Kegiatan Parenting diisi dengan Sosialisasi tentang Perilaku Menyimpang Bagi Anak Remaja dan Ortu
AMBON, jemaatgpmsilo.org
Salah satu program ikonik dari subseksi anak-remaja dan kateketsasi di Jemaat GPM Silo adalah Temu Orang Tua Anak dan Remaja (Parenting). Kegiatan ini menjadi sebuah media pertemuan antara orang tua bersama anak-remaja dan difasilitasi oleh pengasuh. Biasanya kegiatan parenting bermuatan masalah-masalah kekinian yang terjadi diseputar anak-remaja.
Untuk tahun 2019 ini, oleh Majelis Subseksi Anak-Remaja dan Kateketsasi bekerja sama dengan Majelis Subseski Kesehatan mencoba menggabungkan aktivitas parenting dengan Sosialisasi tentang Perilaku Menyimpang yang Berdampak pada Kesehatan dan Lingkungan bagi Anak-Remaja dan Orang Tua. Kegiatan gabungan ini dilaksanakan pada Minggu, 28 April 2019 pkl. 11.00 sampai selesai bertempat di ruang serba guna Gereja Silo.

Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Silo, Pdt. Jan Z. Matatula itu, menghadirkan 4 orang narasumber masing-masing :
- dr. Flora Viola dari Dinas Kesehatan Pemkot Ambon yang membahas tentang Penyakit HIV/AIDS dari sisi ilmu kedokteran.
- Andre Sopaltu dan Tim dari Yayasan Pelangi yang membahas lebih jauh tentang Strategi Penanggulangan HIV/AIDS.
- dr. Elka Anakotta (phisikolog) yang berbicara banyak tentang Remaja dan Penyimpangan Perilaku; dan
- Dr. Nancy Souisa dari Universitas Kristen Indonesia Maluku yang melihat sisi Pembinaan Remaja Kristen.

Penyajian materi yang dilakukan secara panel tersebut sangat sarat dengan informasi dan pengetahuan berharga bagi anak-remaja, juga orang tua. Kegiatan ini telah memberikan dampak dan manfaat yang sangat berarti bagi para peserta supaya memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai, sehingga diharapkan akan timbul kepekaan dan kewaspadaan terhadap lingkungan pergaulan. Hal itu disampaikan oleh Pnt. Nn. S. Loppies selaku Majelis Subseksi Anak-Remaja dan Kateketsasi, ketika ditanyakan apa manfaat penting yang diperoleh dari kegiatan dimaksud.
“…yang menarik adalah cerita pengalaman pribadi beberapa volunteer/sukarelawan dari Yayasan Pelangi tentang keterlibatan mereka dalam dunia HIV/AIDS, dan itu sangat menginspirasi serta menjadi bahan pembelajaran penting untuk anak-anak kita. Itu bukan cerita yang dibuat-buat, tetapi berdasarkan pengalaman empirik yang mereka alami sendiri. Dan itu memotivasi seluruh peserta, baik anak-remaja maupun orang tua untuk menghindari diri dari perilaku menyimpang. Saya pikir itu point terpenting yang dapat dari kegiatan kita di hari ini…” tandas Loppies.
Berdasarkan catatan absensi yang masuk, peserta mencapai 81 orang, sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan dalam rancangan program/kegiatan. [BK]