fbpx

Santapan Harian Keluarga, 03 – 09 Des 2017

[ jemaatgpmsilo.org – Ambon ]

Sabtu, 09 Desember 2017

bacaan : Galatia 2 : 15 – 21

2:15 Menurut kelahiran  kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan ” oleh karena melakukan hukum Taurat. 2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. 2:18 Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. 2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat , supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.

Iman Dalam Perbuatan Baik    

Seorang anak kecil tiba-tiba terperosok ke dalam lumpur. Ia berteriak-teriak meminta bantuan, namun tak seorang pun menolongnya. Hingga ada seorang petani asal Scottland yang mendengar teriakan anak tersebut dan membantu ia keluar dari lumpur. Anak itu berterima kasih kepada petani dimaksud dan kemudian pulang. Keesokan harinya, ayah dan anak kecil itu mendatangi si petani untuk mengucapkan terima kasih. Bapak itu menawarkan balas jasa kepada si petani, namun petani tersebut menolak. Bapak yang kaya ini kemudian manawarkan bantuan berupa fasilitas pendidikan bagi anak si petani. Anak petani sederhana itu pun masuk ke St. Mary’s Hospital School di London. Ia kemudian belajar dan mempergunakan kesempatan serta berkat yang ia terima dengan baik. Anak petani ini bernama Alexander Fleming yang terkenal karena penemuan spekatukernya, Penicilin.Ia tentunya bisa demikian karena perbuatan baik yang dilakukan oleh ayahnya. Bukan karena menginginkan suatu imbalan, namun karena perbuatan baik merupakan panggilan iman baginya. Hal itu pun yang dituntut oleh Rasul Paulus kepada semua orang yang percaya kepada Kristus, termasuk keluarga kita. Marilah kita berbuat baik kepada semua orang sebab itulah yang Tuhan kehendaki.

Doa : Tolonglah kami Tuhan, untuk setia berbuat baik. Amin.

Jumat, 08 Desember 2017

Bacaan : Roma 12 : 6-8

12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Mengajar, Sebuah Penantian

Seorang guru Alkitab bernama Irving Jensen dikenal sebagai pakar yang menguasai berbagai metode pendalaman Alkitab dan ia pun telah menerbitkan banyak buku serta menerbitkan banyak artikel dalam majalah yang mengangkat pokok bahasan tersebut. Menariknya keberhasilan Jansen terjadi karena ia melakukan apa yang diajarkannya. Walau terkadang ia tidak lancar berbicara dan tidak menerapkan teknik penguasaan kelas yang baik, namun ia mencintai para mahasiswanya dan mengajak mereka untuk mencintai firman Allah sebagaimana Ia sendiri mempraktikkan dan mengajarkannya. Apa yang dilakukan Jensen merupakan suatu bentuk pengajaran yang nyata yang dituntut pula oleh Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada Jemaat Roma. Mengajar merupakan salah satu karya yang harus dipergunakan bukan untuk diri sendiri. Papa dan Mama juga sebagai guru yang bertanggung jawab untuk mengajar anak cucu tidak hanya melalui nasihat dan teguran tapi juga melalui perbuatan. Ketika semua anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama, berdoa bersama adalah waktu untuk saling berbagi pengalaman. Mengajar harus dijadikan sebagai sarana saling berjumpa untuk melakukan kebaikan. Hal ini sekaligus menjadi cara yang benar dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kali.

doa: Tuhan Allah ajarkanlah kami untuk menggunakan potensi atau karunia kami untuk kebaikan bersama. amin

Kamis, 07 Desember 2017

bacaan : Roma 12 : 1-5

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,  sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan  kepada Allah dan yang sempurna. 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. 12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Berubah dan Berbuah

Seseorang dalam hidupnya bisa berubah jika ia bisa berubah. Dalam arti lain, jika seseorang bisa berubah dari kebiasaan yang lama menuju pada hidup yang baru sesuai dengan kehendak Tuhan, tahu mana yang baik dan buruk, maka ia pasti akan berbuah dan buahnya itu tetap. Namun jika ia tetap hidup dalam kebiasaan yang lama dan tidak sesuai, tidak berubah maka pasti tidak akan berbuah. Bacaan kita di hari ini Roma 12: 1-5 menjelaskan tentang sikap kita kepada Allah dengan memberikan seluruh eksistensi kita dengan hormat kepadaNya. Sikap yang mesti berubah dan berbuah. Berubah yang dimaksudkan ialah berubah menjadi yang lebih baik dari dunia ini, menjadi berbeda dengan dunia ini sehingga dari situ akan menghasilkan buah, dari dan dalam fungsi kita masing-masing yang mesti bertolak dari pelayanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Yesus berkata “Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.” Yohanes 15:16. Proses berubah dan berbuah itu musti menjadi peran kita semua. Bukan hanya para pelayan tetapi sebagai orang tua papa mama dan anak-anak kita semua dituntut untuk berubah menjadi lebih baik agar kita dapat menjadi teladan bagi orang lain dan menghasilkan buah yang secara terus-menerus bisa menghasilkan tunas-tunas baru bagi kemuliaan nama Tuhan.

Doa : ajarilah dan topanglah kami untuk berubah dan berbuah dalam kehidupan ini. Amin

Rabu, 06 Desember 2017

bacaan : Roma 1 : 16-17

Injil itu kekuatan Allah

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.

Iman menyatakan keselamatan

Sibuk sana sini, urusan begini dan begitu, beli ini dan itu untuk menggantikan lama dengan yang baru, selalu begitu terus dan tidak pernah berubah. Iya, mungkin tidak akan pernah berubah. Inilah sikap dan perilaku kita jika kita memasuki bulan Desember yang konon mesti dirayakan dengan istimewa. Apakah iman kita mesti diwujudkan dalam hal yang demikian? dalam diri Yesus tergenapi nubuatan dimana Yesus memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah (Matius 14: 23 ; Markus 1 : 15 Lukas 18:1) Kabar baik atau kabar sukacita tersebut disampaikan kepada orang-orang miskin, orang-orang tawanan, orang orang buta, orang-orang tertindas dan lain-lain (Lukas 4: 18) Oleh sebab itu, Rasul Paulus mengatakan Injil itu adalah Kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (Roma 1: 16) karena Injil merupakan anugerah Allah yang menyelamatkan, maka Injil mesti di responnya dengan sikap Iman (percaya) oleh setiap orang yang mendengar kabar baik tersebut. Percaya dan menerima Injil berarti percaya kepada Yesus Kristus dan karya penyelamatanNya. Sebaliknya menolak Injil identik dengan penolakan atau pengingkaran terhadap Yesus Kristus, bahkan Allah yang menganugerahkan kabar baik/kabar sukacita tersebut. Dengan demikian kita mengimani Yesus Kristus, maka kita juga turut meneruskan karya penyelamatanNya sebagai wujud iman kita kepadaNya dengan menyatakan keselamatan bagi dunia.

Doa: tolonglah kami untuk mewartakan misi dan karya penyelamatan Mu.Amin.

Selasa, 05 Desember 2017

bacaan : Lukas 17 : 1-6

Beberapa nasihat

17:1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. 17:2 Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” 17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” 17:6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.

Jagalah dirimu

Masa Adventus adalah masa-masa Penantian datangnya sang juru penyelamat yaitu Yesus Kristus. Sebagai orang-orang percaya kita kembali diingatkan untuk tetap berjaga-jaga atau seluruh hidup kita, sebagai papa dan mama, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, kecil dan besar di dalam keluarga. Banyak orang kadang-kadang terbawa dalam kehidupan yang tersesat. Hal ini terjadi karena salah satu penyebabnya ialah kurang tahu menjaga diri. Padahal dalam masa Penantian ini kita harus tetap hidup dalam iman kepada Yesus Kristus. Jangan sampai hidup kita tersesat, di sesatkan dan saling menyesatkan. Perikop Lukas 17 ayat 1-6 menguraikan tentang beberapa nasihat Yesus Kristus kepada murid-murid. Salah satunya ialah Jagalah dirimu. Hal ini bertujuan agar murid-muridnya tetap berjaga-jaga dan waspada terutama terhadap penyesatan yang bisa saja menggoyahkan iman mereka kepada Yesus. Sebab penyesatan itu bisa terjadi kapan dan dimana saja. Tidak hanya terpaku pada hal spesial (ruang dan tempat) tapi setiap waktu jam, menit bahkan detik pun bisa. Oleh sebab itu kita terus diberikan petunjuk oleh Yesus Kristus melalui bacaan ini, agar kita terus berjaga-jaga atau seluruh aspek kehidupan, sehingga iman kita tetap Teguh dan kokoh hanya kepada Yesus Kristus yang selalu menyertai hidup ini.

Doa : Kristus Yesus mampukan dan kuatkanlah kami untuk menjaga diri sesuai kehendakMu amin

Senin, 04 Desember 2017

bacaan : Matius 21 : 18-22

21:18 Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. 21:19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. 21:20 Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: “Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?” 21:21 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Percaya dengan sungguh

Sampai saat ini, ada sebagian orang yang masih meragukan kemahakuasaan Yesus sebagai anak Allah yang hidup. Bisa juga di kata, orang-orang yang Bahkan tidak percaya kepada keilahian Yesus Kristus. Sikap ketidakpercayaan inilah yang membuat mereka ragu akan kuasa Allah. Padahal Sesungguhnya Allah telah berkarya untuk menyelamatkan umatnya Dari dulu hingga sekarang, secara merata dan nyata. Bagian Alkitab hari ini menjelaskan tentang sikap skeptisme (keragu-raguan) dari murid-murid kepada Yesus, sehingga timbul pertanyaan Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering? Padahal mereka sendiri yang telah menyaksikan dengan mata mereka, bahwa secara nyata Yesus melakukan banyak perkara yang luar biasa. Namun lagi-lagi mereka justru masih kurang percaya. Lalu Yesus menjawab mereka dengan berkata: dan apa saja yang kamu minta Dalam Doa dengan penuh kepercayaan kamu akan menerimanya. Singkatnya Yesus mau supaya murid-muridNya bahkan kita di saat ini bahwa jika kita percaya dengan sungguh-sungguh maka tidak ada yang mustahil. Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah sebuah Kebetulan. Tetapi tidak ada seorang pun yang bisa menentang bahwa ini adalah sebuah kenyataan bahwa Yesus senantiasa memberkati orang yang percaya dengan penuh kesungguhan kepadaNya.

Doa : Kristus tolonglah kami agar dengan sungguh percaya akan kuasa Mu. Amin

Minggu, 03 Desember 2017

bacaan : Yakobus 2 : 14-26

Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. 2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” 2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. 2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? 2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? 2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. “Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” 2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. 2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Iman yang diwujudkan dalam perbuatan

Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan atau Iman plus perbuatan, namun kita diselamatkan oleh iman yang diwujudkan dalam perbuatan. Hal ini ditegaskan oleh salah seorang teolog Kristen asal Amerika Serikat yakni Warren Wendel Wierse. Maksudnya ialah Iman jika tanpa atau tidak diwujudkan dalam perbuatan maka iman itu tidak mempunyai arti bahkan bisa dikatakan pada hakekatnya mati. Hal yang sama ditegaskan pula dalam bacaan kita hari ini Yakobus 2 : 14-26 bahwa jika Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Karena itu Iman harus diwujudnyatakan. Tidak hanya dengan iman seseorang bisa selamat, bisa mewujudkan keinginannya, bahkan hanya dengan iman keadaan orang memaksakan kehendak Tuhan. Tidak seperti itu. Tetapi yang seharusnya dipahami bahkan dihayati oleh kita ialah bahwa iman kepada Allah dalam Yesus Kristus mesti berakar dan berbuah dalam perbuatan perbuatan. Perbuatan dan sikap nyata kita mesti bersumber dari iman kita kepada Yesus Kristus yang telah menyelamatkan seantero jagat raya ini. Oleh sebab itu dalam masa Penantian ini kita diajak dan diingatkan bukan hanya untuk beriman tetapi juga bertanggung jawab untuk mewujudkan iman itu kepada seluruh ciptaan lewat tutur kata, sikap dan perbuatan nyata kita.

Doa : Tuntunlah kami Kristus supaya kami mampu mewujudkan Iman kami amin

Sumber : SHK LPJ-GPM bulan Desember 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *