fbpx

Santapan Harian Keluarga, 8 – 13 Juni 2020

jemaatgpmsilo.org

Tema Mingguan : “Allah Menjamin Kehidupan Segala Mahluk”

Minggu, 07 Juni 2020                             

bacaan : Mazmur 95 : 1 – 7.a

Hormatilah TUHAN dan taatilah Dia
Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. 2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. 3 Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. 4 Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunungpun kepunyaan-Nya. 5 Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya. 6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. 7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.

ALLAH MENJAMIN KEHIDUPAN SEGALA MAKHLUK

Memuji dan memuliakan Tuhan adalah kewajiban dari setiap orang percaya. Pemazmur dalam bacaan ini juga mengajak kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan Allah kita sebagai pencipta dan pemelihara. Ada beberapa alasan mengapa kita harus memuji Tuhan Allah kita yaitu: pertama, Dia adalah Allah yang besar dan berdaulat diatas segala allah. Tidak ada allah yang sehebat Allah yang kita sembah di dalam Kristus; kedua, Dia  adalah Allah Pencipta sekaligus Pemelihara seluruh alam semesta, dan Dia menjamin kehidupan segala makhluk; ketiga, Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan dan tuntunan tangan-Nya. Dengan menjadikan kita sebagai umat gembalaan dan tuntunan tangan-Nya, maka kita akan terus menikmati pemeliharaan Tuhan yang sempurna dalam kehidupan manusia dan alam semesta. Itulah sebabnya mengapa memuji dan memuliakan Allah menjadi kewajiban yang harus kita lakukan dengan setia dan dengan penghayatan yang sungguh dihadapan hadirat-Nya. Tanggungjawab memelihara kehidupan segala makhluk juga dipercayakan kepada kita, teristimewa ketika kehidupan segala makhluk terancam hancur. Terkadang kita memuji dan memuliakan Allah hanya sebatas kegiatan ritual atau ibadah saja, sementara wujud nyata ibadah kita selalu terabaikan. Kita melihat betapa alam semesta ciptaan Tuhan ini semakin rusak akibat dari ulah manusia sendiri yang serakah dan egois. Karena itu ibadah kita harus terwujud dalam tanggungjawab untuk merawat dan memelihara lingkungan alam yang ada disekitar kita, agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita di kemudian hari. Mulailah dengan hal – hal yang sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindari penggunaan plastik secara berlebihan, memanfaatkan tanah, air, dan berbagai sumber daya alam lainnya secara baik dan benar.

Doa : Tuhan, jadikanlah keluarga kami pemelihara lingkungan yang taat. Amin.

Senin, 08 Juni 2020                                 

bacaan : Kejadian 9 : 1 – 7

Perjanjian Allah dengan Nuh
Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. 2 Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. 3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. 5 Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia. 6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri. 7 Dan kamu, beranakcuculah dan bertambah banyak, sehingga tak terbilang jumlahmu di atas bumi, ya, bertambah banyaklah di atasnya."

TUHAN BERJANJI UNTUK MENYERTAI

Apa yang saudara – saudara rasakan saat ini, setelah melewati pergumulan hidup ditengah wabah covid 19 atau virus corona ini? Pasti ada banyak kisah dibalik bencana non alam ini, ada cerita tentang kesulitan, ketakutan, kekuatiran, sakit, duka atau juga cerita tentang perjuangan menghadirkan sukacita kehidupan. Dalam semua cerita itu ada satu hal yang selalu kita rasakan yaitu: “penyertaan Tuhan”. Bacaan ini berisi perjanjian Allah dengan Nuh dan keluarganya, setelah bencana “air bah” menimpa mereka. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan Nuh dan keluarganya ketika mereka boleh melewati bencana itu karena penyertaan Tuhan. Nuh mendirikan mezbah dan memberikan persembahan korban bakaran sebagai tanda syukur bagi Tuhan Allah (Kej.8:20). Kemudian Allah meneguhkan lagi perjanjian-Nya dengan Nuh, yaitu perjanjian bahwa, Allah menjamin kehidupan segala makhluk. Allah mengulang kembali perintah yang dulu pernah diberikan kepada manusia pertama untuk beranak-cucu dan memenuhi bumi (band.Kej.1:18) dan Allah menegaskan  kembali hakikat manusia yang diciptakan segambar dengan Allah (bd. Kej.1:26-27). Hal ini menunjukkan bahwa Allah masih terus  mempercayakan manusia untuk menjadi “mitra Allah” atau kawan sekerja Allah dalam merawat dan memelihara kehidupan di bumi ciptaan-Nya. Berulang kali ditegaskan bahwa pekerjaan ini tidak dilakukan oleh manusia seorang diri, sebab Allah terus menyatakan penyertaan-Nya. Belajar dari bencana wabah virus corona yang mengancam kehidupan kita sebagai manusia, sepatutnya mengajak kita untuk terus bersyukur atas penyertaan Tuhan dan memaknai semua peristiwa ini sebagai cara Allah untuk mengingatkan kita bahwa hidup manusia sangat berharga. Oleh sebab itu sebagai mitra Allah, kita terus diberi tanggungjawab untuk merawat kehidupan pemberian Tuhan.

Doa: Tuhan, kami bersyukur atas penyertaan-Mu yang tak pernah berakhir, amin

Selasa, 09 Juni 2020                               

bacaan : Mazmur 104 : 19 – 30

19 Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya. 20 Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka haripun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan. 21 Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah. 22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; 23 manusiapun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. 24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. 25 Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. 26 Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. 27 Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. 28 Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan. 29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. 30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

HIDUPLAH DALAM KETERATURAN, BIJAKSANA DAN BERMAKNA

Melalui bacaan kita pemazmur mengajak kita  sebagai umat Tuhan untuk memuji Tuhan dengan segenap hati dan jiwa karena Tuhan adalah sang Pemberi hidup. Semua makluk hidup sangat bergantung pada pemeliharaan dan kemurahan Tuhan. Pemazmur kagum dan takjub terhadap kebesaran Tuhan yang nampak dalam karya penciptaan-Nya dan kebijaksanaan-Nya. Dengan kebijaksanaan-Nya, Tuhan membagi waktu untuk manusia dan hewan – hewan, sehingga semuanya dengan leluasa dapat mencari nafkah. Waktu malam diperuntukkan bagi binatang liar untuk mencari nafkah dan waktu siang diperuntukkan bagi manusia untuk mencari nafkah. Dalam segala kebijaksanaan, Tuhan juga menciptakan laut yang penuh dengan segala binatang yang diam di dalamnya serta menjadikan laut sebagai sarana dimana melaluinya manusia dapat mendistribusikan segala kebutuhan hidup dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan lebih daripada itu, DIA-lah yang menjamin kehidupan semua makluk. Artinya kesejahteraan seluruh makluk bergantung pada Tuhan Allah. Apabila ia “membuka tangan dan menyatakan kebaikan-Nya maka seluruh makluk dapat memperoleh nafkah dan hidup,” dan jika Ia “menyembunyikan wajah-Nya maka semuanya tidak memperoleh nafkah dan mati”. Sejalan dengan itu, hidup dan matinya segala makluk ada dalam tangan Tuhan. Oleh karena itu maka manusia harus menjalani hidup yang adalah anugerah Tuhan ini dengan teratur, harmonis, bijaksana dan bermakna,  sebab hidup kita benar-benar bergantung pada Tuhan, sang pemberi hidup. Jadikanlah keluarga – keluarga kristen sebagai  persekutuan orang beriman yang selalu bergantung dan berharap pada kasih dan kemurahan Tuhan. Muliakanlah Tuhan sang Pencipta dan Pemelihara, dalam setiap aktifitas untuk merawat ciptaan-Nya.

Doa: Tuhan, tuntunlah keluarga kami untuk menjalani hidup ini dengan benar dan teratur, amin

Rabu, 10 Juni 2020                                    

bacaan : Mazmur  85 : 2 – 8 

(85-2) Engkau telah berkenan kepada tanah-Mu, ya TUHAN, telah memulihkan keadaan Yakub. 2 (85-3) Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, telah menutupi segala dosa mereka. Sela 3 (85-4) Engkau telah menyurutkan segala gemas-Mu, telah meredakan murka-Mu yang menyala-nyala. 4 (85-5) Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami. 5 (85-6) Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun? 6 (85-7) Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali, sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau? 7 (85-8) Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!

MOHONLAH BELAS KASIHAN ALLAH

Ketika gelombang penyebaran wabah covid-19 atau wabah virus corona semakin merebak dan melumpuhkan sendi – sendi kehidupan masyarakat, kita diperhadapkan dengan rasa cemas dan takut. Dalam kondisi seperti ini apa yang paling kita butuhkan? Mazmur 85 : 2 – 8, mengajak kita untuk berdoa memohon belas kasihan Tuhan agar dipulihkan dari segala marabahaya. Pemazmur yang mewakili umat Israel berdoa dan berseru kepada Allah sang Penyelamat agar umat diampuni, dipulihkan dan diselamatkan. Umat meyakini bahwa Tuhan-lah yang berkuasa atas kehidupan ini. Nafas hidup adalah pemberiannya, dan keselamatan kita ada ditangan-Nya. Menghadapi ancaman marabahaya baik bencana alam, ataupun bencana non alam seperti wabah virus corona, kita meyakini bahwa, hanya Tuhan yang sanggup mengendalikan dan mengatasinya. Oleh karena itu kita hanya bisa berlindung  pada Allah, tempat pengungsian kita yang sejati. Dia adalah Allah yang berbelas kasih. Pemazmur mengajak kita, bersama dengan semua manusia di muka bumi ini marilah kita berseru: “Tuhan, kasihanilah kami!”. Pulihkanlah kami dari kondisi yang mengancam kehidupan ini”. Runtuhkanlah semua benteng keangkuhan kita, mohonlah belas kasihan-Nya sebab hanya itulah satu – satunya sumber pengharapan kita. Sebagaimana pemazmur  bersama segenap umat Israel  dalam bacaan ini menyerukan: “pulihkanlah kami ya Allah Penyelamat kami, perlihatkanlah kepada kami kasih setiaMu dan berikanlah kami keselamatan yang dari pada-Mu”.  Demikian juga kita meyakini, bahwa badai ini pasti berlalu, Tuhan memulihkan keadaan kita semua, memulihkan bangsa-bangsa di dunia, supaya secara bersama kita datang mengakui, bahwa hanya Tuhan-lah satu-satunya Penyelamat dunia.

Doa: Tuhan, kasihanilah kami semua, pulihkanlah kami dari marabahaya yang mengancam  kehidupan ini, Amin.

Kamis, 11 Juni 2020                                  

bacaan : Ulangan 11 : 8 – 12

Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan kutuk
8 "Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, 9 dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 10 Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. 11 Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; 12 suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.

TERUSLAH BERBUAT BAIK

Satu pesan yang tak akan pernah kulupakan dari sekian banyak nasehat ayahku sewaktu ia masih hidup adalah: “Nona, kerja untuk Tuhan itu harus kerja bae-bae, sebab sapa biking bae, dia dapa bae, sapa biking seng bae, dia dapa seng bae”. Nasehat ayahku ini begitu membekas dalam ingatanku dan selalu menjadi pengingat dalam melakukan pekerjaan dan menjalani hidupku. Nasehat ini lahir dari pengalamannya sebagai orangtua yang telah menjalani hidup berpuluh-puluh tahun, dalam segala suka duka, dan manis pahitnya hidup, ia mengalami kenyataan itu: “biking bae dapa yang bae, sebaliknya biking seng bae, dapa yang seng bae”. Inilah yang juga dinasehatkan oleh Musa kepada umat Israel, ketika mereka akan memasuki tanah Kanaan. Musa mengingatkan umat Israel agar mereka tetap berpegang pada seluruh perintah Tuhan. Memang kecendrungan manusia termasuk umat Israel adalah melupakan Tuhan dan tidak tau berterima kasih atas pertolongan Tuhan. Padahal Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Karena itu dalam segala situasi dan keadaan apapun, dalam segala ruang dan waktu, mereka harus selalu hidup berpaut pada Tuhan dan beribadah hanya kepada-Nya, serta hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya. Sebab ketaatan itulah yang akan membuat Allah selalu memberkati hidup mereka. Hal ini penting bagi kita di saat ini, ketika orang cenderung melakukan berbagai kejahatan untuk kepentingan diri mereka dan mengorbankan orang lain. Ada banyak pengalaman orang – orang yang terus melakukan kebaikan ditengah berbagai kesulitan, dan mereka akhirnya menikmati kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Pengalaman itu juga yang kita alami sepanjang situasi sulit ketika terdampak penyebaran wabah virus corona, teruslah berbuat baik, sebab Tuhan pasti menyelamatkan kita.

Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk terus melakukan kebaikan, Amin.

Jumat, 12 Juni 2020                               

bacaan : Ulangan 11 : 13 – 21

13 Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 14 maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, 15 dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. 16 Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. 17 Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu. 18 Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. 19 Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; 20 engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, 21 supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi.

AJARKANLAH KETAATAN KEPADA ANAKMU

Salah satu unsur penting dalam pendidikan dan pembinaan bagi anak – anak adalah, mengajarkan berulang – ulang. Hal ini yang diperintahkan oleh Tuhan Allah kepada umat Israel ketika mereka akan memasuki tanah Kanaan, sebab kecendrungan umat adalah: ‘lupa”. Lewat Musa diperintahkan: “Kamu harus mengajarkannya kepada anak – anakmu dengan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila sedang dalam perjalanan, apabila berbaring dan apabila bangun. Dan engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumah dan pintu gerbangmu”(ay.19-20),  artinya bahwa proses pengajaran dan pendidikan hendaklah berlangsung sepanjang hari – hari hidup (pendidikan seumur hidup), berlangsung dimana saja, baik di rumah/keluarga, di Sekolah, di lingkungan masyarakat/Jemaat dan dilaksanakan oleh semua orang atau menjadi tanggungjawab semua orang. Memang tanggungjawab utama untuk pendidikan dan pembinaan kepada anak – anak ada pada keluarga (orang tua), tetapi juga dibutuhkan  dukungan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendidik. Pola hidup masyarakat yang baik, yang sehat, yang beretika, yang santun, yang bermoral, akan menjadi kontrol sosial bagi pertumbuhan generasi baru yang berkualitas. Tanggungjawab masyarakat dalam fungsi pendidikan dan pengajaran inilah yang sering terabaikan. Seorang anak yang bertumbuh di tengah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang relasi sosialnya baik, selalu berkomunikasi dengan santun dan beretika, dia akan menjadi orang dewasa yang memiliki relasi sosial yang baik. Dikatakan bahwa, panjang umur adalah berkat, jika sepanjang hari – hari hidup itu dijalani dalam ketaatan akan kehendak Tuhan. Panjang umur bukan saja soal usia hidup, tetapi juga suasana hidup yang bahagia dan sejahtera. Jadikanlah keluarga dan lingkungan hidup kita sebagai tempat bertumbuhnya generasi baru yang taat.

Doa: Tuhan, berkatilah masa depan anak – anak kami, Amin.

Sabtu, 13 Juni 2020                                

bacaan : Ulangan 11 : 22 – 28

22 Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, 23 maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. 24 Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. 25 Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu. 26 Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: 27 berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 28 dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.

KETAATAN MENDATANGKAN BERKAT

“Ketika ku hadapi kehidupan ini, jalan mana yang harus ku pilih….”, lirik lagu ini menggambarkan bahwa hidup ini adalah sebuah pilihan. Menghadapi banyak persoalan, seringkali orang menjadi bingung, apa yang harus dilakukan, jalan mana yang harus ditempuh. Apa yang dinasehatkan Musa kepada bangsa Israel melalui bacaan hari ini, memperlihatkan kepada kita bahwa selalu tersedia kebebasan untuk membuat pilihan-pilihan dalam hidup. Sebelum masuk ke tanah Kanaan, Musa memperhadapkan kepada umat Israel dua pilihan yaitu: ketaatan kepada Tuhan yang mendatangkan berkat dan ketidaktaatan yang mendatangkan kutuk. Jika pilihan ini diperhadapkan kepada kita, mana yang akan kita pilih? Apakah kita memilih untuk hidup dengan menaati semua perintah Tuhan dan melakukannya dengan setia, sehingga kita mendapatkan berkat, ataukah kita lebih memilih hidup yang tidak taat, menuruti keinginan sendiri ? Ada yang berkata,  “Mustahil kita bisa hidup taat kepada Tuhan selama kita masih hidup di dunia ini, kita manusia yang lemah dan penuh dosa”.  Namun, jangan kita lupa bahwa Tuhan mengetahui kelemahan dan kekurangan kita, karena itulah Dia menasihatkan,  “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat 26:41a).  Ini adalah kenyataan hidup kita yang mudah jatuh dalam berbagai pencobaan.  Namun, itu bukanlah alasan bagi kita untuk hidup dalam ketidaktaatan. Selalu berdoa dan memberi diri dipimpin oleh Roh kudus, itulah kekuatan utama kita dalam membuat pilihan hidup. Roh Kudus menolong kita sehingga kita dimampukan untuk menentukan pilihan dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Ditengah berbagai tantangan hidup yang berat, hendaklah kita menjadikan keluarga kita sebagai keluarga yang taat melakukan kehendak Tuhan, wujudkan hal itu dalam ketaatan seorang akan yang lain. Tekunlah berdoa dan hiduplah dalam ketaatan! Sebab taat mendatangkan berkat.

Doa:  Tuhan, tolong kami untuk hidup dalam ketaatan, Amin.

*sumber : SHK bulan Juni 2020, terbitan LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *