fbpx

Santapan Harian Keluarga, 1 s.d 7 Oktober 2017

Sabtu, 7 Oktober 2017

Bacaan : I Samuel 12 : 20-25

Dan berkatalah Samuel kepada bangsa itu: “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.
Janganlah menyimpang untuk mengejar dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong karena semuanya itu adalah kesia-siaan belaka.
Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya?
Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.
Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu itu.”

IBADAH SEJATI : MENGASIHI TUHAN DAN SESAMA

Ajaran yang baik dan lurus akan membawa manusia dan kita semua ke jalan yang benar. Jalan hidup yang dikehendaki Tuhan. Pertama-tama harus menanamkan nilai-nilai takut akan Tuhan, sebab dari Tuhanlah kita memiliki hidup yang penuh rahmat dan berkat. Hanya dengan takut akan Tuhan serta taat dan setia melakukan ajaran-ajaranNya maka kita akan selamat. Sebaliknya, ketika kita merasa bahwa hidup ini adalah milik dan hak kita untuk menjalaninya dan karena itu apa saja keinginan dan kemauan kita sekalipun itu bertentangan dengan kehendak Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menghukum kita, sebab kita dinilai sebagai orang/umat yang tidak tahu bersyukur dan berterima kasih. Hal ini juga yang mau Samuel katakan dan ajarkan kepada umat Israel selaku umat milik Tuhan. Bahwa semua tingkah-langkah mereka mesti merupakan jawaban iman dan ungkapan syukur kepada Tuhan. Sebab Tuhan telah lebih dahulu menyatakan kasih-Nya melalui perbuatan-perbuatan keselamatan yang dilakukan bagi mereka. Jadi tidak ada pilihan lain bagi umat selain takut dan hormat kepada Tuhan dan melaksanakan ajaran-ajaranNya yang terimplementasi dalam membangun relasi yang baik dan saling menghidupkan dengan sesama untuk kesejahteraan bersama. Itulah wujud ibadah yang sejati. Sebagai umat percaya kita pun dipanggil melakukan hal yang sama sebab dari Tuhanlah hidup kita diselamatkan.

Doa : ajarkan kami Tuhan untuk setia mengasihiMu dan sesama. Amin

Jumat, 6 Oktober 2017

Bacaan : yakobus 1 :26-27

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

JIKA SELALU MENCIBIR SULIT MENGASIHI

Pada suatu hari minggu yang dingin, banyak sekali orang datang ke gereja untuk beribadah, namun di pelataran gereja itu ada seorang pria yang terbaring. Dia mengenakan mantel yang panjang yang sobek, sepatu butut yang banyak bolong sehingga jari-jarinya menyembul keluar dan ada topi di kepalanya. Kelihatan seperti gelandangan atau tunawisma. Melihat itu, anggota jemaat berbisik-bisik membicarakan pria itu dan tertawa-tawa tanpa mengajak dia masuk ke gereja dan juga tidak melakukan apa-apa. Beberapa saat kemudian ibadah dimulai dan semua menunggu pendeta yang akan memimpin ibadah. Muncullah pria tunawisma yang tidur di emperan gereja tadi dengan kepala tertunduk. Semua orang menarik nafas dan terkejut, ternyata pria itu adalah pendeta. Ia berjalan menuju mimbar dan meletakkan Alkitab di atas mimbar dan berkata : “Jemaat saya kira tidak ada yang perlu saya katakan dalam khotbah saya hari ini. Jika kamu terus menghakimi atau menilai orang lain, maka kamu tidak akan punya waktu untuk mengasihi mereka. Hal ini mengingatkan kita bahwa sering kita jua bersikap seperti jemaat itu, yang hanya tahu menilai orang lain tanpa melakukan sesuatu untuk menolong mereka. Karena itu Yakobus bilang, jika kita menganggap diri kita beribadah namun tidak mengekang lidah kita maka sia-salah ibadah itu. Ibadah yang murni adalah peduli dengan orang lain yaitu mereka yang lemah, seperti janda, yatim piatu atau mereka yang lemah yang sering termarjinal dalam masyarakat.

Doa : Oh Yesus buatlah kami peduli dengan sesama. Amin

Kamis, 5 Oktober 2017

bacaan : Yakobus 1 : 22-25

1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. 1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. 1:24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. 1:25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

PERSEPSI YANG BAIK MEMBUAT PERILAKU JUGA BAIK

ada seorang ayah yang hampir meninggal. Ia memanggil kedua anaknya dan memberi pesan : “Jangan kamu menagih hutangdari siapapun dan jangan kamukena matahari kalau bekerja. Setelah sang ayah meninggal, kedua anak itu mulai menerapkan ajaran ayahnya. Namun akan yang satu mengalami kebangkrutan dalam usaha dan anak yang lain mengalami kesuksesan. Sang ibu bertanya kepada anak yang gagal : mengapa kamu bangkrut. Sang anak menjawab karena aku melakukan nasehat ayah dengan tidak menagih hutang dari mereka yang berhutang. Dan supaya tidak kena matahari aku pulang kerja aku naik taxi. Akhirnya uangku habis. Sang ibu bertanya kepada anak yang satunya : mengapa usahamu makin sukses dan uangmu semakin banyak. Sang anak berkata : ini karena nasehat ayah. Saya tidak boleh menagih hutang dari orang yang berhutang karena itu saya tidak memberi hutang kepada siapapun dengan begitu saya tidak menyusahkannya. Tidak boleh kena matahari karena itu saya tunggu sampai malam baru pulang ke rumah, dengan begitu saya tidak usah naik taxi tetapi jalan kaki. Satu nasehat namun persepsinya berbeda. Persepsi akan mendorong orang untuk melakukan apa yang dipikirkannya, dan itu membentuk sikap atau karakternya. Jadi sukses atau gagal dalam hidup tergantung persepsi seseorang. Demikian juga kata Yakobus, kalau kita memahami Firman Tuhan dengan baik dan melakukannya dengan sungguh-sungguh maka kita akan bahagia.

Doa : Tuhan tuntunlah kami supaya dapat memahami firmanMU dan melakukannya, amin

Rabu, 4 Oktober 2017

bacaan : Yakobus 1: 19-21

1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; 1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. 1:21 Sebab itu buanglah  segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu

BUANGLAH AMARAHMU

Ada seorang ayah yang memiliki sifat emosional. Ia tidak hanya marah karena hal-hal besar yang terjadi di kantor, tapi masalah sekecil apapun yang terjadi di rumah pasti menimbulkan kemarahannya. Hal itu membuat isteri dan anak-anaknya selalu merasa takut jika ia sudah pulang kantor. Suatu hari tanpa sengaja ia melakukan sesuatu kesalahan besar. Ia lupa mencabut seterika yang ia gunakan untuk menyetrika salah satu dokumennya yang basah akibat perbuatannya sendiri. Akibatnya meja setrika hangus terbakar — untunglah tidak terjadi korslet. Isteri dan anak-anaknya datang memeluk dia untuk menghibur dan menguatkannya. Mereka heran mengapa ayah yang emosional itu tidak berkata apa-apa. Saat hendak makan malam, ayah meminta maaf kepada isteri dan anak-anaknya : sebab mereka tidak memarahi dia tapi justru menghibur. Berbeda jauh jika mereka yang melakukannya maka pasti ia sudah sangat marah besar. Sejak itu, ia mulai mengelola emosinya sehingga tidak lagi gampang emosi. Begitulah yang dikatakan oleh Yakobus : Buanglah amarah, sebab amarah tidak mengerjakan kebenaran Allah tetapi akan melahirkan kejahatan, dan kata kotor sehingga melukai hati orang lain dan membuat relasi kita semakin jauh seorang dari yang lain. Dan karena itu, kita diajak untuk rajin mendengar Firman Tuhan dan melakukannya, karena Firman yang tertanam dalam hai kita dan dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menyelamatkan kita dari kejahatan.

Doa : Tuhan ajarlah kami mengendalikan diri dari amarah, supaya tidak melukai hatiMu dan sesama, amin

Selasa, 3 Oktober 2017

bacaan : Mazmur 96 : 7-13

96:7 Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! 96:8 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! 96:9 Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi! 96:10 Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “TUHAN itu Raja! Sungguh tegak  dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili  bangsa-bangsa dalam kebenaran. ” 96:11 Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak,  biarlah gemuruh laut serta isinya, 96:12 biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan  bersorak-sorai  96:13 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,  dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

MASIH BANYAK ORANG YANG PERCAYA KEPADA TUHAN

Menjelang 500 tahun reformasi 31 Oktober 2017, gereja-gereja di Wittenberg – Jerman ramai dikunjungi para wisatawan asing. Mulanya mereka masuk di gereja-gereja itu hanya untuk melihat arsitektur interiornya, tetapi ketika di sana ibadah sedang berlangsung, mereka pun ikut beribadah sekalipun menggunakan bahasa Jerman, yang berbeda dengan mereka. Hal ini membuktikan bahwa di tengah-tengah sekularisme yang semakin tinggi di dunia barat, di mana orang mulai tidak percaya kepada Tuhan dan meninggalkan gereja, namun masih ada orang yang percaya kepada Tuhan dengan setia beribadah. Bahkan setelah ibadah usai, masih ada wisatawan yang datang untuk berdoa dengan cara mereka di dalam gedung gereja. Hal ini memperlihatkan bahwa kesadaran akan kekuatan dan kemahakuasaan Tuhan masih diyakini dalam hidup mereka. Ibadah masih merupakan salah satu cara dimana orang bersekutu dengan Tuhan dan dengan sesamanya. karena itu pemazmur mengajak kita semua untuk terus beribadah kepada Tuhan sebagai salah satu sarana dimana kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan dan sesama. Dengan begitu kita terus mengalami kasih dan kuasa Tuhan yang menuntun dan membarui kita untuk hidup dengan benar dengan mau peduli dan berbagai dengan orang lain.

Doa : Tuhan bangkitkan semangat kami untuk beribadah kepadaMu, supaya kami memuliakan namaMu melalui hidup dan kerja kami, amin

Senin, 2 Oktober 2017

bacaan : Mazmur 96 : 1-6

96:1 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! 96:2 Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. 96:3 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa. 96:4 Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. 96:5 Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit. 96:6 Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya

PERBUATAN TUHAN YANG INDAH

Ada satu jemaat yang sangat bahagia dan terus memuji Tuhan karena mereka bisa memiliki tempat ibadah baru dan besar. Jika dilihat dari penghasilan anggota jemaat hal itu tidak mungkin karena penghasilan mereka biasa-biasa saja. Awalnya jemaat ini memiliki gedung gereja kecil yang terbuat dari atap rumbia dan dinding papan. Tetapi gedung gereja itu roboh karena angin ribut yang sangat kencang. Untuk beberapa saat mereka beribadah di alam terbuka. Jika hujan mereka sulit beribadah, tapi kemudian mereka bisa beribadah di sebuah gedung latihan olah raga ketika pendeta mendatangani pemilik gedung itu dan meminta izin untuk beribadah di situ pada hari minggu. Mereka selalu berdoa semoga dapat memiliki gedung ibadah seperti itu. Sepuluh tahun kemudian, pemilik gedung tersebut menyerahkan gedung itu untuk dijadikan gereja. Karena itulah mereka semua memuji Tuhan dan bersukacita sebab Tuhan telah menunjukkan kuasa-NYA yang besar dalam persekutuan dan pelayanan mereka. Ajakan untuk memuji dan mengagungkan Tuhan juga dilakukan pemazmur bagi umat Israel dan kita semua. Sebab perbuatanNYA yang ajaib bukan hanya terjadi pada hal-hal yang luar biasa tetapi terus terjadi bagi kita melalui hal-hal yang biasa dan sederhana, seperti ketika angin berhembus, burung berkicau, air mengalir, anak-anak bermain, ibu-ibu bekerja, dsbnya. Di sana Tuhan terus melakukan perbuatanNYA yang ajaib supaya kita terus merasakan kasihNYA.

Doa : Tuhan Yesus ajarilah kami untuk selalu bergantung kepadaMU dan memuji namaMU amin

Minggu, 1 Oktober 2017

Bacaan : Amos 5 :21-27

“Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.”
“Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?
Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,
dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik,” firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.

BIOLA YANG MEMBAWA BERKAT

Ada seorang pengemis duduk di depan sebuah gereja di Eropa, dan memainkan biola tuanya. Di depannya ada sebh kaleng kosong. Biola itu digunakannya untuk mencari uang. Seorang laki-laki yang keluar dari gereja itu dengan pakaian yang sangat rapih meminjam biola sang pengemis. Awalnya pengemis tidak mau karena hanya itu harta yang tersisa dalam hidupnya dan digunakan untuk mencari nafkah. Tetapi karena terus didesak maka pengemis itu dengan berat hati meminjamkannya. Ketika biola ìtu berpindah tangan terdengar lagu-lagu yang sangat indah dan merdu keluar dari biola itu. Tempat yang semula sepi tiba-tiba menjadi ramai karena banyak orang yang ingin melihat pemain biola dan mendengar lagu-lagu indah itu. Setelah selesai memainkan beberapa lagu orang itu mengembalikan biola pengemis itu dan pergi. Kaleng pengemis yang semula kosong sudah menjadi penuh dengan uang. Ternyata yang bermain biola itu adalah Paganini seorang maestro biola. Ia bukan hanya memuji dan menuliskan Tuhan dengan beribadah di gereja tetapi dia mewujudkan ibadah kepada Tuhan itu juga melalui kepeduliannya bagi orang lain khususnya pengemis yang miskin dan lemah. Hal itu juga yang disuarakan Amos bagi orang Israel dan kita semua. Bahwa ibadah yang sejati bukan hanya dengan nyanyian, persembahan korban dan mendengar firman saja, tetapi lebih dari itu yaitu mau peduli dan melayani orang lain terutama mereka yang lemah dan yang tak berdaya.

Doa : Ya Yesus ajarkan kami untuk selalu peduli dengan mereka yang lemah. Amin

Sumber : LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *