Santapan Harian Keluarga, 14-20 Juli 2019
AMBON, jemaatgpmsilo.org
Minggu, 14 Juli 2019
bacaan : Markus 10 : 13 – 16
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” 16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Belajarlah Dari Ciri Hidup Kanak-Kanak
Orang dewasa seringkali salah menilai anak-anak. Mereka sering dijuluki dengan belum berpengalaman, baru seumur jagung, anak kemarin sore, tidak tahu banyak, dan belum tahu dan mengerti apa-apa. Dibenak orang dewasa, keberadaan anak-anak identik dengan kelemahan, ketidakberdayaan, ketidakmampuan dalam berbuat sesuatu dan karenanya tidak bisa diandalkan dan diharapkan. Namun, jangan kita lupa bahwa dalam diri anak-anak ada ciri-ciri lain yang melekat, yaitu ketergantungan kepada orang tua atau orang dewasa, kejujuran, kesetiaan dan kepolosannya.Ciri-ciri ini dinilai unik dan istimewa. Karena itu, Tuhan Yesus dalam Markus 10:13-16, justru memberi perhatian khusus kepada kanak-kanak. Yesus berharap murid-murid-Nya harus memiliki ciri dan sifat unik dan istimewa seperti yang dimiliki anak-anak. Yesus menegaskan bahwa dengan menjadi seperti kanak-kanak, mereka akan memiliki kerajaan Allah. Para murid dapat memiliki kerajaan Allah apabila mereka hanya mempercayakan dan menggantungkan diri dan hidup mereka sepenuh kepada Allah. Allah menjadi satu-satunya Raja dan Pemimpin mereka, tempat dimana mereka menggantungkan seluruh pengharapan hidup mereka. Kerajaan Allah tetap terbuka bagi para murid, ketika mereka hidup dalam kejujuran, keterbukaan, kekudusan dan kesetiaan serta ketergantungan penuh kepada Tuhan.Kita seperti mendengar ajakan Yesus kepada setiap orang percaya, milikilah ciri dan sifat seperti kanak-kanak, yang jujur, terbuka, setia dan bergantung penuh kepada Yesus. Tuhan berkati!
Doa: Ya Tuhan, kami bermohon tanamkanlah dalam diri kami sekeluarga sifat dan ciri-ciri hidup seperti yang dimiliki kanak-kanak, yaitu jujur, terbuka, setia, dan ketergantungan penuh kepada Bapa. Amin.
Senin, 15 Juli 2019
bacaan : Amsal 20 : 11 – 12
11 Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. 12 Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.
Mari Belajar Untuk Berlaku “Jujur dan Bersih”
Suatu pagi, Paula,seorang gadis kecil berumur lima tahun melihat mamanya sedang bertengkar dengan Tante Merry, tetangganya. Esoknya ketika Paula dan Mamanya sedang duduk di teras, Tante Merry lewat. Paula menyapanya dengan ramah, sementara mamanya justru membuang muka. Melihat hal ini Paula bertanya: “Mama masih marah tante Merry, ya..?” Mamanya spontan menjawab dengan lembut: “tidak sayang”. Paula: “Tapi mengapa mama tidak menyapa tante Merry, Mama bohong kan..!?” Beberapa detik kemudian Paula memeluk mamanya dan dengan lembut ia berkata: “Mama, Paula sayang Mama dan Paula tidak mau Mama masuk neraka. Pengasuh bilang, kita tidak boleh bohong dan harus memaafkan orang yang menyakiti kita, kalau tidak, kita akan masuk neraka…” Saudaraku, sekalipun masih kecil, tetapi Paula sudah menunjukkan sikap hidup yang patut diteladani. Dari Paula, kita belajar untuk hidup jujur dan bersih di hadapan Tuhan. Tidak berbohong dan tidak lekas marah apalagi menyimpan amarah, kita harus mengampuni “musuh” kita. Itu juga yang dikatakan pengamsal dalam bacaan kita hari ini. Kata pengamsal: ”Anak-anak pun sudah dapat dikenal daripada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya..” (11). Dari apa yang dilakukan Paula, kita dapat mengenal dirinya yang tanpa sadar telah “me-MURID-kan” mamanya sendiri dan kita juga. Karena itu marilah, kita hidup dengan jujur dan bersih di hadapan Tuhan. Jangan berbohong dan jangan menyimpan amarah. Paula, si anak balita saja bisa..!!! Bagaimana anda…????
Doa: Tuhan, mampukan kami tuk hidup jujur dan bersih di hadapan-Mu sehingga patut untuk diteladani, Amin.
Selasa, 16 Juli 2019
bacaan : Yesaya 54 : 13 – 14
13 Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka; 14 engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.
Kasih Setia-Nya Tak Pernah Berubah
Kita sering mendengar ungkapan ini: “Banya anak, banyak rejeki”. Beta sendiri berasal dari keluarga banyak anak. Selain kami bersebelas, ada lagi saudara-saudara “piara” yang diambil dari jemaat-jemaat tempat Papa bertugas sebagai “guru jemaat” (di Lemola dan Aru). Kami tumbuh bersama dan menjadi tanggung jawab penuh Papa dan Mama sampai mendapat pekerjaan dan mandiri. Jumlah kami lebih dari 20 orang dan syukurlah bahwa kami bisa mengenyam pendidikan yang kini menjadi bekal untuk kehidupan kami. Tetapi kita sering juga bertemu dengan kenyataan bahwa tidak sedikit anak-anak yang terabaikan, bukan saja karena mereka berasal dari keluarga besar, tetapi karena kurang kepedulian dari orang tua sehingga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang “liar”, keras kepala dan suka melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Saudaraku, Tuhan, melalui nabi Yesaya memperlihatkan bagaimana kepedulian, kegelisahan dan cinta-Nya terhadap anak-anak yang adalah milik pusaka-Nya. Karena itu di tengah kehidupan umat yang terpuruk, di mana anak-anak terancam “MADESU” (Masa Depan Suram), Ia memberikan jaminan bahwa anak-anak Israel akan menjadi murid Tuhan dan besarlah kesejahteraan mereka (13). Ya…,Allah menghendaki agar anak-anak memiliki “MADESE” (Masa Depan yang Sejahtera). Dan Allah menggunakan Anda dan Beta sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk menghadirkan MADESE itu bagi anak-anak di seputar kita. Sebab kepedulian dan kasih setia-Nya terhadap anak-anak tidak pernah berubah, dulu sekarang dan selamanya.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk selalu peduli pada anak-anak di seputar kami dan menjadi perpanjangan tangan-Mu ‘tuk menolong mereka mendapatkan masa depan sejahtera, Amin.
Rabu, 17 Juli 2019
bacaan : 2 Raja – Raja 5 : 1 – 5
Naaman disembuhkan
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. 2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. 3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” 4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: “Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.” 5 Maka jawab raja Aram: “Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.” Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
Status Sosial bukan Halangan untuk Menjadi Berkat
Akhir-akhir ini, banyak anak-anak yang terjangkit “penyakit masyarakat”. Seperti 3 anak di bawah umur yang tersandung kasus Narkoba[1], lalu 3 pasang siswa SMP yang digerebek di Penginapan[2]. Kenyataan ini tentunya sangat menggelitik dan menjadi kegelisahan setiap kita yang peduli terhadap anak-anak. Saudaraku, berbeda dengan anak-anak diatas, gadis kecil berstatus tawanan dalam bacaan kita, justeru mampu meyakinkan istri Naaman, bahwa tuannya Naaman membutuhkan Allah lewat nabi Israel untuk menyembuhkan penyakitnya. Rahasia keberhasilan anak perempuan itu adalah karena ia memiliki kasih yang menembus ras, suku, golongan dan status sosial. Sehingga sekalipun ia hanya hamba dari isteri Namaan, tetapi ia peduli dan tahu kebutuhan atasannya. Ia juga begitu yakin tentang siapa yang dapat menyembuhkan Naaman. Pemahaman dan keyakinan iman gadis kecil ini tentunya tidak hadir begitu saja, tetapi ada yang memiliki andil dalam menanam keyakinan dan pemahaman ini baginya. Siapakah orang itu? Ya, pendidik pertama dan utamanya, yaitu orang tuanya. Tradisi mendengarkan Taurat yang dibaca setiap hari dan pembinaan yang benar, memungkinkan gadis kecil ini bertumbuh dalam iman yang kokoh kepada Tuhannya dan memiliki kehidupan yang berbela rasa kepada sesamanya. Karena itu mari kita didik anak-anak kita dengan benar sehingga mereka tidak terjerumus dalam dosa tetapi sebaliknya menjadi berkat bagi orang lain.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk mendidik anak-anak kami dengan benar sehingga mereka mampu menjadi berkat, Amin!
Kamis, 18 Juli 2019
bacaan : Matius 18 : 1 – 5
Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Berlakulah Taat Seperti Anak Kecil
Tuhan Yesus dalam pelayananNya sering memberi kejutan dan hal-hal baru terkait dengan ajaran dan nasehatnya. Salah satunya dalam bacaan kita di hari ini, ketika para murid mempersoalkan siapakah yang terbesar dalam kerajaan sorga? Untuk menjawab pertanyaan ini, Yesus memanggil seorang anak dan menempatkan di tengah para murid dan menjadikan anak tersebut sebagai bahan pengajaranNya. Mengapa anak kecil dan tidak yang lain? sebab anak kecil dalam kehidupan mereka selalu menunjukkan sikap ketergantungan yang kuat kepada orang tuanya. Disamping itu anak kecil juga menunjukkan sikap ketaatan kepada orang tuanya ketika dia diajar dan dididik. Kemudian yang paling penting anak kecil selalu percaya kepada orang tuanya yang akan memberikan dan melakukan yang terbaik kepadanya. Sikap-sikap inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada para murid dan bagi kita semua sebagai keluarga Allah untuk menjadi teladan dalam membangun hubungan atau relasi kita dengan Allah Bapa sebagai sumber hidup kita. Sebab kalau tidak demikian maka kehidupan kita menjadi sia-sia dan kita tidak akan menikmati hidup kekal dalam kerajaan sorga. Itulah sebabnya sebagai papa dan mama serta anak-anak, kita mesti bertobat dan selalu belajar ketaatan dan kesetiaan serta ketergantungan kepada Tuhan Yesus seperti sikap seorang anak.
Doa: Tolonglah kami Tuhan agar kami selalu belajar taat dan setia kepadaMu seperti sikap seorang anak. Amin.
Jumat, 19 Juli 2019
bacaan : Matius 18 : 6 – 11
Siapa yang menyesatkan orang
6 “Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. 7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. 8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. 9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. 10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. 11 (Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.)”
Jangan Menyesatkan Seorang Dari Anak Kecil
Salah satu sikap dari seorang anak kecil yang menjadi teladan bagi kita adalah kejujuran dan kepolosannya. Terkadang sikap yang baik dari anak ini dimanfaatkan oleh orang-orang atau pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengajarkan kepada mereka akan hal-hal yang salah dan menyesatkan mereka. Tuhan Yesus dalam nas bacaan kita di hari ini, mengingatkan para murid dan kita semua selaku orang percaya untuk tidak melakukan hal tersebut sebab pasti akan mendapat penghukuman. Disamping itu Tuhan Yesus mengingatkan bahwa jangan melakukan penyesatan terhadap siapapun teristimewa kepada anak-anak sebab mereka selalu dilindungi. Artinya anak-anak jangan dianggap rendah dan diperlakukan dengan tidak baik, mereka sangat mendapat tempat dalam pandangan Allah dan dikasihi oleh Allah. Itulah sebabnya anak-anak harus mendapat perhatian dan perlakuan yang baik, dan hal itu harus dimulai dari dalam kehidupan keluarga kita, dimana sebagai papa dan mama, kita harus menciptakan suasana keluarga yang penuh dengan kedamaian. Dimana semua orang hidup saling mengasihi, menghargai, membantu satu dengan yang lainnya. Untuk itu kita harus rajin dan setia dalam ibadah binakel setiap akhir usbu, dan disitulah kita bersyukur atas kasih Tuhan bagi kita sekeluarga dan sekaligus kita saling mendoakan dan menasehati untuk berlaku setia dan taat kepada perintah dan kehendak Tuhan. Sehingga kita menjadi keluarga Allah yang diberkati dan menjadi berkat bagi semua orang.
Doa: Berkati anak-anak kami ya Tuhan agar mereka selalu mendapat perhatian dan cinta kasih melalui kami sebagai orang tua. Amin.
Sabtu, 20 Juli 2019
bacaan : 1 Petrus 2 : 1 – 3
Yesus Kristus batu penjuru
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. 2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. 
Persekutuan Keluarga yang Selalu Ingin Belajar Firman Tuhan
Membangun suatu kehidupan keluarga yang rukun, harmonis dan bahagia adalah dambaan setiap orang. Walaupun demikian, ada saja persoalan yang menjadi penghalang. Persoalan itu justru berawal dari cara hidup tiap-tiap orang. Rasul Petrus menasehati jemaat-jemaat di Asia Kecil yang sementara mengalami banyak persoalan karena iman mereka kepada Yesus. Petrus mengingatkan mereka agar tetap merajut kasih persaudaraan di tengah berbagai tantangan dan ancaman. Caranya adalah dengan membuang segala kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah. Sebab hal-hal inilah yang akan menggangu persekutuan hidup jemaat sebagai tubuh Kristus. Hal ini dapat dilakukan jika setiap orang selalu ingin atau rindu untuk dituntun oleh Firman Tuhan, seperti seorang bayi yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani. Dengan demikian, bagi setiap keluarga kristen yang mendambakan suatu kehidupan yang rukun dan harmonis, yang jauh dari kecendrungan untuk saling menyakiti dan mengecewakan, hendaklah memberi diri dituntun oleh Firman Tuhan dan menjadikan Firman Tuhan itu sebagai kebutuhan yang selalu dirindukan setiap saat. Mulailah dengan membiasakan diri membacakan Firman Tuhan sebelum berdoa, merenungkannya dan menemukan kehendak Tuhan serta melakukannya dalam hidup dan kerja setiap hari.
Doa: Tuhan, ajarilah kami akan maksud FirmanMu. Amin.
*sumber : SHK terbitan bulan Juli 2019 oleh LPJ-GPM
[1]https://m.detik.com 18 Desember 2018
[2] Ambonekspres.fajar.co.id 6 April 2019

