PASKAH di Silo
Diawali dengan prosesi jalan obor dan lampion Paskah dari 2 arah berbeda dalam teritorial Jemaat GPM Silo, yaitu pertama, kelompok Sektor 10, 11, 12 dan 6 dari arah Mangga Dua, dan kedua, kelompok Sektor 1, 2, 3, 4 dan 5 dari arah Ponegoro-Urimesing, maka 2 iring-iringan besar warga jemaat menuju ke Gedung Gereja Silo. Disana telah menunggu warga jemaat diaspora dari Sektor 7, 8 dan 9. Pertemuan massa itu lalu menghasilkan kumpulan besar warga jemaat : laki-laki, perempuan, pemuda dan anak-anak bahkan para orang tua warga gereja senior Jemaat GPM Silo yang berkumpul untuk mengikuti ibadah Perayaan Paskah Jemaat GPM Silo.
Setelah penerimaan oleh Wakil Ketua Majelis Jemaat dan Ibu Pdt. Ny Elfin Alfons/I, seluruh warga jemaat diajak menuju ke ruang utama ibadah Gedung Gereja Silo guna mengikuti jalannya ibadah Paskah. Warga jemaat yang didominasi oleh anak-anak itu sangat antusias menjalani seluruh rangkaian prosesi yang ada.
Ibadah Paskah diawali dengan gelaran drama musikal Kebangkitan Kristus oleh SMTPI Jemaat GPM Silo. Drama tersebut mengacu pada Cerita Kebangkitan Kristus sebagaimana di-Firman-kan dalam Kitab Markus 16 : 1-8. Episode drama musikal tersebut diawali dengan cerita tentang para perempuan yang berkumpul di hari pertama minggu dengan maksud melawat mayat Yesus dan memberikan rempah-rempah serta meminyaki-Nya. Ketika mereka tiba di Kubur Yesus, mereka menemui bahwa batu kubur itu telah terguling, dan kubur kosong. Kemudian ada suara Malaikat yang memberitakan kepada mereka bahwa Yesus telah Bangkit. Prosesi itu berlanjut dimana perempuan-perempuan itu menemui para murid yaitu Petrus, Yohanes dan kawan-kawan. Mereka kemudian ramai-ramai menuju Kuburan Yesus itu, dan membuktikan bahwa memang sesungguhnya Kubur telah Kosong, dan Yesus Sudah Bangkit.
Pdt. J. Parihalla dalam khotbahnya yang berangkat dari Tema Paskah GPM Tahun 2018 yaitu KEBANGKITAN KRISTUS : MEMBEBASKAN UNTUK MENGHIDUPKAN, menegaskan beberapa hal penting sebagai pesan PASKAHbagi Jemaat GPM Silo, antara lain : pertama, sebagaimana perempuan-perempuan yang datang ke kubur Yesus dengan maksud untuk merempahi dan meminyaki mayat Yesus bertanya-tanya : “siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur ?” Namun kenyataan yang mereka jumpai bahwa batu itu telah terguling dan kubur telah terbuka. Demikianlah kita selaku orang percaya dimana hidup sehari-hari akan selalu menjumpai batu-batu kehidupan, batu-batu persoalan, batu-batu yang menjadi masalah dan beban hidup. Hanya dengan kepasrahan kepada Kuasa-Nya, maka batu-batu persoalan dalam hidup kita akan terguling dan kita hidup kita terbuka bagi Kemuliaan Nama Tuhan. Kedua, ketika perempuan-perempuan itu memasuki kubur Yesus dengan maksud hendak mencari mayat Yesus, didapati seorang muda yang berkata, “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” Pesan penting yang disampaikan oleh Malaikat itu kepada para murid adalah Yesus yang Bangkit itu telah menuju ke Galilea. Letak Kota Galilea dan sejarah perjalanan pelayanan Yesus dalam memberitakan Injil, adalah awal mula Pusat Pemberitaan dan Karya yang dikerjakan Yesus. Pesan ini menjadi penting sebagai tugas dan amanat bagi kita orang percaya masa kini untuk pergi dan menjadi saksi-saksi Kristus Yesus yang siap menceritakan tentang Kuasa Kebangkitan-Nya yang membebaskan untuk menghidupkan.
Setelah seluruh rangkaian Perayaan Paskah Kristus di Silo berakhir, maka seluruh jemaat dalam rasa penuh sukacita dan hati yang gembira menikmati sarapan pagi bersama di lantai dasar Gedung Gereja Silo, pada Ruang Serbag Guna. Kabar Kebangkitan itu Sungguh Nyata, Kristus Bangkit adalah tindakan pembebasan yang dilakukan Allah untuk menghidupkan manusia dari kuasa dosa.
*foto : Pnt. S. Loppies
