fbpx

Santapan Harian Keluarga : 21 – 27 Januari 2018

[jemaatgpmsilo.org – Ambon]

Sabtu, 27 Januari 2018

bacaan : Mazmur 62 : 2-5

(62-2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

(62-3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah

(62-4) Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh?

(62-5) Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki.

Hidup Tenang

Burung kasuari termasuk burung yang besar tetapi tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk terbang. Meskipun demikian, burung kasuari dapat berlari cepat. Kemampuannya tersebut membuat ia dapat menghindar dari bahaya. Sewaktu dikejar musuh atau pemburu, burung kasuari akan berlari sekencang nya dan mencari tempat persembunyian. Namun sayang ketika burung kasuari bersembunyi di semak-semak, ia hanya dapat menyembunyikan kepalanya yang kecil, tapi tidak dapat menyembunyikan tubuhnya yang besar. Karena itu, ketika burung kasuari merasa seolah-olah telah berhasil dengan menyembunyikan seluruh tubuhnya dan merasa aman dari kejaran musuh, malah sesungguhnya tubuhnya yang besar yang tetap terlihat justru mempermudah pemburu untuk menangkapnya. Hal ini memperlihatkan bahwa rasa aman dan tenang yang dirasakan oleh burung kasuari hanyalah rasa aman yang semu. Kebutuhannya untuk memperoleh rasa aman dan tenang tidak akan bisa ia peroleh sepanjang ia hanya mengupayakan rasa aman tersebut berdasarkan pikirannya yang terbatas. Jika Kasuari tidak memiliki akal budi, karena itu terbatas untuk memikirkan rasa aman bagi dirinya, maka berbeda dengan kita manusia yang memiliki akal budi. Dengan akal budi kita bisa memikirkan dan mengupayakan cara yang tepat untuk memperoleh rasa aman dan tenang. Sekalipun demikian bagi pemazmur, ia tidak dapat memperoleh ketenangan tanpa campur tangan Tuhan Allah. Ketenangan tersebut merupakan suatu situasi dimana pemazmur bisa lepas dari musuhnya; orang-orang yang tidak menyukai pemazmur dan selalu merancang kejahatan untuk pemazmur. Untuk itu seperti pemazmur, kita pun dituntut untuk berserah penuh pada Tuhan Allah, supaya kita dapat hidup dalam ketenangan.

doa : Ya Tuhan dekatkan lah dengan kami supaya dapat hidup tenang amin

Jumat, 26 Januari 2018

bacaan : Lukas 5 : 12-16

5:12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
5:14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Rajinlah Berdoa

Dalam bagian bacaan ini, Lukas menekankan kedudukan doa di dalam kehidupan dan pelayanan Yesus. Ketika Roh Kudus turun ke atas Yesus di sungai Yordan, Ia “sedang berdoa”. Seringkali Yesus mengundurkan diri dari keramaian orang banyak dan menyendiri, meluangkan waktu untuk berdoa. Ia berdoa semalam-malaman sebelum memilih ke 12 muridNya. Pada saat dimuliakan, Ia mendaki gunung dan berdoa dan pemuliaanNya terjadi sementara Ia sedang berdoa. Di Getsemani Ia makin sungguh-sungguh berdoa. Di kayu salib Ia mendoakan orang lain. Ini hanya sebagian contoh dari banyak contoh yang ditunjukkan oleh Yesus tentang pentingnya menjaga relasi dengan Tuhan melalui doa. Karena itu sebagai orang percaya, meluangkan waktu untuk sendiri bersama Tuhan sangat penting bagi kehidupan spiritualitas kita. Itulah waktu di mana kita meneduhkan hati untuk mencari kehendak Allah dalam hidup kita. Itulah waktu di mana kita meminta Tuhan dengan kuasaNya selalu menaungi kehidupan kita. Itulah saatnya dimana kita dapat mencurahkan seluruh isi hati kita kepadaNya dan mendapatkan perlindungan serta kekuatan untuk menghadapi segala hal dalam hidup kita. Karena itu, marilah selalu sediakan waktu untuk menyendiri bersama Tuhan dalam doa, karena doa adalah nafas kehidupan kita orang percaya

doa : Tuhan Buatlah kami selalu merindukan saat-saat bersamamu sebagai saat yang terindah dalam hidup amin

Kamis, 25 Januari 2018

bacaan : Mazmur 62 : 6-9

62:5 (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
62:6 (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
62:7 (62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
62:8 (62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

Hanya Dekat Allah saja aku tenang

Inilah ungkapan isi hatiku Mazmur ini sungguh merasakan kedekatan dan ketenangan hanya bersama Tuhan. Memang Mazmur ini mengungkapkan suatu kebenaran mendasar yang dengannya setiap orang percaya harus hidup. Di tengah-tengah kesulitan, masalah, kesengsaraan atau pertentangan dari musuh atau orang yang tidak menyukai kita, maka berbalik kepada Allah sebagai perlindungan dan pelepas merupakan pilihan yang sangat tepat. Setiap orang percaya yang mengandalkan Tuhan harus dapat mengatakan : “saya tidak akan membiarkan kesukaran krisis atau penderitaan bagaimanapun menggoyahkan kepercayaan saya kepada Tuhan. Bukan hanya karena keselamatanku datang dariNya, tetapi Dia sendiri juga yang menjadi batu karang keselamatan dan perlindungan ku”. Pada masa kekuatiran atau ancaman, saya akan menyerahkan diri kepada-Nya dengan doa yang sungguh-sungguh dan saya akan menantikan Tuhan bertindak menolong saya. Keyakinan bahwa Tuhan akan menanggapi dalam kasih dan belas kasihan terhadap seluruh keadaan hidup kita itulah yang membuat kita terus merasa dekat dan aman dengan Tuhan. Karena itu, pemazmur mengajak kita semua untuk percaya kepada Tuhan di setiap waktu dan keadaan, dan mencurahkan isi hati kita kepadaNya, karena Allah adalah tempat perlindungan kita.

doa : Tuhan Hanya Dekat padamu saja Kami merasa tenang amin

Rabu, 24 Januari 2018

bacaan : Mazmur 65 : 1-5

65:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Nyanyian. (65-2) Bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar.
65:2 (65-3) Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup
65:3 (65-4) karena bersalah. Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya.
65:4 (65-5) Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.

Alasan Memuji Allah

Terlalu banyak hal dalam hidup kita yang dapat dijadikan alasan untuk memuji Allah. Mazmur ini merupakan nyanyian yang biasa dinyanyikan pada akhir musim panen.  Umat mengingat Kasih setia Tuhan. Walaupun di tengah banyak pelanggaran umat, tetap ada belas KasihanNya. Hujan yang datang dan memberi kesuburan bagi tanaman, bahkan menghasilkan panen yang melimpah adalah tanda kasih Tuhan kepada mereka. Karena itu,  pemazmur menyatakan bahwa Allah layak dipuji karena mendengar doa. Ia menjawab dan menyelamatkan umatNya yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh manusia dan alam ciptaanNya. Tuhan memberkati tahun-tahun dan waktu yang dilalui oleh alam semesta sehingga semuanya dapat bersorak-sorak Dan bernyanyi-nyanyi. Kita pun patut merenungkan kemahakuasaan Tuhan di dalam kehidupan kita. Perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas hidup kita selalu tersedia melewati tahun demi tahun, kasih dan penyertaan Tuhan tidak berubah dalam hidup kita. Tuhan memenuhi hidup kita dengan kebaikan dan banyak berkat. Di dalam pergumulan hidup dan tantangan serta penderitaan, pertolongan Tuhan selalu dinyatakan akan atas hidup kita. Banyak hal sesungguhnya yang dapat dijadikan alasan untuk kita sepanjang hidup terus memuji dan memuliakan Tuhan. Karena memang hanya dari Tuhan sumber kehidupan itulah kita menikmati hidup hingga saat ini.

Doa : Tuhan terima kasih atas seluruh kebaikanmu pakailah hidup kami terus untuk memuliakanmu amin

Selasa, 23 Januari 2018

bacaan : Markus 1 : 35-39

1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa  di sana. 1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” 1:38 Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” 1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

Doa dan Kerja

Ignatius dari Loyola pernah menuliskan “Berdoalah seperti segalanya bergantung kepada Allah dan Bekerjalah seperti segalanya bergantung kepadamu”. Dalam kehidupan Kristiani, doa dan kerja tidak dapat dipisahkan. Tidak ada yang satu dianggap lebih penting daripada yang lain. Dalam pelayananNya, Yesus memperhatikan harmonisasi antara doa dan kerja. Yesus pasti sangat sibuk dan lelah dalam pelayananNya, hampir Ia dan murid-muridNya tidak memiliki waktu luang untuk beristirahat. Namun Yesus selalu berupaya menyediakan waktu untuk menyepi dan berdoa, hingga Saat Terakhir pelayananNya. Pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, Yesus sudah pergi untuk berdoa di tempat yang sunyi. Doa memampukan Yesus untuk fokus pada tugas dan misiNya. Meski Yesus adalah Allah Ia tetap berdoa, Ia memperoleh kekuatan baru untuk melayani. Tidak heran apabila Ia lebih bersemangat memberitakan Injil ke berbagai kota di Galilea, mengajar di rumah-rumah ibadah dan mengusir setan setan. Dalam konteks kita masa kini, hidup kita mungkin penuh dengan berbagai kesibukan, pekerjaan, studi, pelayanan dan lainnya. Namun sebagai anak-anakNya kita harus menyediakan waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan melalui doa, agar kita dapat terus bekerja dan melayani dengan baik demi kemuliaan namaNya.

doa : Tuhan dengan Semakin Dekat padamu kami merasakan kasih dan kekuatan untuk terus hidup dan berkarya amin

Senin, 22 Januari 2018

bacaan : Mazmur 63 : 2-9

(63-2) Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.

(63-3) Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
(63-4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
(63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
(63-6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
(63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, —
(63-8) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
(63-9) Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
(63-10) Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Spiritualitas Kerinduan

Kita semua pernah merasakan rindu kepada seseorang atau merindukan sesuatu yang kita inginkan. Perasaan rindu tersebut baru terobati bila kita telah berjumpa dengan orang yang kita rindukan atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Karena itu, rindu adalah suatu perasaan yang sangat kuat. Perasaan rindu yang begitu kuat dirasakan juga oleh Daud. Kerinduannya itu adalah kerinduan kepada Allah. Daud mengibaratkan kerinduannya seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair merindukan turunnya air hujan. Inilah Mazmur yang melukiskan kerinduan mendalam hati manusia kepada Allah. Suatu kerinduan yang hanya dapat dipuaskan oleh hubungan yang intim dengan Dia. Karena itu orang yang mengaku mengenal Allah perlu merenungkan dirinya dan bertanya apakah Saya sungguh-sungguh merindukan Allah dan kehadirannya di dalam hidup saya ? atau apakah saya mengarungi hidup ini sebagian besar dengan hiburan dan kenikmatan duniawi, sedangkan doa membaca Alkitab sebagai sarana membangun spiritualitas Kerinduan kepada Allah dan kebenarannya hampir tidak ada dalam tempat hidup kerja dan pengabdian saya? perenungan itu akan membuat kita menyadari bahwa kehidupan kita tidak akan pernah berarti tanpa Anugrah kasih dan rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita. Karena itu milikilah selalu spiritualitas Kerinduan akan Tuhan siang dan malam.

doa: Tuhan bibir kami mengemukakan engkau sebab kasih setiamu lebih baik dari hidup amin

Minggu, 21 Januari 2018

bacaan : KPR 1 : 1-5 & 1 Raja-Raja 19 : 9-18

1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,
1:2 sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.
1:3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang* — demikian kata-Nya — /”telah kamu dengar dari pada-Ku.
1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

1 Raja-Raja 19 : 9-18

19:9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”
19:10 Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
19:11 Lalu firman-Nya: “Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!” Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”
19:14 Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
19:15 Firman TUHAN kepadanya: “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
19:17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.
19:18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.”

Jadilah SaksiNya

Baptisan dalam Roh Kudus merupakan titik tolak di mana kita diberikan kuasa untuk bersaksi tentang Kristus dan menginsyafkan orang yang terhilang akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Dampak dari keinsyafan semacam itu akan nampak di dalam diri kita yang menjadi saksi dan menyampaikan berita itu, maupun dalam diri mereka yang menerimanya. Bemang Baptisan Roh Kudus hanya dapat diberikan kepada semua orang yang hatinya sudah berbalik kepada Allah, melalui pertobatan sehingga mereka akan hidup lebih selaras dengan kehidupan dan sifat Kristus, kasih, kebenaran dan keadilan. Roh Kuduslah yang membuat kasih akan Allah bertumbuh dalam hati kita. Roh Kudus meningkatkan kesadaran akan hubungan kita dengan Bapa di sorga. Roh Kudus juga yang akan memperdalam kasih dan kepedulian kita terhadap sesama saudara dalam Kristus dan juga orang lain. Karena itu, setiap orang yang dibaptiskan, telah menerima kuasa Roh dan hidup dalam tuntunan Roh Kudus sehingga memiliki Kerinduan untuk hidup menyenangkan Kristus dengan segala cara. Mereka yang mengakui penuh dengan Roh Kudus, namun hidup bertentangan dengan Roh Kekudusan menipunya dirinya sendiri. Marilah hidup dalam tuntunan Roh Kudus agar kita menjadi saksi saksiNya yang terus memuliakan namaNya

doa : Tuhan dalam tuntunan roh kudusmu kami mau menjadi saksimu amin

Sumber : SHK – LPJ GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *