fbpx

Santapan Harian Keluarga, 11 – 17 Februari 2018

[jemaatgpmsilo.org – Ambon]

Minggu, 11 Februari 2018

bacaan :

Markus 8 : 31-38

Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia

31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” 34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. 37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”

Yesaya 42 : 1-4

Hamba TUHAN

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. 2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Jalan Yesus, Jalan Derita

Menjadi murid Yesus berarti tetap berada dibelakang Yesus dan berjalan mengikutiNya. Jika Yesus menempuh jalan derita untuk menyelamatkan dunia ini termasuk kita dan memberikan pemulihan dan pembebasan bagi kita dari dosa dan maut, maka kitapun harus menempuh jalan Yesus yaitu jalan derita tetapi bukan menderita karena melakukan dosa atau melakukan kejahatan tetapi sebaliknya menderita karena melakukan hal yang baik dan benar sesuai kehendak-Nya. Dalam kenyataannya sekarang ini banyak orang telah menjadi murid Yesus dan beriman kepadaNya, tetapi menghindari jalan derita. Ada yang berlindung pada harta dan kekuasaan atau pengetahuan yang dapat menyelamatkan hidup mereka dan membawa mereka dalam kesenangan dan kebahagiaan padahal  justru semua itu tidak dapat menyelamatkan dan memberikan hidup yang kekal. Apa gunanya memiliki dunia tapi kehilangan hidup yang kekal ? karena itu, sama seperti Yesus, demi karya kebaikan dan pembebasan bagi orang-orang yang hidupnya bagaikan buluh yang patah terkulai dan pudar nyalanya, Ia harus menjalani penderitaan maka kita pun harus melihat jalan penderitaan itu sebagai jalan kehidupan. Kita dapat memberikan kehidupan bagi orang lain dari karya-karya kebaikan kita kendatipun untuk menghadirkan kebaikan itu penderitaan harus kita alami. Ini memang bukan sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi apakah dengan begitu kita akan menghindari Jalan Yesus? Ingatlah Jalan Yesus adalah Jalan derita.

doa : Tuhan kami yakin bersamamu perjuangan kami dalam hidup selalu berhasil amin

Senin, 12 Februari 2018

Bacaan : Markus 9 : 2-13

Yesus dimuliakan di atas gunung

2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” 6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” 8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.” 11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya: “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?” 12 Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? 13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.”

Kemulian Yesus Memberi Kemenangan Dalam penderitaan

Mengapa Yesus melarang Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk tidak menceritakan kepada seorangpun segala sesuatu yang telah mereka lihat, sebelum anak manusia dibangkitkan dari antara orang mati ? sebab Yesus ingin memperbaiki pemahaman para murid ( pengharapan mesianik Yahudi) yang mengharapkan Yesus sebagai tokoh politis yang akan memimpin dan membebaskan mereka. Yesus ingin menjelaskan keberadaanNya sebagai Mesias yang diutus Allah. Bahwa Yesus harus menjalani penderitaan, penghinaan, kematian. Tetapi, Yesus menang dari penderitaan itu sebab Yesus telah dimuliakan oleh Allah – Yesus mengalami penyatuan dengan Allah, Yesus diurapi, Yesus berasal dari Allah. Sehingga, sekalipun menderita, tetapi Yesus kuat menanggungnya, sekalipun mati tetapi Yesus bangkit dari kematian. Yesus lebih besar dari Musa dan Elia, sebab Yesus menggenapi nubuatan Perjanjian Lama yakni ulangan 18 : 15, 18 dan Maleakhi 4 : 5. Jalan Yesus adalah Jalan derita, demikian juga jalan orang Kristen adalah jalan derita. Yesus menderita bukan karena kesalahan dan dosaNya, demikian juga orang Kristen jangan lagi menderita karena dosa dan kesalahan, tetapi menderita karena kebenaran, kejujuran, kebaikan, kasih keadilan. Bahkan jangan mati karena berbagai penderitaan itu, tetapi harus menjadi pemenang dari setiap penderitaan itu. Caranya, sebagaimana Yesus mengalami penyatuan dengan Allah (kemuliaanNya), maka kita juga harus mengalami penyatuan dengan Allah melalui ketekunan berdoa dan membaca Alkitab serta melakukan firman Tuhan supaya hidup kita memancarkan kemuliaan Allah.

doa : ya Tuhan kami ingin hidup dalam kemuliaanmu amin

Selasa, 13 Februari 2018

bacaan : Kolose 1 : 24-29

Pelayanan dan penderitaan Paulus

24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. 25 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, 26 yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. 27 Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! 28 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. 29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

Sukacitaku : Terlibat dalam penderitaan Kristus

Bagaimana mungkin ada sukacita dalam penderitaan Yesus? Bukankah penderitaan Yesus sangat menyakitkan dan menyengsarakan secara lahir batin? bukankah Paulus juga mengalami penderitaan yang luar biasa ketika memberitakan Kristus yang tersalib? Mengapa Paulus menyebut penderitaan itu memberi sukacita baginya? Karena Paulus sangat memahami alasan dari penderitaan yang dialami. Paulus sangat bersukacita ketika ia bisa mengambil bagian dalam tugas menyampaikan injil Tuhan atau rahasia Allah yang tersembunyi yaitu Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan, kepada jemaat di Kolose dan orang-orang yang belum mengetahuinya. Sekalipun untuk hal itu, Paulus harus mengalami berbagai penderitaan seperti ditolak, diragukan kerasulannya, dipenjara, dll. Jadi, orang Kristen adalah seorang yang ikut merasakan penderitaan Allah di dunia. Sebab, salib Kristus adalah untuk pendamaian, salib kita adalah untuk penyebarluasan pendamaian itu. Kristus menderita untuk menggenapi keselamatan, kita menderita untuk menyebarkan keselamatan itu. Tugas kita adalah menggenapkan apa yang kurang dari penderitaan Kristus yaitu menyampaikan injil Tuhan kepada bangsa lain atau orang lain yang belum mengetahuinya, diberbagai tempat dan suasana dalam setiap detik dari kehidupan yang kita lalui. Sekaligus kita juga harus siap menjalani berbagai akibat dari tugas membritakan injil Tuhan. Sebab, orang-orang yang berada dalam Kristus orang Kristen bukan hanya menunggu hidup, mati dan dihukum tetapi mereka hidup untuk akibat dari tugas membritakan lnjil Tuhan. Sebab, orang-orang yang berada dalam Kristus orang Kristen bukan hanya menunggu hidup, mati dan dihukum tetapi mereka hidup untuk menunggu kemuliaan yang dijanjikan Allah setelah meninggalkan dunia ini. Selamat menikmati sukacita karena penderitaan Kristus.

doa : kami bersukacita Tuhan karena anugerah penderitaan Amin.

Rabu, 14 Februari 2018

bacaan : Ibrani 12 : 1-3

Nasihat supaya bertekun dalam iman

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Penderitaan Yesus menguatkan iman ku

Banyak orang sangat bangga menjadi orang Kristen. Tetapi hanya sedikit orang yang serius menjalani hidup sebagai orang Kristen, bahkan hanya sedikit orang Kristen yang serius dengan imannya kepada Kristus. Sebab menjalani kehidupan sebagai orang Kristen bukanlah hal yang mudah, ada harga yang harus dibayar. Pada satu sisi kita telah menyerahkan hidup bagi Tuhan karena percaya pada janji janji Tuhan dan kemurahanNya, tetapi pada sisi yang lain kita Mengalami berbagai masalah yang membuat kita menderita dalam hidup. Bahkan seringkali berbagai peristiwa kehidupan membuat kita merasa Tuhan tidak adil, Tuhan mati atau Tuhan tidak pernah ada. Lalu kita marah dan meninggalkan Tuhan dan kehendakNya, kita memecahkan berbagai masalah hidup sesuai keinginan kita. Jika perilaku ini masih kita lakukan, maka sebenarnya kita telah TERSESAT dan KEHILANGAN ARAH HIDUP SEBAGAI ORANG KRISTEN, akhirnya kita pun binasa. HENTIKAN SEKARANG JUGA..!! pandanglah kepada Kristus. Ia telah memikul seluruh penderitaan kita dengan tekun untuk memberi arti bagi iman dan pengharapan kita dalam dunia. Penderitaan kita dalam dunia belum seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan yang dialami oleh Kristus. Napoleon Bonaparte ketika kalah perang tertawan di penjara di Pulau Santa Helena berkata : “aku Napoleon Bonaparte menaklukkan bangsa-bangsa di dunia dengan pedang di tanganku, tetapi orang itu (ia menunjuk kepada Patung Kristus disalib) menaklukkan hatiku dan hati jutaan manusia sepanjang sejarah dengan kesediaanNya untuk mati guna memikul dan menghapus dosa manusia. Penderitaan Kristus harus menguatkan iman kita dan menaklukkan rasa takut dan putus asa kita.

doa : deritaMu Tuhan menguatkan iman kami. Kami bersyukur Tuhan Amin

Kamis, 15 Februari 2018

bacaan : 2 Timotius 1 : 3-18

Ucapan syukur dan nasihat untuk bertekun

3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. 4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. 5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. 6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. 7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. 9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman 10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. 11 Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. 12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. 13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita. 15 Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes. 16 Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. 17 Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. 18 Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.

Sekalipun menderita Tuhan Setia memeliharaku

Temanku Jefri Salamena (48 tahun) mengalami kelumpuhan total pada bagian punggung sampai kaki karena tembakan peluru yang memutuskan saraf punggung ke kaki, dalam peristiwa konflik kemanusiaan di Maluku tahun 1999 terhitung 18 tahun sampai saat ini Jefri menjalani hidupnya di atas tempat tidur, Posisi badan satu arah saja tidak bisa berjalan ke manapun hanya bisa menggerakan kepala dan tangan. Jefry sangat menderita secara fisik tapi juga psikis, Bagaimana dengan tugasnya sebagai suami bagi istri, dan ayah bagi dua anak yang masih kecil? bagaimana masa depan anak-anak? Dunia ini terasa kiamat baginya, ia merasa tidak berguna dan pernah ingin · bunuh diri. Jefry bertanya apakah Tuhan melihat penderitaannya? Sabtu, 6 Januari 2018 Alumni SMANDU 88 (ketua: Semmy Huwae) mengunjunginya. Dengan penuh kejujuran Jefry bercerita kalau selama 18 tahun penderitaannya, ia merasakan pemeliharaan Yesus sangat nyata dan sangat luar biasa dalam hidupnya. Tuhan memberi baginya kemampuan bertahan dengan keadaan itu, lstri · yang sabar, setia, dan tidak meninggalkannya, kedua anaknya sangat mengasihinya dan memotivasinya untuk tetap bertahan dan bisa melihat keberhasilan mereka, kakak-adik dan orangtua yang menopangnya, para pendeta, majelis jemaat yang setia melayaninya dll. Saat ini, anak pertamanya sudah memiliki pekerjaan dan anak kedua sementara studi di Manado. Semua  ketakutannya sirna karena Yesus memeliharanya. Aku lalu membacakan baginya Ratapan 3 : 31-33. Rasul Paulus juga merasakan penyertaan Tuhan yang sangat luar biasa dalam hidup dan pelayanannya, karena itu ia menasehati Timotius untuk tetap semangat memberitakan Injil sekalipun mengalami ancaman.

doa : ya Tuhan peliharalah kami selalu jangan tinggalkan kami amin

Jumat, 16 Februari 2018

bacaan : Kisah Para Rasul 26 : 20-23

20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. 22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, 23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.”

Penderitaanku adalah Sarana Kesaksian tentang Yesus

Dituduh bersalah padahal tidak bersalah tentu sangat menyiksa batin. Ingin memberontak? Malah akan dibunuh sebab hanya seorang diri dan harus berhadapan dengan orang banyak, tua-tua Israel dan para penguasa. Itulah yang dialami oleh Paulus dalam tugas penginjilan nya di Kaisarea. Paulus sebenarnya diberi kesempatan oleh Raja Agripa untuk membela dirinya atas segala tuduhan itu, tapi Paulus justru menggunakan kesempatan itu untuk bersaksi tentang kemurahan Allah yang mengampuni, Allah yang penuh kuasa pakaian Allah yang menyelamatkannya dari ancaman kematian. Di hadapan Raja Agripa, Paulus tidak berbicara tentang kepentingan dirinya sendiri, tapi ia berbicara tentang Yesus yang menderita mati tetapi bangkit. Itulah strategi Paulus dalam bersaksi bahwa penderitaannya adalah sarana bersaksi tentang Yesus. Demikian juga dengan kita saat mengalami penderitaan apapun bentuk penderitaan itu, tidak perlu kita menguras energi untuk membela diri sebagai yang paling benar dan orang lain salah atau sebagai yang paling berjasa. Tetapi kita harus menemukan yang menceritakan tentang karya Allah yang menyelamatkan dalam setiap penderitaan itu. Apa kehendak Allah dan kebaikan Allah yang kita alami dalam penderitaan itu, sebab selalu ada alasan dan tujuan dari setiap penderitaan yang dialami. Bukankah Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang dikasihiNya? penderitaan itu memang menyakitkan, membingungkan tapi sebenarnya penderitaan itu sarat makna, bahkan sarat pesan Allah. Saat ini saudara menderita? tetaplah berbicara tentang Allah yang selalu hadir dalam setiap penderitaanmu kepada setiap orang yang bertanya.

doa Tuhan kami menderita tapi kami mau bersaksi tentang Injil Mu Amin

Sabtu, 17 Februari 2018

bacaan : 2 Korintus 6 : 1-10

Paulus dalam pelayanannya

Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. 2 Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, 5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; 7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

Kasih Karunia Allah lebih besar dari Penderitaanku

Dihina, dicela, dimaki, dipukul, dibunuh, itu sangat menyakitkan secara fisik maupun psikis, entah karna bersalah atau tidak bersalah. Siapa yang kuat menanggungnya? Seorang pejabat, pemimpin, raja, orang kaya sekalipun tak akan bisa menanggungnya. Sehingga yang selalu dilakukan adalah gigi ganti gigi, mata ganti mata atau saling membalas. Dalam kenyataannya, sikap saling membalas tidak pernah memberi keuntungan malah merugikan diri sendiri, keluarga  dan dalam hidup bersama dengan orang lain. Belajarlah dari pengalaman Paulus yang mengalami penderitaan karena memberitakan Injil Yesus. Dalam penderitaan Paulus selalu mengingat dan memahami Kasih Karunia Allah yang telah nyata di dalam Yesus. Didalam Kasih Karunia Allah itu ia mengalami keselamatan dan kesempatan hidup. Ketika dianggap sebagai penipu namun dipercayai, sebagai orang yang dihajar namun tidak mati, sebagai orang yang nyaris mati tapi sungguh hidup, dstnya. Kasih Karunia Allah telah membentuknya menjadi pelayan yang tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, sekalipun dalam penderitaan. Jadi, memang Kasih Karunia Allah lebih besar, lebih berharga dari berbagai penderitaan yang dialami Paulus. Sehingga bagi Paulus, hidup adalah untuk Kristus dan mati adalah keuntungan. Kita telah menerima Kasih Karunia Allah itu melalui iman kepada Yesus. Oleh Kasih Karunia Allah, kita beroleh kekuatan menjalani hari hidup yang penuh misteri, dan mengalami berbagai kepastian dari setiap gumulan dan Tanya kita tentang hari esok. Kasih Karunia Allah lebih besar dari penderitaan, karna itu Kasih Karunia Allah memberi makna bagi setiap penderitaan yang kita dialami. Jangan lari dari setiap penderitaan hidup.

Doa : Ya Tuhan, karna Kasih KaruniaMu, kami tidak mau menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tolonglah kami. Amin.

Sumber : Santapan Harian Keluarga, LPJ-GPM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *