fbpx

Santapan Harian Keluarga 27 Agustus s.d 2 September 2017

Sabtu, 2 September 2017

bacaan : Yeremia 22 : 1-5

Beginilah firman TUHAN: “Pergilah ke istana raja  Yehuda dan sampaikanlah di sana firman ini! Katakanlah: Dengarlah  firman TUHAN, hai raja Yehuda yang duduk di atas takhta  Daud, engkau, pegawai-pegawaimu dan rakyatmu yang masuk melalui pintu-pintu gerbang  ini! Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah  orang yang tak bersalah di tempat ini! Sebab jika kamu sungguh-sungguh melakukan semuanya itu, maka melalui pintu-pintu gerbang istana ini akan berarak masuk raja-raja yang akan duduk di atas takhta Daud dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka itu, pegawai-pegawainya dan rakyatnya. Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diri-Ku, demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan.

DAMPINGILAH MEREKA

hal pokok yang dibicarakan hari ini masih sama dengan kemarin yaitu soal keadilan. Beginilah firman Tuhan : lakukanlah keadilan dan kebenaran. Melakukan keadilan dan kebenaran lebih fokus pada pendampingan, baik terhadap pelaku pemerasan maupun korban agar supaya pelaku mengembalikan hak korban yang dirampasnya. Umumnya, yang memeras adalah orang ‘kaya’ (tuan tanah dan penguasa) dan orang yang diperas adalah orang miskin, janda, yatim piatu, dan orang asing. Kepada mereka itu tuhan mau supaya kita melindungi mereka. Oleh sebab itu, apabila selama ini kita tidak peduli dengan mereka, atau mungkin kita memeras dan memperdaya mereka dengan memanfaatkan kekurangan mereka untuk mencari keuntungan bagi diri kita sendiri, maka mulai hari ini, kita harus berubah. Kita perlu mengembalikan hak-hak mereka yang telah kita ambil dan memberdayakan mereka supaya mereka tidak mudah diperalat. kadangkala kita sulit membantu orang lain terutama orang miskin, janda, yatim piatu dan orang asing karena kita berharap mereka juga bisa memberikan sesuatu kepada kita. Kita perlu belajar dari prinsip orang tatua bahawa yang tidak kita kenal, pasti tuhan akan membalaskannya kepada anak cucu di kemudian hari. Marilah kita menjadikan keluarga kita sebagai tempat dimana orang lain menikmati sukacita hidup.

Doa : Tuhan ubahlah kami menjadi orang-orang yang peduli terhadap sesama yang menderita, Amin

 

Jumat, 1 September 2017

bacaan : Yeremia 7 : 1-7

Firman yang datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya: “Berdirilah  di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN! Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Janganlah percaya   kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas  orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah  orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti  allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah  yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu,  dari dahulu kala sampai selama-lamanya.

UBAH PERILAKU DAN PERBUATAN

pelajaran penting yang kita dapatkan hari ini adalah Tuhan mau supaya kita memperbaiki tingkah laku dan perbuatan kita. Tingkah laku dan perbuatan yang perlu kita perbaiki adalah saling berlaku adil, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak membunuh dan tidak percaya kepada kuasa kegelapan. Perlakuan adil dalam keluarga dimulai dari suami-isteri dalam hal saling memberi perhatian dan kasih sayang, mengerjakan tugas rumah secara bersama-sama, jika isteri sakit, suami merawat dan menjaga dengan penuh cinta, tidak saling melukai hati; atau sebaliknya bila suami sakit, isteri merawat dan menjaga dengan penuh kasih. Saling berlaku adil di antara orang tua dan anak, dalam hal papa-mama mengambil waktu untuk bercerita dengan anak-anak, mendengar keluhan dan masalah yang mereka hadapi supaya bisa menguatkan mereka, tidak mengutuk atau mempersalahkan. Saling berlaku adil di antara adik dan kakak dalam hal bisa hidup berbagi, tidak iri hatu satu terhadap yang lain, tidak bertengkar dan bermusuhan. Perlakuan adil dalam relasi dengan orang lain, dalam hal kesediaan untuk menerima “pendatang” atau tetangga untuk bergaul dan hidup bersama; tulus memberi bantuan kepada para janda dan yatim piatu; tidak menindas dan mengancam orang-orang lemah. Singkatnya, Tuhan selalu memberi waktu dan kesempatan untuk kita memperbaiki kelakuan dan perbuatan yang jahat.

Doa : Tuhan, hati kami terbuka untuk Roh Kudus mengubah hidup kami yang jahat menjadi baik. amin

Kamis, 31 Agustus 2017

Bacaan : mazmur 147 : 1-6

Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
TUHAN membangun Yerusalem, Ia mengumpulkan orang-orang Israel yang tercerai-berai;
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;
Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya.
Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.
TUHAN menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi.

LELAKI DAN SELIMUT

Seorang lelaki miskin berbaju lusuh memasuki toko megah mencari selimut. Penjaga toko pun bertanya : Bapak cari apa ?? Sang Bapak pun berkata : saya mau membeli 6 helai selimut untuk isteri dan anak-anakku, tetapi uang saya hanya 100 riyal. Oh, cukup pak, saya punya selimut bagus dari Turki, kata pemilik toko. Saya punya selimut yang harganya 20 riyal. Kalau bapak membeli 5 saya berikan gratis 1 buah. Sang bapak menyodorkan uang 100 riyal kepada pemilik toko. Pemilik toko mengisi 6 helai selimut dalam kantong dan lelaki itupun meninggalkan toko dengan muka ceria. Ia berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan keluarganya dari kedinginan. Setelah lelaki itu berlalu, temannya berkata : bukankah selimut itu kamu tawarkan kepadaku dengan harga 450 riyal, mengapa sekarang engkau jual dengan harga 20 riyal. Pemilik toko itu lalu berkata : memang benar, harga selimut itu 450 riyal. Tetapi kemarin itu saya berdagang dengan manusia, tetapi sekarang saya berdagang dengan Allah. Sebenarnya saya tidak ingin mengambil uangnya, tetapi saya ingin menjaga harganya supaya ia tidak merasa saya sedang memberikan sedekah kepadanya. Saya hanya ingin menolongnya dan keluarganya agar tidak kedinginan. Ini adalah cara Allah menolong dan menyelamatkan orang lemah yang selalu bergantung dan berharap kepada-Nya.

Doa : Tuhan jadikanlah kami alat dalam tangan-Mu untuk menolong sesama yang butuh pertolongan-Mu. Amin

Rabu, 30 Agustus 2017

bacaan : Ester 10 : 1-3

Maka raja Ahasyweros mengenakan upeti atas negeri dan daerah-daerah pesisir juga. Segala perbuatannya yang hebat serta gagah dan pemberitaan yang seksama tentang kebesaran yang dikaruniakan raja kepada Mordekhai, bukankah semuanya itu tertulis di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia? Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.

PEMIMPIN YANG RENDAH HATI

Lula da Silva adalah Presiden ke-39 Brazil. Ia menjadi presiden tahun 2003 dan dua kali memenangkan jabatan itu melalui partai buruh yang dibentuknya. Di bawah kekuasaannya, Brazil keluar dari keterpurukan ekonomi, dan taraf hidup orang miskin semakin membaik. Lula sangat memperhatikan orang kecil karena ia berasal dari keluarga miskin, ayahnya seorang petani. Demi menopang kehidupan keluarga dengan 8 orang anak, Lula tidak bisa bermain seperti teman sebayanya, karena ia harus bekerja keras mencari nafkah untuk membantu orangtuanya saat itu ia berusia 9 tahun. Pada usia 14 tahun ia mendapat pekerjaan tetap sebagai buruh di pabrik baja yang membuat onderdil mobil dan karena pekerjaan itu ia kehilangan satu jarinya. Ia menyelesaikan pendidikan SMA melalui pendidikan kesetaraan. Lula sangat dicintai rakyatnya karena ia telah mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Dicintai orang banyak atas apa yang telah dilakukan juga dialami Mordekhai. Mordekhai, penjaga pintu raja sebagai orang asing, namun ia sangat berjasa bagi kaumnya orang Yahudi dan raja Ahasyeweros, karena telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap kaumnya dan raja. Karena itu ia dinobatkan menjadi orang nomor dua setelah raja dan disambut dengan sukacita orang sebangsanya. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita berjuang untuk menghadirkan kebaikan, maka Tuhan akan memberkati kita.

Doa : Tuhan ajari kami untuk menjadi pemimpin yang rendah hati, menggunakan kekuasaan kami untuk menolong orang lemah. amin

Selasa, 29 Agustus 2017

bacaan : Ester 8 : 9-17

Pada waktu itu juga dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga — yakni bulan Siwan — pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya.
Maka ditulislah pesan atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja, lalu dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat yang berkuda, yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas yang diternakkan di pekudaan, dikirimkanlah surat-surat
yang isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya,
pada hari yang sama di segala daerah raja Ahasyweros, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar.
Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya.
Maka dengan terburu-buru dan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan.
Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susan pun bertempiksoraklah dan bersukaria:
orang Yahudi telah beroleh kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan.
Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat mana pun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.

KEJAHATAN BERBUAH KEJAHATAN

Seekor katak dan seekor tikus berteman baik, dan mereka saling mengunjungi, tetapi yang paling sering berkunjung adalah katak. Setelah sekian lama katak berpikir tikus sudah bukan teman lagi tetapi musuh karena ia tidak mau mengunjungi katak lagi. Katak menjadi marah dan melakukan jebakan kepada tikus dengan cara mengikat tali pada kakinya dan mengikat ujung tali yang satu pada kaki tikus. Kemudian ia melompat dan tikus juga ikut melompat sampai masuk ke dalam air. Begitu tikus masuk ke dalam ari ia senang karena telah mengalahkan tikus. Karena terlalu lama dalam air, tikus mati dan menjadi bengkak sehingga timbul di permukaan air. Melihat bangkai tikus yang mengapung, elang meluncur turun dan mengambil bangkai tikus itu. Ketika bangkai tikus itu terangkat, maka katak yang dalam air juga ikut terangkat karena tali yang terikat pada kakinya belum dilepaskan. Akhirnya katak dan tikus menjadi makanan empuk si elang. Kata peribahasa, siapa yang menggali lobang, ia akan terperosok ke dalamnya. Siapa yang merencanakan kejahatan ia sendiri yang akan masuk ke dalamnya. Hal ini juga yang terjadi dengan Haman. Ia berencana menghancurkan orang Yahudi dan menggantung Mordekhai, tetapi yang terjadi sebaliknya. Haman sendiri yang digantung di tiang yang disediakan bagi Mordekhai. Karena itu kita diajak untuk tidak merancangkan kejahatan terhadap sesama tetapi rancangkanlah kebaikan supaya kita juga memperoleh kebaikan dari TUHAN.

Doa : Tuhan ajari kami untuk tidak merancangkan kejahatan terhadap sesama kami, amin.

Senin, 28 Agustus 2017

Bacaan : Ester 8 : 1-8

Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu, dan Mordekhai masuk menghadap raja, karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia.
Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.
Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi.
Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja,
serta sembahnya: “Jikalau baik pada pemandangan raja dan jikalau hamba mendapat kasih raja, dan hal ini kiranya dipandang benar oleh raja dan raja berkenan kepada hamba, maka hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan.
Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba?”
Maka jawab raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu, serta kepada Mordekhai, orang Yahudi itu: “Harta milik Haman telah kukaruniakan kepada Ester, dan Haman sendiri telah disulakan pada tiang karena ia sudah mengacungkan tangannya kepada orang Yahudi.
Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali.”

TUHAN MENOLAK PENGUASA SERAKAH

Salah satu negara bagian dari Republik Demokrasi Kongo sekarang ini adalah Negara Bebas Kongo. Dulu Negara Bebas Kongo itu adalah negara yang dibentuk oleh raja Leopod II dari Belgia. Hal itu terjadi sesuai kesepakatan para raja Eropah untuk mendirikan negara bebas tahun 1885 dengan syarat penduduknya digiring ke dunia modern dan semua bangsa diizinkan berdagang dengan bebas. Namun syarat-syarat itu tidak diindahkan oleh Leopod. Ia memaksa penduduk mengumpulkan gading dan getah karet untuk kepentingannya sendiri. Ia memerintah negara itu dengan brutal dan kejam. Jika ada yang tidak melakukan tugasnya dengan mudah disingkirkannya, sehingga pada masa pemerintahannya banyak orang Kongo yang terbunuh. Kekuasaannya tidak digunakan untuk membangun rakyat Kongo tetapi digunakan untuk menghancurkan kehidupan mereka. Hal ini berbeda dengan raja Ahasyweros raja Babilonia. Melalui Ester, ia membebaskan orang Yahudi dari ancaman kematian yan telah dirancangkan oleh Haman. Ahasyewero dan Ester menggunakan kekuasaan mereka dengan baik yaitu menolong dan menyelamatkan orang lain. Kita juga diajak untuk tidak menggunakan kekuasaan menindas orang lain dan membuat mereka menderita. Tetapi kita menggunakan kekuasaan sekecil dan sebesar apapun yang ada pada kita untuk menolong orang lain terutama mereka yang tertindas dan menderita supaya mereka juga mengalami sukacita.

Doa : Tuhan kendalikanlah hati kami dengan Roh-Mu agar kami tidak serakah dan sewenang-wenang. Amin

Minggu, 27 Agustus 2017

Bacaan : Ester 7 : 1-7

Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu.
Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: “Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi.”
Maka jawab Ester, sang ratu: “Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba.
Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja.”
Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: “Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian?”
Lalu jawab Ester: “Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!” Maka Haman pun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu.
Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya.
Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: “Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri?” Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman.
Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: “Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya.” Lalu titah raja: “Sulakan dia pada tiang itu.”
Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

KESERAKAHAN MEMBAWA KEHANCURAN

Marie Antonette adalah Ratu Perancis, isteri Raja Louis XVI yang dihukum mati dengan pisau guillotine. Hukuman ini dijatuhkan kepadanya karena ia suka berpesta pora, berfoya-foya dengan uang rakyat untuk membeli perhiasan yang banyak dan pakaian yang bagus. Ia juga mengirin kekayaan Perancis ke Austri dan menjadi otak pembantaian Garda Swiss. Ada banyak kejahatan lain yang dilakukannya. Kedudukannya sebagai ratu digunakan hanya untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk menolong rakyatnya. Karena itu ketika ia digiring untuk menjalani hukuman mati, banyak orang dipinggir jalan tidak mengasihaninya tetapi meludahi dan menghinanya. Hal itu berbeda dengan apa yang dilakukan Ester. Kedudukannya sebagai ratu dipertaruhkan untuk menyelamatkan saudara-saudaranya orang-orsng Yahudi dari pembunuhan masal yang dirancangkan oleh Haman. Jabatanya digunakan untuk menyelamatkan orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri, karena itu Allah memberkatinya. Hal ini mau bilang bahwa Allah selalu bertindak untuk menyelamatkan umat-Nya dari ancaman kematian melalui orang-orang yang tulus hatinya. Karena itu Ia mengingatkan kita semua bahwa jabatan atau kedudukan atau kekuasaan yang kita miliki yang merupakan anugerah-Nya tidak boleh digunakan untuk diri sendiri tetapi harus digunakan untuk menolong orang lain juga. Dengan begitu kita terbebas dari keserakahan yang membuat kita mengalami kehancuran.

Doa : Tuhan ajari kami tetap setia kepada-Mu dengan memperhatikan orang lain. Amin

Oleh : LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *