemaat. “Ya, saya mengaku, berjanji, dan bersedia dengan segenap hati!”, pengakuan itu mengalir seiring tetesan air matanya. Namun Yesus yang memanggil dan mengutusnya tidak membiarkannya seorang diri. Ia bersaksi bahwa ternyata Yesus memberinya kekuatan untuk menjalani panggilannya sebagai seorang pelayan, melayani dan memberi dukungan bagi suaminya untuk sembuh. Sejak itu ia terus menghabiskan waktunya untuk melayani warga jemaat yang sakit di rumah-rumah, sambil tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang pimpinan pada salah satu instansi pemerintah. Dalam bacaan ini, Yohanes mengingatkan pembacanya dan juga keluarga kristen, tentang tanda-tanda kehadiran dan penyertaan Yesus. Bagaimana keluarga kristen mengalami tanda-tanda penyertaan Tuhan dalam hidup mereka, ketika bekerja, ketika menghadapi persoalan keluarga, ketika menghadapi ancaman penyakit, termasuk ancaman wabah covid 19, bukankah Tuhan Yesus selalu hadir dan memberi kekuatan? Itulah janji-Nya: “Aku menyertai kamu”.

Doa: Tuhan, kami percaya, Engkau menyertai dan memberi kekuatan bagi kami, Amin

*sumber : SHK bulan April 2020 terbitan LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *