fbpx

Santapan Harian Keluarga, 2-8 Juni 2019

AMBON, jemaatgpmsilo.org

Minggu, 02 Juni 2019                             

bacaan : Kolose 1 : 15 – 20 (T)

Keutamaan Kristus

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Bumi Sebagai Tubuh Kristus

Sekarang ini kehidupan kita diperhadapkan dengan berbagai bencana alam berupa gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, pemanasan global, krisis air,dll. Kondisi ini sangat mengancam kehidupan kita dan hal ini tidak lepas dari sikap serta perilaku kita yang kurang peduli dan bersahabat dengan alam. Kebiasan dan perilaku membuang sampah sembarangan, menebang pohon bagi  kebutuhan ekonomi, mengeksploitasi hasil laut dan material untuk diperjualbelikan tanpa memikirkan keberlanjutannya bagi generasi anak cucu kita. Sikap dan perilaku hidup demikian mesti kita hentikan dengan sebuah kesadaran sunggguh akan keselamatan kekal dalam Kristus yang telah memulihkan kita dari dosa dan maut melalui pengorbananNya di kayu salib bagi semua ciptaan. Karya pengorbanan itu telah mendamaikan kita,yang tadinya menjadi seteru Allah karena dosa, dipulihkan dan dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan. Karya agung itupun mesti menjadi kekuatan untuk menciptakan relasi kita dengan alam semesta tempat kita hidup. Kita harus menjaga, merawat dan memelihara alam dan bumi ini dengan perilaku membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon dan tumbuhan yang bermanfaat di lingkungan kita serta tidak mencemari laut dan lain sebagainya. Sikap dan gerakan ini kita mulai dari dalam keluarga, jemaat maupun masyarakat. Dengan demikian kita terus membangun sikap hidup untuk menjaga dan memelihara bumi sebagai Tubuh Kristus.

Doa: Tolonglah kami Tuhan agar dapat menjaga alam dan bumi ini secara baik demi keberlanjutan hidup generasi anak cucu kami. Amin.

Senin, 03 Juni 2019                              

bacaan : Mazmur 115 : 16 – 18 (T)

16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia. 17 Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi, 18 tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!

Bumi Tempat Allah Memelihara Semua Ciptaan-Nya

Bumi adalah tempat di mana Allah memelihara semua ciptaan-Nya. Semua yang dibutuhkan oleh manusia dan  ciptaan lain telah disediakan oleh Allah di bumi. Apakah itu udara, makanan, minuman yang dapat diperoleh secara langsung ataupun bahan-bahan kebutuhan lain yang diusahakan oleh manusia melalui kerja yang dilakukan. Keyakinan iman tentang bumi sebagai tempat yang diberikan oleh Allah kepada manusia dan semua ciptaan hidup, membuat pemazmur mengungkapkan bahwa manusia yang hidup dan yang menikmati kasih dan pemeliharaan Allah di bumi akan memuji Tuhan. Pujian kepada Tuhan tidak saja diungkapkan melalui persembahan yang diberikan dari hasil  kerja yang dilakukan, tetapi juga melalui upaya menjaga dan memelihara semua ciptaan yang lain di bumi. Sebab semua ciptaan yang lain adalah penampakkan dari keagungan kuasa dan kemuliaan Allah. Hal ini nampak dari semua ciptaan di bumi yang mengagumkan dan mempesona kita.  Setiap ciptaan tidak saja memiliki keunikan, tetapi juga kegunaan untuk saling menghidupi. Di sini manusia sangat bergantung pada semua ciptaan yang ada. Tanpa semua ciptaan manusia tidak bisa hidup di bumi, tetapi tanpa manusia semua ciptaan dapat hidup karena dipelihara oleh Tuhan. Kesadaran iman yang demikian membuat manusia tidak bisa menjadi makhluk yang sombong. Makhluk yang merasa berkuasa atas semua ciptaan sehingga berbuat semena-mena. Tetapi sebaliknya manusia yang menghargai semua ciptaan sebagai sesama makhluk yang saling membutuhkan. Penghargaan itu diwujudkan dalam sikap menjaga dan merawat semua ciptaan di bumi ini.

Doa: Ya Tuhan, jadikanlah kami umat-Mu yang selalu memuji nama-Mu dengan menjaga keutuhan semua ciptaan-Mu di bumi. Amin.

Selasa, 04 Juni 2019                               

bacaan : Keluaran 9 : 13 – 35 (T)

Tulah ketujuh: hujan es

13 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku. 14 Sebab sekali ini Aku akan melepaskan segala tulah-Ku terhadap engkau sendiri, terhadap pegawai-pegawaimu dan terhadap rakyatmu, dengan maksud supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku di seluruh bumi. 15 Bukankah sudah lama Aku dapat mengacungkan tangan-Ku untuk membunuh engkau dan rakyatmu dengan penyakit sampar, sehingga engkau terhapus dari atas bumi; 16 akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi. 17 Engkau masih selalu mengalangi umat-Ku, sehingga engkau tidak membiarkan mereka pergi. 18 Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini. 19 Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati.” 20 Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada firman TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah, 21 tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan hamba-hambanya serta ternaknya di padang. 22 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir.” 23 Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir. 24 Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa. 25 Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya. 26 Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun hujan es. 27 Lalu Firaun menyuruh memanggil Musa dan Harun serta berkata kepada mereka: “Aku telah berdosa sekali ini, TUHAN itu yang benar, tetapi aku dan rakyatkulah yang bersalah. 28 Berdoalah kepada TUHAN; guruh yang sangat dahsyat dan hujan es itu sudah cukup. Maka aku akan membiarkan kamu pergi, tidak usah kamu tinggal lebih lama lagi.” 29 Dan berkatalah Musa kepadanya: “Sekeluar aku dari kota ini, aku akan mengembangkan tanganku kepada TUHAN; guruh akan berhenti dan hujan es tidak akan turun lagi, supaya engkau mengetahui, bahwa bumi adalah milik TUHAN. 30 Tetapi tentang engkau dan para pegawaimu, aku tahu, bahwa kamu belum takut kepada TUHAN Allah.” 31 –Tanaman rami dan jelai telah tertimpa binasa, sebab jelai itu sedang berbulir dan rami itu sedang berbunga. 32 Tetapi gandum dan sekoi tidak tertimpa binasa, sebab belum lagi musimnya. — 33 Lalu keluarlah Musa dari kota itu meninggalkan Firaun, dikembangkannyalah tangannya kepada TUHAN, maka berhentilah guruh dan hujan es dan hujan tidak tercurah lagi ke bumi. 34 Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa hujan, hujan es dan guruh telah berhenti, maka teruslah ia berbuat dosa; ia tetap berkeras hati, baik ia maupun para pegawainya. 35 Berkeraslah hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi–seperti yang telah difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa.

Allah Menyatakan Kuasa-Nya Melalui Gejala-Gejala Alam

Gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita, berupa gempa bumi, tzunami, gunung meletus, banjir biasa dan banjir bandang, longsor, abrasi pantai, naiknya permukaan laut, suhu udara yang panas, angin taufan, gelombang yang tinggi dan lain-lain, sangat menakutkan kita. Banjir bandang yang terjadi khusus di Sentani, Jayapura tanggal 24 Maret 2019 membuat kita menjadi takut menghadapi keganasan alam. Pertanyaannya ialah apakah semua bencana ini adalah cara Allah menghukum manusia yang sombong, seakan berkuasa atas semua ciptaan yang lain dan berbuat semena-mena atau karena ulah manusia terhadap alam? Keluaran 9:13-35 menyaksikan kepada kita bahwa Allah berkenan memakai alam sebagai sarana untuk menyatakan kemahakuasaan-Nya pada manusiayang sombong dan tidak takut akan Allah. Firaun dan masyarakat di Mesir menjadi manusia yang sombong dan tidak mau takut akan Allah Israel.  Sekalipun mereka mengalami kenyataan kuasa Allah melalui tanda-tanda ajaib/tulah yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Musa.Tanda-tanda ajaib itu dilakukan Tuhan Allah dengan mempergunakan gejala-gejala alam, seperti air berubah menjadi darah, tulah katak, tulah nyamuk, tulah lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, tulah barah dan tulah hujan es, sebagai sarana untuk menyatakan kuasa-Nya kepada manusia.  Tuhan Allah   dapat menjadikan gejala-gejala alam di bumi sebagai sarana untuk manusia belajar bagaimana menjaga keutuhan semua ciptaan di bumi.

Doa: Ya Tuhan, jadikanlah kami umat-Mu yang takut akan nama-Mu dengan menjaga dan memelihara bumi ciptaan-Mu. Amin.

Rabu, 05 Juni 2019                                   

bacaan : Mazmur 19 : 1 – 7 (T)

Kemuliaan TUHAN dalam pekerjaan tangan-Nya dan dalam Taurat-Nya
Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; 2 (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. 3 (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; 4 (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, 5 (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. 6 (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.

Kemuliaan Allah Nampak Melalui Seluruh Ciptaan-Nya di Bumi

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa Bumi adalah panggung kemuliaan Allah. Bumi ibarat teater/gedung film di mana kita bisa menyaksikan kemuliaan Allah melalui semua ciptaan-Nya. Kita sering menjadi terpesona melihat keindahan ciptaan Allah di bumi. Baik tumbuh-tumbuhan, hewan maupun keindahan alam lainnya. Keindahan alam sering menjadi daya tarik bagi manusia untuk menikmatinya melalui wisata alam, baik pantai, gunung maupun laut. Keindahan semua ciptaan itu menurut pemazmur 19:1-7 adalah saksi bisu dari kebesaran kuasa dan kemuliaan Allah. Saksi tanpa kata-kata, tetapi melalui pesona yang diberikannya. Di sini  Pemazmur terpesona ketika mengamati kehidupan di sekitarnya. Betapa bumi ini begitu indah dan menawan. Semua yang indah dan menawan di bumi ini adalah refleksi dari kemuliaan Allah yang menciptakan semuanya.Allah yang menjadikan segala sesuatu sungguh amat baik (Kejadian 1:31). Kita perlu belajar dari alam yang menyaksikan kemuliaan Allah tanpa kata-kata, tetapi melalui pesona hidup yang diberikan. Pesona yang dinampakkan melalui kepedulian kitauntuk menjaga dan merawat semua kehidupan yang ada di bumi ini. Sebab bumi ini merefleksikan kemuliaan Allah yang mengagumkan dan mempesona. Itulah sebabnya manusia dan semua ciptaan memuji dan memuliakan kebesaran dan keagungan kuasa Allah di bumi.

Doa:  Ya Tuhan, ajarlah kami memuliakan nama-Mu bersama semua makhluk   ciptaan-Mu di bumi. Amin.

Kamis, 06 Juni 2019                                

bacaan : Yesaya 40 : 21 – 22 (T)

21 Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan? 22 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

Allah Berkuasa di Atas Semua Ciptaan-Nya di Bumi

Semua yang ada di alam semesta adalah ciptaan Allah. Karena itu Allah berkuasa atas semua ciptaan-Nya di bumi. Allah berkuasa  memelihara dan memberi hidup untuk semua yang diciptakan-Nya. Allah bukan hanya memberi perhatian kepada manusia dan mengabaikan ciptaan yang lain. Sebab Ia memberi hujan dan panas supaya semua yang diciptakan-Nya dapat hidup dan berkembang secara bersama-sama di bumi milik-Nya. Kemahakuasaan Allah atas semua ciptaan-Nya melebihi kekuatan kuasa apapun yang ada di alam semesta. Kekuatan-kekuatan di alam semesta sering menakutkan manusia,sehingga manusia menyembah kekuatan-kekuatan alam tersebut. Seperti matahari, bulan, bintang dan kekuatan-kekuatan lain yang dapat dipersonifikasikan melalui patung atau arca. Bahkan kekuatan kuasa manusia yang menguasai manusia yang lain. Semuanya berada di bawah kuasa Allah. Sebab semua yang ada di bawah kolong langit ini adalah ciptaan Allah. Oleh karena itu, Allah berkuasa atas semuanya.  Kekuatan kuasa Allah yang luar biasa itu membuat orang-orang yang percaya dan berlindung di bawah kuasa Allah tidak perlu takut menghadapi kekuatan apapun di alam semesta ini. Apapun yang dihadapi dan dialami oleh orang-orang percaya tidak melebihi kuasa Allah. Karena itu, orang-orang percaya diminta untuk mempercayakan seluruh hidupnya kepada Allah.  Sebab kalau Allah di pihak kita, maka tidak ada yang mustahil.

Doa:  Ya Tuhan, janganlah tinggalkan kami. Amin.

Jumat, 07 Juni 2019  

bacaan : Yesaya 66 : 1 – 2 (T)

Keselamatan sesudah hukuman
Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? 2 Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.

Allah Berada di Antara Semua Ciptaan-Nya di Bumi

Semua ciptaan tidak hanya berada di bawa kuasa Allah, tetapi juga Allah hadir dan berdiam di antara semua yang diciptakan-Nya itu. Allah adalah Imanuel.  Allah hadir melalui Roh-Nya yang menghidupkan semua ciptaan. Kehadiran Allah bersama semua ciptaan-Nya, ibarat udara yang tidak bisa dibatasi dalam ruang dan waktu tertentu. Allah tidak bisa dikurung pada satu tempat tertentu sebagai tempat kediaman-Nya. Bumi ini adalah ciptaan Allah. Oleh karena itu, bumi ini adalah tempat di mana Allah hadir untuk memberi hidup semua yang diciptakan-Nya. Kehadiran Allah di bumi membuat Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi  di bumi ini. Allah bukan hanya Allah yang bertakta di sorga/langit dan melihat dari jauh apa yang terjadi dan  dialami oleh semua ciptan-Nya. Tetapi Allah hadir secara langsung bersama semua ciptaan-Nya di bumi. Kehadiran Allah membuat Allah ikut merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh manusia dan semua ciptaan-Nya. Khususnya mereka yang tertindas dan lemah. Orang-orang yang kehilangan semangat hidup, karena mereka berada di bawah tekanan berbagai kekuatan yang menindas hidup mereka. Apakah itu kekuatan politik, ekonomi, penyakit dan penderitaan. Orang-orang yang percaya dan berharap kepada Allah, apapun yang mereka alami, Allah selalu ada bersama mereka. Kehadiran Allah akan memberi kekuatan bagi orang-orang percaya untuk melepaskan diri dari berbagai kekuatan yang menindas hidup mereka. Karena itu percayakanlah seluruh hidupmu kepada Allah dalam menghadapi berbagai persoalan yang dialami di bumi ini.

Doa:  Ya Tuhan, sertai dan kuatkanlah kami menghadapi berbagai persoalan  hidup yang kami alami. Amin.

Sabtu, 08 Juni 2018                             

bacaan : Mazmur 72 : 18 – 19 (T)

18 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri! 19 Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin. 20 Sekianlah doa-doa Daud bin Isai.

Doakan Apa yang Dikerjakan dan Kerjakan Apa yang Didoakan

Setiap orang pasti mempunyai suatu pengharapan akan hidup yang lebih baik, namun pengharapan itu tidak terjadi dengan sendirinya sebab dibutuhkan peran berbagai pihak. Orangtua mengharapkan anak-anaknya akan bertumbuh menjadi anak yang berguna dan menjadi berkat bagi banyak orang, tetapi bagaimana caranya ? Mazmur 72 menceriterakan tentang doa seorang ayah (Daud) pada saat-saat terakhir hidupnya. Daud berdoa bagi Salomo anaknya agar menjadi raja yang adil dan bijaksana dan dapat menghadirkan damai sejahtera kepada rakyatnya yang miskin dan tak berdaya. Daud juga berdoa agar dalam pemerintahan Salomo, Tuhan melimpahkan berkat-berkat kehidupan baik hasil bumi yang menjadi makanan maupun suasana hidup yang penuh damai dan sukacita. Daud tidak sekedar berdoa, tetapi ia mengerjakan apa yang didoakannya dengan berupaya menjadi teladan bagi anaknya. Hal ini penting untuk disimak oleh keluarga-keluarga Kristen dalam tanggungjawab dan perannya untuk mendidik dan mendewasakan anak-anaknya. Nasehat, ajaran dan didikan harus disertai dengan doa, mendoakan pertumbuhan, pendidikan dan masa depan mereka. Namun demikian, doa, nasehat dan ajaran harus juga disertai dengan teladan orang tua, agar anak-anak dapat melihat apa yang mereka dengarkan. Doakan semua yang menjadi harapan orang tua bagi masa depan anak dan kerjakan apa yang didoakan dalam tanggungjawab mendampingi mereka yaitu berlaku adil, benar, dan setia penuh kasih sayang. Pada akhirnya kita juga mengharapkan peran Tuhan Yesus yang akan menjawab dan memberkati setiap doa dan harapan kita

Doa : Tuhan, jadikanlah anak-anak kami generasi yang penuh berkat, Amin.

*Sumber : SHK bulan Juni 2019 terbitan LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *