fbpx

ORANG MAJUS (YANG BIJAK ?)

Bagian – 1

Selama ini para Majus dari Timur yang berkunjung ke Tanah Yudea (lihat Matius 2) dikenal sebagai orang-orang pandai dan bijak. Pandangan ini berasal dari beberapa terjemahan dalam Alkitab bahasa Inggris yang menyebut para musafir ini sebagai “wise men” atau “orang bijak“.
Now when Jesus was born in Bethlehem of Judaea in the days of Herod the king, behold, there came wise men from the east to Jerusalem, (Matthew 2:1, King James Version)
Namun jika dibaca dengan teliti (terutama dalam bahasa aslinya – Bahasa Yunani), maka pembaca Injil Matius mungkin tidak menyadari bahwa para Majus ini ternyata bertindak lebih dari sekedar bijak!
Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “majus” dalam terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) atau “wise men/ orang-orang bijak“ (dalam Alkitab berbahasa Inggris) adalah (magoi; μάγοι), kata yang dipinjam dari istilah Persia, yang digunakan untuk menggambarkan para ahli perbintangan Babilonia Kuno, yang kemungkinan juga berfungsi sebagai imam Zoroaster. Sehingga mereka tentunya adalah orang-orang yang pandai dan bijak.

Ketika para Majus ini berkunjung ke Yerusalem, maka sebenarnya intelektualitas mereka patut dipertanyakan, karena kunjungan para musafir pagan ini ke Yerusalem bukanlah langkah yang cerdas secara geopolitik. Apalagi ketika mereka bertanya tentang tempat tinggal “Raja orang Yahudi” yang baru lahir – padahal saat itu Herodes sedang memerintah sebagai raja Yudea.
Selain itu, orang-orang Majus ini setuju untuk bertemu dengan Raja Herodes, setelah Herodes mengetahui misi mesianik mereka. Lebih lanjut, para musafir dari Timur ini tampaknya mempercayai begitu saja kebohongan Herodes tentang keinginannya untuk menyembah raja yang baru lahir ini (lihat Matius 2:7-9)

Namun akhir kisah ini menjadi menarik ketika Raja Herodes baru menyadari bahwa dia telah “diejek” (ἐνεπαίχθη – yang diterjemahkan oleh LAI sebagai “diperdayakan”) oleh para Majus ini, setelah mereka diperingatkan dalam mimpi agar tidak kembali menemui Herodes (Matius 2:16).

Kata “ejek” adalah kata yang sama, yang digunakan oleh Matius untuk menggambarkan “ejekan” kepada Yesus sebagai “raja orang Yahudi” (bandingkan teks Matius 2:16 dan teks Matius 27:29 dalam bahasa Yunani)
Τότε Ἡρῴδης ἰδὼν ὅτι ἐνεπαίχθη ὑπὸ τῶν μάγων ἐθυμώθη λίαν, καὶ ἀποστείλας ἀνεῖλεν πάντας τοὺς παῖδας τοὺς ἐν Βηθλέεμ καὶ ἐν πᾶσι τοῖς ὁρίοις αὐτῆς ἀπὸ διετοῦς καὶ κατωτέρω, κατὰ τὸν χρόνον ὃν ἠκρίβωσεν παρὰ τῶν μάγων. (Teks Matius 2:16 dalam Bahasa Yunani)
καὶ πλέξαντες στέφανον ἐξ ἀκανθῶν ἐπέθηκαν ἐπὶ τῆς κεφαλῆς αὐτοῦ καὶ κάλαμον ἐν τῇ δεξιᾷ αὐτοῦ, καὶ γονυπετήσαντες ἔμπροσθεν αὐτοῦ ἐνέπαιξαν αὐτῷ λέγοντες “Χαῖρε, Βασιλεῦ τῶν Ἰουδαίων,” (Teks Matius 27:29 dalam Bahasa Yunani)
Sehingga, ketika orang-orang Majus, yang diragukan kepandaiannya, ternyata telah memperdayai/ menipu Herodes, maka di saat yang sama, Matius juga menggambarkan Raja Herodes sebagai orang yang sangat lambat menyadari bahwa ia sebenarnya telah ditipu oleh para Majus.

(bersambung)
Penulis: R. F. Pattipawaey, ST., M.Plan – disadur dari forum diskusi Jewish Gospels – Israel Bible Weekly – di Israel Bible Institute Ahaliav St. 8, Ramat Gan 5252261 – Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *