fbpx

Santapan Harian Keluarga, 18 – 24 Agustus 2019

AMBON, jemaatgpmsilo.org

Minggu, 18 Agustus 2019                    

bacaan : 1 Raja-raja 12 : 1 – 24

Pecahnya kerajaan itu
Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja. 2 Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat–pada waktu itu dia masih ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo–maka kembalilah ia dari Mesir. 3 Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan segenap jemaah Israel dan berkata kepada Rehabeam: 4 “Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.” 5 Tetapi ia menjawab mereka: “Pergilah sampai lusa, kemudian kembalilah kepadaku.” Lalu pergilah rakyat itu. 6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” 7 Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” 8 Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, 9 katanya kepada mereka: “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?” 10 Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: “Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami–beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! 11 Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” 12 Pada hari lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: “Kembalilah kepadaku pada hari lusa.” 13 Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua kepadanya; 14 ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” 15 Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan TUHAN, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat. 16 Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!” Maka pergilah orang Israel ke kemahnya, 17 sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota-kota Yehuda. 18 Kemudian raja Rehabeam mengutus Adoram yang menjadi kepala rodi, tetapi seluruh Israel melontari dia dengan batu, sehingga mati, bahkan raja Rehabeam hampir-hampir tidak dapat menaiki keretanya untuk melarikan diri ke Yerusalem. 19 Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini. 20 Segera sesudah seluruh Israel mendengar, bahwa Yerobeam sudah pulang, maka mereka menyuruh memanggil dia ke pertemuan jemaah, lalu mereka menobatkan dia menjadi raja atas seluruh Israel. Tidak ada lagi yang mengikuti keluarga Daud selain dari suku Yehuda saja. 21 Ketika Rehabeam datang ke Yerusalem, ia mengumpulkan segenap kaum Yehuda dan suku Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup berperang untuk memerangi kaum Israel dengan maksud mengembalikan kerajaan itu kepada Rehabeam, anak Salomo. 22 Tetapi datanglah firman Allah kepada Semaya, abdi Allah, demikian: 23 “Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap kaum Yehuda dan Benyamin dan kepada selebihnya dari bangsa itu: 24 Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi.” Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu.

Lawanlah Separatisme

Separatisme politik atau lebih dikenal dengan gerakan separtisme merupakan suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia. Salah satu alasan penyebab gerakan ini muncul yakni ketidakpuasan akan kinerja pemerintah sehingga muncul ide untuk membentuk suatu gerakan yang memiliki visi dan misi yang berbeda. Hal mana tentunya akan berdampak pada perpecahan. RMS (Republik Maluku Selatan), GAM (Gerakan Aceh Merdeka), OPM (Orgaisasi Papua Merdeka), Kelompok Jemaah Islamiyah merupakan beberapa kelompok gerakan separatis di Indonesia yang terus-menerus merongrong keutuhan bangsa ini. Pemerintah pun berusaha untuk mengendalikan luasnya pengaruh dari gerakan-gerakan tersebut, salah satunya dengan mengerjakan sistem pambangunan yang merata di semua daerah di Indonesia. Kesadaran ini yang dalam bacaan kita dituntut oleh rakyat kepada Rehabeam. Rakyat memintanya untuk memperhatikan keadaan mereka yang sulit akibat besarnya jumlah pajak yang harus dibayar sesuai peraturan raja sebelumnya. Namun Rehabeam tidak mempedulikan permintaan rakyat dan semakin meningkatkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh rakyat. Akibatnya, rakyat pun hidup memisahkan diri dari wilayah pemerintahan Rehabeam. Keadaan ini memberi pesan penting bagi kita untuk selalu menciptakan dan meningkatkan keadilan sosial melalui tugas dan peran kita jika kita ingin Bangsa Indonesia yang kita cintai ini, tetap utuh sebagai satu bangsa. Untuk itu, lakukan keadilan sosial dan sebagai orang beriman lawanlah separatisme!

Doa: Ajarkanlah ya Tuhan kami untuk bertanggung jawab merawat keutuhan bangsa ini. Amin.

Senin, 19 Agustus 2019                           

bacaan : Amos 8 : 4 – 8

Peringatan terhadap orang yang mengisap sesamanya

4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini 5 dan berpikir: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, 6 supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?” 7 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: “Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! 8 Tidakkah akan gemetar bumi karena hal itu, sehingga setiap penduduknya berkabung? Tidakkah itu seluruhnya akan naik seperti sungai Nil, diombang-ambingkan dan surut seperti sungai Mesir?”

Usahakanlah Keadilan Sosial Bagi Sesama

Amos dalam bacaan kita hari ini memberikan peringatan keras kepada mereka yang perbuatannya berdampak bagi kehidupan berbangsa di Israel. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengusahakan keadilan sosial bagi warga bangsanya tetapi sebaliknya mengambil keuntungan dari kekurangan dan kelemahan sesama sehingga orang-orang yang sudah miskin bertambah miskin. Contohnya: Mereka “barmaeng mata dacing”, “Makang riba” lalu “tindas orang yang lemah” dsb. Saudaraku, baru dua hari lalu, kita memperingati HUT Kemerdekaan Bangsa kita, INDONESIA tercinta, yang ke 74. 74 tahun bukan usia yang muda, jika diibaratkan dengan manusia, sudah tergolong “manula” yang pada satu sisi pasti sudah ubanan, sakit-sakitan, bau minyak gosok dengan fungsi pendengaran dan penglihatan yang menurun. Tapi di sisi lain sudah sangat “matang” karena sarat pengalaman sehingga semakin bijak dalam bertutur dan bertindak. Harapan kita: INDONESIA mesti menjadi seperti “manula” yang matang dan bijak, dimana para pemimpin dan warganya menikmati hidup yang nyaman, tentram dan damai serta berkeadilan sosial. Tapi sudahkah itu kita nikmati dalam kehidupan berbangsa kita? Pasti banyak di antara kita yang menjawab: “BELUM!!!”. Karena itu di hari ini, peringatan Amos kepada Israel juga mau disampaikan kepada kita agar bersama-sama kita mengusahakan keadilan sosial bagi sesama dan ciptaan lainnya. Dengan cara kita melakukan setiap tugas dan pekerjaan kita dengan jujur, jangan curang apalagi sampai merugikan dan menyengsarakan orang lain,  karena Tuhan tidak akan kompromi dengan kejahatan apapun. Tuhan berkati kita…

Doa:  Tuhan, mampukan kami ‘tuk bekerja dengan jujur sehingga dapat menghasilkan hidup yang berkeadilan sosial. Amin.

Selasa, 20 Agustus 2019                      

bacaan : 2 Tawarikh 19 : 4 – 11

Yosafat mengangkat hakim-hakim

4 Yosafat diam di Yerusalem. Ia mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. 5 Ia mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yakni di semua kota yang berkubu di Yehuda, di tiap-tiap kota. 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: “Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. 7 Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita.” 8 Juga di Yerusalem Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di Yerusalem. 9 Ia memerintahkan mereka: “Kamu harus bertindak dengan takut akan TUHAN, dengan setia dan dengan tulus hati, demikian: 10 Dalam setiap perkara, yang disampaikan kepada kamu oleh rekan-rekanmu yang tinggal di kota-kota, yakni perkara-perkara mengenai penumpahan darah atau mengenai hukum, perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan hendaklah kamu memperingatkan mereka, supaya mereka jangan bersalah terhadap TUHAN, sehingga murka-Nya menimpa kamu dan rekan-rekanmu. Hendaklah kamu berbuat demikian, dan kamu tidak akan bersalah. 11 Dengan ini imam kepala Amarya diangkat sebagai ketuamu dalam segala perkara ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala perkara kerajaan, sedang orang Lewi akan melayani kamu sebagai pengatur. Bertindaklah dengan tegas! Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas.”

Lakukanlah Pekerjaanmu Seperti Untuk Tuhan

Jika seseorang betul-betul mengasihi Tuhan dalam hidupnya, maka ia akan mendorong sekaligus mempengaruhi orang-orang disekitarnya untuk mengasihi Tuhan dalam hidup mereka juga. Seperti “bubuk kopi satu sendok dan air satu belanga“. Kehidupan seperti ini diperlihatkan oleh Yosafat, Raja Israel. Ia memberi perhatian, mengusahakan kesejahteraan dan memberi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, sehingga baik mereka yang ada di perkotaan maupun yang jauh di pelosok sungguh-sungguh merasakan imbas dari kepemimpinannya. Hal ini dapat dicapai Yosafat karena Ia tidak hanya duduk di tahta dan bertitah, tetapi Ia mengunjungi rakyatnya dan mendorong mereka untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Ia juga mengangkat para hakim dan imam untuk membantunya dan kepada mereka ia berpesan untuk bekerja dengan jujur, setia, adil, tidak berpihak, tidak menerima suap dan yang paling penting bekerja dengan takut Tuhan, sehingga apapun yang mereka kerjakan, haruslah dikerjakan seperti “untuk Tuhan” dan bukan untuk kepentingan diri sendiri. Saudaraku, pesan Yosafat ini disampaikan juga kepada basudara dan beta agar kita belajar untuk bekerja dengan benar, setia, jujur, adil dan takut Tuhan. Jangan menerima suap dan jangan pula mencari keuntungan diri sendiri, apalagi sampai menyusahkan orang lain, sehingga dari apa yang kita kerjakan, nama Tuhan dipermuliakan dan orang-orang di seputar kita maupun yang berada jauh dari kita tetap bisa merasakan imbas dari pekerjaan kita dan mereka memuliakan Tuhan. 

Doa: Tuhan, tolong kami untuk selalu bekerja dengan jujur, adil dan takut Tuhan sehingga orang lain dapat memuliakan nama-Mu. Amin.                     

Rabu, 21 Agustus 2019                            

bacaan : Nehemia 5 : 1 – 13

Nehemia memperhatikan keluhan-keluhan sesama orang Yahudi
Maka terdengarlah keluhan yang keras dari rakyat dan juga dari pihak para isteri terhadap sesama orang Yahudi. 2 Ada yang berteriak: “Anak laki-laki dan anak perempuan kami banyak dan kami harus mendapat gandum, supaya kami dapat makan dan hidup.” 3 Dan ada yang berteriak: “Ladang dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat gandum pada waktu kelaparan.” 4 Juga ada yang berteriak: “Kami harus meminjam uang untuk membayar pajak yang dikenakan raja atas ladang dan kebun anggur kami. 5 Sekarang, walaupun kami ini sedarah sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan anak-anak kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak dan sudah beberapa anak perempuan kami harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena ladang dan kebun anggur kami sudah di tangan orang lain.” 6 Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu. 7 Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: “Masing-masing kamu telah makan riba dari saudara-saudaramu!” Lalu kuadakan terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar. 8 Berkatalah aku kepada mereka: “Kami selalu berusaha sedapat-dapatnya untuk menebus sesama orang Yahudi yang dijual kepada bangsa-bangsa lain. Tetapi kamu ini justru menjual saudara-saudaramu, supaya mereka dibeli lagi oleh kami!” Mereka berdiam diri karena tidak dapat membantah. 9 Kataku: “Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus berlaku dengan takut akan Allah kita untuk menghindarkan diri dari cercaan bangsa-bangsa lain, musuh-musuh kita? 10 Juga aku dan saudara-saudaraku dan anak buahku telah membungakan uang dan gandum pada mereka. Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu! 11 Biarlah kamu kembalikan kepada mereka hari ini juga ladang mereka, kebun anggur, kebun zaitun dan rumah mereka, pula hapuskanlah hutang mereka, yakni uang serta gandum, anggur dan minyak yang kamu tagih dari pada mereka!” 12 Berkatalah mereka: “Itu akan kami kembalikan! Dan kami tidak akan menuntut apa-apa dari mereka. Kami akan lakukan tepat seperti yang engkau perintahkan!” Lalu aku memanggil para imam dan menyuruh mereka bersumpah, bahwa mereka akan menepati janji mereka. 13 Juga kukebas lipatan bajuku sambil berkata: “Demikianlah setiap orang yang tidak menepati janji ini akan dikebas Allah dari rumahnya dan hasil jerih payahnya. Demikianlah ia dikebas dan menjadi hampa!” Dan seluruh jemaah berkata: “Amin,” lalu memuji-muji TUHAN. Maka rakyat berbuat sesuai dengan janji itu.

Kepekaan Sosial Membawa Pembaruan Hidup

Ada dua hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepekaan dan kerelaan untuk berkorban. Hal ini terlihat pada sikap Nehemia, ketika ia diangkat menjadi Bupati di tanah Yehuda (ay.14), pada saat ia diutus untuk membangun kembali Yerusalem. Ketika ia mendengar keluhan rakyatnya yang miskin karena terlilit hutang, menggadaikan kebun, membiarkan anak-anak menjadi budak, hanya untuk memperoleh makanan, agar mereka bertahan hidup. Nehemia tergerak hatinya dan ia mengumpulkan para pemuka dan penguasa untuk membicarakan hal itu untuk mencari jalan keluar. Nehemia menggugat mereka yang telah menyebabkan banyak orang menderita dan akhirnya mereka sadar dan mengubah sikap mereka untuk mengembalikan hak-hak orang miskin. Akhirnya semua orang dapat menikmati hidup yang lebih baik karena semua hak mereka dapat terpenuhi dan mereka memuji Tuhan. Dalam kehidupan kita dibutuhkan orang-orang yang peka dan gelisah terhadap berbagai permasalahan sosial dalam masyarakat, baik itu kehidupan orang-orang miskin, para janda dan yatim piatu, kaum disabilitas, saudara yang hidup dengan HIV/AIDS, bahkan orang-orang yang diperlakukan dengan tidak adil. Mereka membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Kepekaan dan kegelisahan kita tidak hanya sebatas mendoakan tetapi juga melakukan berbagai aksi sosial untuk menolong mereka keluar dari berbagai persoalan mereka. Sikap ini sepatutnya menjadi sikap para pemimpin kita, baik di keluarga, gereja dan masyarakat.

Doa: Tuhan, jadikan kami orang-orang yang memiliki kepekaan dan solidaritas dengan sesama yang menderita. Amin.

Kamis, 22 Agustus 2019                          

bacaan : Nehemia 5 : 14 – 19

Sikap Nehemia yang tidak mencari keuntungan

14 Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. 15 Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah. 16 Akupun memulai pekerjaan tembok itu, walaupun aku tidak memperoleh ladang. Dan semua anak buahku dikumpulkan di sana khusus untuk pekerjaan itu. 17 Duduk pada mejaku orang-orang Yahudi dan para penguasa, seratus lima puluh orang, selain mereka yang datang kepada kami dari bangsa-bangsa sekeliling kami. 18 Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat. 19 Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini.

Merawat Keutuhan bangsa dengan meningkatkan Keadilan Sosial

Dalam mensyukuri 74 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, maka firman Tuhan di hari ini memberi teladan bagi kita melalui tokoh Nehemia yang menjadi bupati untuk membangun kembali tembok kota Yerusalem. Nehemia rela meninggalkan pekerjaannya yang nyaman di istana sebagai juru minum raja Arthasasta demi rasa kecintaannya untuk membangun tembok kota Yerusalem. Rasa kecintaan dan sikap takut Tuhan membuat Nehemia untuk tidak memberatkan masyarakat dengan berbagai kebutuhan dirinya sebagai bupati. Sikap Nehemia ini berbeda dengan bupati-bupati sebelumnya yang sangat memberatkan masyarakat dengan berbagai tanggungan. Sikap Nehemia yang tidak mementingkan diri sendiri inilah mesti menginspirasi para pemimpin kita yang terpanggil untuk mengabdi bagi kesejahteraan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berkorban serta mengendepankan kepentingan banyak orang daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sebagai orang tua, kita juga mengharapkan dan menginginkan sikap demikian lahir dari anak-anak kita sebagai generasi pemimpin masa depan. Itulah sebabnya sebagai papa, mama dan anak-anak kita dapat menciptakan sikap hidup yang mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Itu berarti kita selalu memohon hikmat Tuhan dalam menuntun keluarga kita agar kita mampu untuk meneladani sikap seperti Nehemia. Semoga!

Doa: Tuhan Yesus tuntun kami dengan hikmatMu agar kami dapat mewujudkan sikap berkorban bagi kepentingan banyak orang. Amin.

Jumat, 23 Agustus 2019                         

bacaan : Amos 5 : 7 – 13

Melawan perkosaan keadilan

7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah! 8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi–TUHAN itulah nama-Nya. 9 Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu. 10 Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas. 11 Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, –sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. 12 Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang. 13 Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

Keluarga Belajar Bersikap Adil

Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yakni mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memang tidak mudah dan gampang. Sebab membutuhkan komitmen dan perjuangan semua komponen masyarakat dalam mewujudkannya. Teristimewa para pemimpin yang berhubungan dalam tanggung jawab menegakkan hukum dan keadilan. Sebab orang-orang yang diberi kewenangan untuk menegakkan keadilan, mereka dapat menghadirkan keadilan dan kebenaran. Hal ini berbalik dengan kondisi dimana nabi Amos dengan keras mengkritik para pemimpin Israel yang tidak dapat menegakkan keadilan secara baik. Keadilan telah kehilangan kekuatannya dimana hak orang-orang lemah diinjak-injak.  Nabi Amos mengingatkan mereka bahwa apa yang mereka nikmati dari hasil pemerasan dengan ketidak-adilan, tidak akan dapat mereka nikmati lagi. Artinya, yang mereka tabur dengan cara-cara ketidakadilan untuk menikmati keuntungan justru akan menuai kehancuran. Seruan nabi Amos kepada para pemimpin Israel agar mereka bertobat dan segera mewujudkan keadilan akan berdampak baik dan positif bagi kehidupan dan masa depan umat Israel. Seruan ini juga mengingatkan kita sebagai papa, mama dan anak-anak untuk menciptakan keadilan dalam kehidupan keluarga kita. Mulai dari hal-hal yang paling kecil, dimana semua orang mendapat perhatian dan cinta kasih yang sama dengan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Untuk itu kita selalu memohon tuntunan kuasa Roh Kudus agar kita semua dapat melakukannya demi kebahagian keluarga kita.

Doa:  Tolonglah kami Tuhan agar kami dapat bersikap adil satu dengan yang lain dalam kehidupan keluarga kami. Amin.

Sabtu, 24 Agustus 2019                         

bacaan : Amos 2 : 6 – 16

Hukuman atas Israel

6 Beginilah firman TUHAN: “Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut; 7 mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku; 8 mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka. 9 Padahal Akulah yang memunahkan dari depan mereka, orang Amori, yang tingginya seperti tinggi pohon aras dan yang kuat seperti pohon tarbantin; Aku telah memunahkan buahnya dari atas dan akarnya dari bawah. 10 Padahal Akulah yang menuntun kamu keluar dari tanah Mesir dan memimpin kamu empat puluh tahun lamanya di padang gurun, supaya kamu menduduki negeri orang Amori; 11 Aku telah membangkitkan sebagian dari anak-anakmu menjadi nabi dan sebagian dari teruna-terunamu menjadi nazir. Bukankah betul-betul begitu, hai orang Israel?” demikianlah firman TUHAN. 12 “Tetapi kamu memberi orang nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi: Jangan kamu bernubuat! 13 Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum. 14 Orang cepat tidak mungkin lagi melarikan diri, orang kuat tidak dapat menggunakan kekuatannya, dan pahlawan tidak dapat melarikan diri. 15 Pemegang panah tidak dapat bertahan, orang yang cepat kaki tidak akan terluput dan penunggang kuda tidak dapat meluputkan diri. 16 Juga orang yang berhati berani di antara para pahlawan akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu,” demikianlah firman TUHAN.

Ketaatan Kepada Tuhan

Hidup yang saling mengasihi, menghargai dan mempedulikan adalah nilai-nilai hidup yang berfungsi untuk merawat keutuhan suatu persekutuan. Baik itu persekutuan keluarga, gereja dan masyarakat. Tetapi hidup yang mengabaikan nilai-nilai keadilan, penghargaan dan kasih, pasti akan merusak persekutuan itu. Nabi Amos dalam nubuatnya kepada bangsa Israel, mengingatkan dengan sangat tegas bahwa mereka sudah mengabaikan nilai-nilai keadilan dan penghargaan dalam hidup bermasyarakat. Mereka menjadi bangsa yang tidak taat kepada Tuhan dan melupakan perbuatan Tuhan di masa lampau, yang telah menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Ketidaktaatan Israel kepada Tuhan yang menyebabkan mereka melupakan sesama yang miskin, dan melakukan berbagai tindakan kejahatan di mata Tuhan. Kita baru saja merayakan hari Kemerdekaan RI, dan sebagai bangsa yang merdeka, kita patut bersyukur atas pertolongan Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Kita bertanggungjawab untuk merawat keutuhan bangsa ini dengan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan saling menghargai dengan melakukan perbuatan-perbuatan keadilan. Mulailah dengan merawat keutuhan hidup keluarga, keutuhan hidup bertetangga, keutuhan hidup berjemaat dan bergereja serta keutuhan hidup bermasyarakat. Hidup yang damai berawal dari kesediaan untuk hidup dalam takut akan Tuhan dan melakukan kebaikan, keadilan bagi sesama.

Doa: Tolong kami Tuhan, untuk merawat keutuhan hidup berkeluarga,          bergereja dan bermasyarakat. Amin.

  • sumber : SHK bulan Agustus 2019, oleh LJP-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *