fbpx

Santapan Harian Keluarga, 25 – 31 Oktober 2020

jemaatgpmsilo.org

Tema Mingguan : ” Roh Kudus Menuntun Gereja Untuk Dibarui dan membarui”

Minggu, 25 Oktober 2020        

bacaan : Mazmur 58 : 1 – 12

Terhadap pembesar yang lalim
Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud. (58-2) Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur? 2 (58-3) Malah sesuai dengan niatmu kamu melakukan kejahatan, tanganmu, menjalankan kekerasan di bumi. 3 (58-4) Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat. 4 (58-5) Bisa mereka serupa bisa ular, mereka seperti ular tedung tuli yang menutup telinganya, 5 (58-6) yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah atau suara pembaca mantera yang pandai. 6 (58-7) Ya Allah, hancurkanlah gigi mereka dalam mulutnya, patahkanlah gigi geligi singa-singa muda, ya TUHAN! 7 (58-8) Biarlah mereka hilang seperti air yang mengalir lenyap! Biarlah mereka menjadi layu seperti rumput di jalan! 8 (58-9) Biarlah mereka seperti siput yang menjadi lendir, seperti guguran perempuan yang tidak melihat matahari. 9 (58-10) Sebelum periuk-periukmu merasakan api semak duri, telah dilanda-Nya baik yang hidup segar maupun yang hangus. 10 (58-11) Orang benar itu akan bersukacita, sebab ia memandang pembalasan, ia akan membasuh kakinya dalam darah orang fasik. 11 (58-12) Dan orang akan berkata: "Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi."

ROH KUDUS MENUNTUN UNTUK BERLAKU ADIL DAN JUJUR

“Kekuatan yang kita miliki, mungkin tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tau bahwa kita telah berusaha melawannya” kata Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis Indonesia. Hal inilah yang tergambar dalam Mazmur 58, yang merupakan mazmur Daud, dimana pemazmur seperti putus asa melihat kejahatan terjadi dimana-mana. Para penguasa bertindak tidak adil dan tidak jujur, hati mereka penuh dengan rancangan yang jahat. Pemazmur seperti menghadapi tembok yang kaku dan telinga yang tuli dan tidak mendengar sama sekali berbagai teguran dan kritikan. Ketidak-adilan dan ketidak-kejujuran para penguasa dipersoalkan oleh pemazmur, sebab dua hal itulah yang sering dilanggar dan mengorbankan rakyat kecil yang tak berdaya. Setelah merasa tak berdaya menghadapi penguasa yang lalim, pemazmur berdoa meminta Allah yang bertindak. Pemazmur meminta Allah menghancurkan ‘gigi didalam mulut mereka’ yang dipakai sebagai alat penindas untuk melakukan ketidakadilan dan ketidakjujuran. Tetapi pemazmur juga berharap agar orang-orang yang berlaku adil dan jujur akan menikmati sukacita dan akan menyaksikan pembalasan yang dilakukan oleh Allah. Bagaimana dengan kehidupan kita di saat ini? apakah perbuatan ketidakadilan dan ketidakjujuran masih menjadi persoalan kita. Bagaimana kita menyikapinya? Sebagai orangtua di keluarga, para pelayan di gereja dan pemimpin di masyarakat, berilah dirimu dituntun oleh kuasa Roh Kudus agar hidupmu dapat dikendalikan untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar, adil dan jujur, dan mendatangkan sukacita bagi banyak orang. Tetapi jika kita berhadapan dengan orang yang berlaku tidak adil, tidak jujur dan tidak benar, apakah dia itu adalah pemimpin, atau teman kerja, atau saudara kita, berdoalah kepada Tuhan, mintalah Roh Kudus  membaharui hidupnya.

Doa: Ya Roh Kudus, baruilah hidup kami untuk berlaku adil dan jujur, Amin.

Senin, 26 Oktober 2020      

bacaan : Mazmur 51 : 1 – 15

Pengakuan dosa
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. (51-3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 2 (51-4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 3 (51-5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. 4 (51-6) Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. 5 (51-7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. 6 (51-8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. 7 (51-9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! 8 (51-10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! 9 (51-11) Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! 10 (51-12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! 11 (51-13) Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! 12 (51-14) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! 13 (51-15) Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

DENGAN MENGAKU DOSA, HIDUP DIBARUI

Rumah tangga ibu Dhina dan Pa Hans terlihat harmonis, rukun dan aman. Di masa pandemic Covid-19, mereka terlihat kompak melakukan semua tugas di rumah secara bersama, bersekutu untuk beribadah dan sepakat didalam doa. Namun ada satu hal yang menggelisahkan Pa Hans, karena ia telah menjalin hubungan perselingkuhan dengan seorang perempuan yang masih bersuami. Semakin mereka bersekutu untuk berdoa, Pa Hans semakin gelisah dan merasa bersalah kepada isteri dan anak-anaknya. Namun suatu hari, Roh Kudus menuntunnya hingga ia memutuskan untuk mengakui semua perbuatannya dan mohon pengampunan dari isteri dan anak-anaknya. Betapa leganya Pa Hans, setelah ia mengakui semua kesalahannya dan mendapat pengampunan dari isteri dan anak-anaknya. Merekapun berdoa bersama memohon pengampunan dari Allah. Dalam bacaan kita, terlihat bagaimana Daud menyesal dan mengakui segala perbuatan dosanya dan meminta pengampunan dari Allah. Daud bukan saja melakukan perzinahan dengan mengambil Batseba, isteri Uria, tetapi ia malah merancangkan pembunuhan bagi Uria. Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya, ia tahu kepada siapa ia harus datang dan mengakui segala perbuatannya. Ya, ia memohon dengan sungguh kepada Tuhan Allah, agar hidupnya dipulihkan. Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut. Sebagai orang percaya, kita pun tak pernah luput dari dosa dan salah. Tetapi jika kita menyembunyikannya, hidup kita tidak akan tenang. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya, membuka diri dihadapan-Nya, mohon pengampunan-Nya dan bertobat, serta memohon anugerah-Nya untuk menjalani hidup yang baru. Dalam anugerah dan pengampunan Tuhan, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.

Doa: Ya Roh Kudus, ampunilah dan  baruilah hidup kami, Amin.

Selasa, 27 Oktober 2020       

bacaan : Roma 12 : 1 – 2

Persembahan yang benar
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

JANGAN MENJADI SERUPA DENGAN DUNIA INI

Saya tertarik dengan sebuah artikel di internet yakni: “air laut asin rasanya, tetapi ikan yang hidup di dalam laut, tidak menjadi asin”. Memang benar, ikan di laut tidak menjadi asin, malah jika kita mau menyantapnya mesti dibumbui dengan garam supaya ada rasanya. Mengapa bisa demikian? Karena ikan mempunyai kemampuan mencegah mineral garam air laut yang meresap ke dalam tubuhnya dan dapat menyaring apa yang dibutuhkannya. Sepertinya keluarga Kristen mesti belajar dari ikan-ikan di laut. Kendatipun diutus ke tengah-tengah dunia, tetapi tidak menjadi serupa dengan dunia. Menjadi serupa dengan dunia itu antara lain: hidup yang mementingkan diri sendiri (individualis), menjadikan uang dan materi sebagai tujuan hidup (materialis), senang berfoya-foya dan berhura-hura (hedonis), dan hal lain yang mendatangkan dosa. Janganlah kita terinfeksi oleh godaan dunia yang merupakan virus yang menghancurkan kehidupan. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menasehati mereka, agar sikap dan laku hidup jemaat tidak menjadi sama dengan dunia ini, yaitu dengan orang yang tidak mengenal Allah. Tetapi mereka harus memberi diri dibarui oleh Roh Kudus agar mereka dapat melakukan kehendak Allah. Hal ini penting untuk kita renungkan dalam kehidupan kita di saat ini, dimana kita berhadapan dengan berbagai godaan kenikmatan dunia, yang siap menjebak dan menghancurkan hidup dan masa depan kita. Belajar dari nasehat rasul Paulus, hendaklah kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi memberi diri dibarui oleh Roh Kudus yang akan membarui hidup kita, menuntun dan mengendalikan kita dari segala keinginan dunia yang menyesatkan. Roh Kudus-lah yang mampu mengendalikan kita untuk membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 

Doa: Tuhan Yesus, jangan biarkan kami menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi baruilah hidup kami dengan Roh Kudus-Mu, Amin.

Rabu, 28 Oktober 2020      

bacaan : 2 Korintus 4 : 16 – 18

Jangan tawar hati, juga waktu menghadapi maut
16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

JANGAN TAWAR HATI, BERHARAPLAH PADA YESUS

Secara sederhana ‘tawar hati’ diartikan sebagai kondisi: kurang bergairah, letih, lesu, lelah, jemu, dan putus asa. Tawar hati, merupakan kondisi yang seringkali dialami, terutama dimasa pandemi seperti sekarang ini, ketika banyak orang merasa kecewa dan putus asa karena kehilangan pekerjaan, pemotongan gaji, pengeluaran yang semakin meningkat, sementara pendapatan  berkurang. Rasul Paulus pun mengalami hal ini, penderitaan yang di alami, beban hidup yang ditanggung, sempat membuat Paulus seperti telah “kalah” dan mengakui, bahwa itu semua membuat dia putus asa atas hidupnya. Namun demikian, hal itu tidak membuat dia larut dalam keputusasaan dan berhenti untuk melayani Tuhan. Persoalan itu memang terasa berat, tubuh lahiriahnya semakin lemah, tapi tidak menyurutkan semangat Paulus untuk terus berharap pada kemurahan Tuhan. Roh Kudus senantiasa menuntun Paulus untuk tidak tawar hati, apalagi putus asa dan hilang harapan. Paulus percaya bahwa Tuhan Yesus mempunyai rencana yang indah dengan hidupnya dan ia selalu ingin hidupnya dibarui sehingga ia dapat melakukan pekerjaan yang berkenan dihadapan Allah. Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya ditengah berbagai tantangan kehidupan saat ini? Apakah kita akan ‘tawar hati’ atau hilang harapan dan putus asa? Belajarlah dari sikap iman rasul Paulus, yang tidak pernah tawar hati, sekalipun menghadapi maut. Percayalah bahwa Tuhan Yesus akan segera bertindak untuk memberikan pertolongan. Serahkanlah hidupmu untuk dipimpin oleh Roh Kudus, yang akan selalu membarui hidup kita untuk tetap setia bergantung dan berharap pada Yesus. Ketika seisi rumah tangga kita benar-benar berserah pada tuntunan-Nya, ketika kita benar-benar meminta pimpinan Roh Kudus-Nya, maka IA akan memimpin, menguatkan dan menyelamatkan hidup kita.

Doa: Ya Tuhan, baruilah hati kami untuk melakukan kehendak-Mu, Amin.

Kamis, 29 Oktober 2020                          

bacaan : Yehezkiel 18 : 31 – 32

31 Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? 32 Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"

BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK

Seorang anak lelaki mendapat sebuah robot mainan kecil, ia gemar memprogramkannya untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Robot itu dapat bergerak maju, berhenti, dan kemudian melangkah mundur. Ia bahkan membuat robot itu dapat mengeluarkan bunyi “bip” dan memutar ulang bunyi-bunyian yang direkamnya. Robot itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan anak lelaki itu. Robot itu tidak pernah tertawa secara spontan atau bergerak ke arah yang tidak direncanakan, sebab robot itu tidak mempunyai pilihan. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia bukan menciptakan robot, tetapi Allah menjadikan kita manusia menurut gambar dan Rupa-Nya dan itu berarti, kita mempunyai akal, dapat berpikir dan dapat membuat keputusan. Kita dapat memilih antara yang baik dan yang jahat. Bahkan apabila kita gagal menaati kehendak Allah, kita dapat memutuskan untuk mengarahkan kembali hidup kita ke jalan yang benar. Melalui apa yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel, Allah menghendaki adanya pertobatan umat manusia dari segala perbuatan dosanya, dan kembali mengikuti kehendak-Nya. Hidup menurut kehendak Allah adalah sikap iman yang percaya, bergantung dan berserah pada pimpinan dan campur tangan Allah. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita benar-benar berbalik kepada Allah, bertobat dari cara hidup yang lama, dan memberi diri untuk dibarui oleh Allah, dan menjadi manusia baru dalam sikap, tutur kata dan perbuatan. Sadarilah, bahwa sebagai manusia ciptaan Allah, kita sangatlah berharga dimata-Nya. Allah selalu menunggu kita datang dan berserah kepada-Nya. Tangan-Nya selalu terbuka, untuk memeluk dan mendekap kita dengan kasih-Nya. Allah tersenyum jika kita mau berubah ke arah yang lebih baik. Roh Kudus akan selalu menuntun kita untuk mengalami perubahan dalam hidup yang menyenangkan hati-Nya.

Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk berubah ke arah yang lebih baik dalam hidup dengan tuntunan-Mu, Amin.

Jumat, 30 Oktober 2020                          

bacaan : 2 Tawarikh 15 : 8 – 19

8 Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN. 9 Ia mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin dan orang-orang Efraim, Manasye dan Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Sebab dari Israel banyak yang menyeberang memihak kepadanya ketika mereka melihat bahwa TUHAN, Allahnya, beserta dengan dia. 10 Mereka berkumpul di Yerusalem pada bulan ketiga tahun kelima belas dari pemerintahan Asa. 11 Pada hari itu mereka mempersembahkan kepada TUHAN tujuh ratus lembu sapi dan tujuh ribu kambing domba dari jarahan yang mereka bawa pulang. 12 Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa. 13 Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati. 14 Mereka bersumpah setia kepada TUHAN dengan suara yang nyaring, dengan sorak-sorai dan dengan tiupan nafiri dan sangkakala. 15 Seluruh Yehuda bersukaria atas sumpah itu, karena dengan segenap hati mereka bersumpah setia dan dengan kehendak yang bulat mereka mencari TUHAN. TUHAN berkenan ditemui oleh mereka dan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru. 16 Bahkan raja Asa memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu, menumbuknya sampai halus dan membakarnya di lembah Kidron. 17 Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan dari Israel, namun hati Asa tulus ikhlas sepanjang umurnya. 18 Ia membawa persembahan-persembahan kudus ayahnya dan persembahan-persemba kudusnya sendiri ke rumah Allah, yakni emas dan perak serta barang-barang lain. 19 Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa.

PEMBARUAN HIDUP, MEMBUTUHKAN KOMITMEN

Dalam pemerintahan raja Asa di Yehuda, terjadilah kekacauan yang sangat besar, dikatakan bahwa: “bangsa menghancurkan bangsa, kota, kota menghancurkan kota…” (ay.6). Tetapi ketika nabi Asarya bernubuat dan menegur raja Asa dan seluruh penduduk Yehuda, ia katakan: “Bilamana kamu mencari-Nya, IA berkenan ditemui…, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya..” (ay.2.b). Mendengar itu, raja Asa segera bertindak untuk melakukan pembaharuan di Yehuda. Ia menyingkirkan para dewa bangsa asing dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin. Selain itu, ia melakukan pembaruan mezbah Tuhan yang ada di Bait Allah. Ia mengumpulkan seluruh Yehuda, Benyamin, orang-orang Efraim, Manasye dan Simeon. Ketiga suku yang terakhir ini adalah suku-suku Israel di Utara yang pindah ke Yerusalem, supaya mereka dapat beribadah kepada Allah yang benar. Raja Asa juga mengadakan perjanjian untuk mencari wajah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa, serta bersumpah setia kepada Tuhan. Melihat kesungguhan hati umat-Nya, Tuhan Allahpun bertindak untuk memulihkan keadaan bangsa itu. Jika saat ini saudara sementara menghadapi persoalan yang berat, jangan keraskan hatimu, datanglah kepada Yesus, dan serahkanlah hidupmu untuk dipimpin oleh Yesus. Setiap orang diberi waktu dan kesempatan untuk datang kepada Yesus, sebab IA berkata: “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepada-Mu” (Matius 11:28). Ketika terjebak dalam dosa dan salah, setiap orang mempunyai titik balik sebagai sebuah komitmen untuk dibarui.  Dan komitmen untuk berbalik dan berserah kepada Yesus akan menjadi dasar sebuah perubahan hidup.

Doa: Ya Tuhan, baruilah hidupku, agar aku layak menjadi umat-Mu, Amin.

Sabtu, 31 Oktober 2020       

bacaan : Ratapan 5 : 1 – 22

Doa untuk pemulihan
Ingatlah, ya TUHAN, apa yang terjadi atas kami, pandanglah dan lihatlah akan kehinaan kami. 2 Milik pusaka kami beralih kepada orang lain, rumah-rumah kami kepada orang asing. 3 Kami menjadi anak yatim, tak punya bapa, dan ibu kami seperti janda. 4 Air kami kami minum dengan membayar, kami mendapat kayu dengan bayaran. 5 Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah, bagi kami tak ada istirahat. 6 Kami mengulurkan tangan kepada Mesir, dan kepada Asyur untuk menjadi kenyang dengan roti. 7 Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka. 8 Pelayan-pelayan memerintah atas kami; yang melepaskan kami dari tangan mereka tak ada. 9 Dengan bahaya maut karena serangan pedang di padang gurun, kami harus mengambil makanan kami. 10 Kulit kami membara laksana perapian, karena nyerinya kelaparan. 11 Mereka memperkosa wanita-wanita di Sion dan gadis-gadis di kota-kota Yehuda. 12 Pemimpin-pemimpin digantung oleh tangan mereka, para tua-tua tidak dihormati. 13 Pemuda-pemuda harus memikul batu kilangan, anak-anak terjatuh karena beratnya pikulan kayu. 14 Para tua-tua tidak berkumpul lagi di pintu gerbang, para teruna berhenti main kecapi. 15 Lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian kami berubah menjadi perkabungan. 16 Mahkota telah jatuh dari kepala kami. Wahai kami, karena kami telah berbuat dosa! 17 Karena inilah hati kami sakit, karena inilah mata kami jadi kabur: 18 karena bukit Sion yang tandus, di mana anjing-anjing hutan berkeliaran. 19 Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa! 20 Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama? 21 Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala! 22 Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?

BARUILAH HIDUP KAMI, TUHAN

Kita akan mengakhiri perjalanan bulan Oktober dengan segala realitasnya. Berbagai peristiwa yang kita alami di bulan ini mengingatkan kita bahwa Allah dalam Yesus Kristus tidak pernah meninggalkan kita, walaupun seringkali kedapatan kita tidak setia, kita menyakiti hati Tuhan dengan sikap dan perbuatan kita yang tidak berkenan kepada Allah, tetapi Dia akan selalu membuka tangan-Nya untuk menerima dan membarui hidup kita. Bacaan kita hari ini, adalah suatu ratapan umat Israel yang mengalami peristiwa pahit akibat jatuhnya kota Yerusalem dan semua penduduk harus dibawa ke Babel. Apa yang disampaikan dalam doa ini adalah curahan hati umat tentang penderitaan, kepahitan dan semua beban hidup yang dialami. Doa ini adalah doa untuk meminta pemulihan dari Allah, ada suatu keyakinan umat yang tergambar di ayat 19: “Engkau ya Tuhan, bertakhta selama-lamanya, tahta-Mu dari masa ke masa”, tapi juga ada harapan pemulihan cdari Allah: “Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, maka kami akan kembali. Baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala” (ay.21). Umat sangat menyadari bahwa karena dosa dan kesalahan mereka, dan orangtua mereka, maka berbagai persoalan dan penderitaan yang harus mereka jalani. Mereka berdoa mohon belas-kasihan Tuhan, agar IA membawa mereka kembali ke tanah perjanjian Allah dan memulihkan keadaan mereka seperti sediakala. Kita akan memasuki perjalanan di bulan yang baru, tepatlah jika dikatakan bahwa hidup ini ibarat sebuah perjalanan. Belajarlah dari pengalaman di hari – hari yang telah terlewati, berjalanlah bersama Tuhan Yesus, hadapilah setiap tantangan dengan berserah hanya pada kehendak-Nya. Kerjakanlah apa yang menjadi tanggungjawabmu dan mintalah selalu penyertaan-Nya. Jika suatu waktu kamu terjatuh, berserulah mohon pemulihan daripada-Nya dan IA akan menyelamatkanmu.

Doa: Terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu, yang ku alami dalam hidupku,         Amin.

*sumber : SHK bulan Oktober 2020, LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *